Aku Percaya Kepada Allah, Bapa Yang Mahakuasa, Khalik Langit Dan Bumi

Pengakuan Iman Rasuli

Aku Percaya Kepada Allah, Bapa Yang Mahakuasa, Khalik Langit Dan Bumi

31 October 2022

Pengakuan Iman Rasuli dimulai dengan kalimat “Aku Percaya Kepada Allah”. Iman Kristen adalah iman yang berdasarkan kepercayaan akan adanya Allah. Ini adalah fondasi paling dasar yang membagi seluruh agama, filsafat, dan kepercayaan menjadi dua kelompok besar. Kelompok pertama yang percaya adanya Allah sebagai keberadaan yang paling ultimat, dan kelompok kedua yang tidak percaya Allah ada, dan kalaupun ada, Ia bukan keberadaan yang ultimat. Sehingga kekristenan berada di tengah-tengah dunia sebagai iman yang mengakui keberadaan Allah. Maka perdebatan mengenai keberadaan Allah bukan lagi menjadi isu di dalam iman Kristen. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa pengetahuan akan Allah sudah dengan jelas dinyatakan dalam seluruh ciptaan, tetapi orang-orang berdosa menindas pengetahuan ini dan dengan bodohnya menyatakan bahwa Allah tidak ada. Jelas bahwa isu utamanya bukan keberadaan Allah tetapi ketidaktaatan hati manusia. Para pemberontak yang berusaha untuk menindas kebenaran yang sejati dan menggantinya dengan kepalsuan. Di saat kita mengucapkan “Aku percaya kepada Allah”, maka kita harus menyadari bahwa kita sedang bersaksi di tengah dunia yang terus berusaha untuk memberontak kepada Allah, bahwa kita adalah umat yang percaya akan keberadaan Allah. Ini berarti kita harus siap untuk mempertanggungjawabkan iman kita, ketika orang tidak percaya mempertanyakannya.
Allah yang kita percaya adalah Allah yang berpribadi. Konsep ini berbeda dengan kepercayaan lain yang mempercayai Allah sebagai keberadaan yang non-pribadi. Beberapa contohnya adalah mitologi Yunani kuno yang percaya keberadaan paling ultimat adalah nasib, contoh yang lain adalah agama Buddha yang percaya bahwa keberadaan yang paling ultimat adalah nirwana, yang di dalamnya tidak ada apa-apa (nothingness). Kedua contoh ini percaya bahwa keberadaan yang paling ultimat adalah keberadaan yang tidak berpribadi.
Kalau kita percaya kepada Allah yang berpribadi, maka iman kita adalah iman yang bersifat relasi. Saat kita menjalankan ibadah maupun kehidupan ini, kita sedang menjalankannya di dalam relasi dengan Allah. Oleh karena itu ibadah kita adalah ibadah yang hidup, karena kita sedang berelasi dengan Allah yang hidup dan berpribadi.
Allah bukan saja berpribadi tetapi Ia juga absolut karena Ia Mahakuasa. Inilah Iman Kristen yang percaya kepada “Allah, Bapa yang Mahakuasa”. Allah kita bukanlah berhala yang dipersonifikasi. Ia adalah Allah yang hidup dan berkuasa. Sebagai manusia, kita tidak bisa seenaknya mengendalikan Allah, kita juga tidak bisa menipu Allah dengan segala muslihat, karena Ia adalah Allah yang berkuasa dan absolut. Oleh karena itu saat berelasi dengan Allah, kita harus menghormati dan mengagungkan Allah yang Mahakuasa.
Allah Yang Mahakuasa ini bukanlah Allah yang tinggal diam di dalam takhta-Nya, tetapi Ia adalah Allah yang berkarya. Pekerjaan Allah yang pertama adalah Penciptaan. Ia adalah “Khalik Langit dan Bumi”. Dari kalimat ini, kita makin jelas mengenal siapa Allah. Ia adalah Allah yang berpribadi, Mahakuasa, dan Ia juga adalah Pencipta kita. Ia adalah sumber dari seluruh keberadaan di alam semesta ini. Baik ruang maupun waktu, alam maupun manusia, masa lalu, sekarang, maupun masa depan, semua Tuhan ciptakan. Ia adalah Allah Sang Pencipta yang membuat segala sesuatu menjadi ada. Ia bukan Allah yang dikendalikan oleh nasib seperti mitologi yunani, tetapi Ia adalah Allah yang mengendalikan segala sesuatu. Ia juga bukan Allah yang muncul dari ketidakberadaan seperti buddhisme, tetapi Ia adalah Allah yang menjadikan segala sesuatu dari ketiadaan, dan menjadikan yang ada menjadi tidak ada. Ia adalah Allah Yang Mahakuasa.
Iman Kristen tidak berhenti dengan mempercayai Allah Sang Pencipta saja, tetapi Ia juga Allah yang menopang seluruh keberadaan. Sehingga Ia bukan Allah sang pembuat jam, lalu meninggalkan jam itu berjalan di dalam mekanismenya. Tetapi Ia menciptakan dan juga menopang. Seluruh jalannya sejarah alam semesta ini berada di tangan-Nya. Ia campur tangan di dalam setiap peristiwa yang terjadi di dalam sejarah, saat ini maupun yang akan datang.
“Aku Percaya Kepada Allah, Bapa Yang Mahakuasa, Khalik Langit Dan Bumi”. Biarlah melalui pernyataan ini kita makin menghormati dan mengagungkan Dia sebagai Allah Sang Pencipta yang Mahakuasa. Serta kita juga dengan tegas dan berani menyatakan siapa Allah yang kita percayai sebagai orang Kristen. (SL)