Bekerja dan Bersukacita

Christian Life

Bekerja dan Bersukacita

8 July 2019

Bacaan: Kejadian 2:8, 15

Ada begitu banyak taman yang indah di dunia ini. Tidak sedikit orang yang rela menghabiskan uangnya untuk bisa menikmati momen melihat keindahan-keindahan terbaik di sekeliling dunia ini bukan? Tetapi apakah kita pernah sadar bahwa ada satu taman yang pastinya merupakan taman paling indah yang pernah ada di dunia? Taman apa itu? Taman Eden tentunya. Eden sendiri artinya adalah sukacita dan kenikmatan.

Alkitab mencatat bahwa Tuhan sendirilah yang membuat taman itu (Kej. 2:8). Rancangan dan kelengkapan taman ini adalah hasil dari karya langsung hikmat serta kuasa Allah. Tumbuhan di taman ini ditanam oleh Tuhan sendiri, yaitu pada hari ketiga penciptaan ketika buah-buahan sudah dihasilkan dari tanah. Kita boleh percaya bahwa taman ini pastilah tempat yang paling sempurna dan menyenangkan di bawah langit! Allah yang Maha-Mencukupi itu merancangnya sendiri untuk memberikan kebahagiaan dan kenikmatan (sesuai namanya) kepada makhluk cipataan-Nya yaitu manusia yang belum berdosa. Tidak ada kesenangan yang bisa memuaskan jiwa kita selain daripada apa yang Tuhan telah sediakan. Tidak ada Firdaus sejati, kecuali yang ditanam oleh Allah.

Sebagaimana Allah telah menempatkan manusia di Taman Eden yang penuh dengan kesenangan, maka sudah sepatutnya kita menjadi hamba-Nya dengan sukacita dan gembira hati. Tetapi tunggu dulu, mari kita bergerak ke Kejadian 2:15 dan melanjutkan perenungan kita. Pada ayat ini, kita melihat ada 2 kata kerja untuk Allah (mengambil dan menempatkan) dan 2 kata kerja untuk manusia (mengusahakan dan memelihara). Kita melihat ternyata manusia itu dibentuk di luar taman itu, sesudah dibentuk baru Allah menempatkan manusia di dalamnya. Kata mengambil menunjukkan perubahan posisi dari di luar menjadi di dalam. Sebelum manusia ditempatkan, mereka tinggal di luar supaya mereka bisa sadar bahwa semua kenyamanan di taman itu diperoleh hanya oleh berkat Tuhan yang cuma-cuma. Tidak ada usaha manusia sedikit pun agar bisa masuk ke Eden. Demikian semua kebaikan yang manusia alami bukan karena perbuatan tapi hanya karena anugerah. Demikian juga pekerjaan apa pun yang kita saat ini sedang kerjakan, itu semua adalah diberikan Tuhan dan bukan karena kehebatan diri kita. Pemahaman ini seharusnya membuat kita makin rendah hati.

Hal terakhir yang bisa kita cermati adalah tujuan manusia ditempatkan di taman yang mahasempurna itu bukan untuk menikmatinya tok! Tuhan menempatkan manusia di sana untuk mengusahakan dan memeliharanya, untuk dihias dan diurus. Ini artinya kerja! Bukan santai-santai! Tidak seorang dari kita yang dihadirkan di dunia ini untuk bermalas-malasan. Tuhan memberikan tubuh (mata, tangan, kaki, dan lain-lain) dan jiwa (ide, perasaan, konsep keindahan, dan lain-lain) kita secara utuh agar kita bisa bekerja dengan maksimal. Orang di dunia selalu berpikir bagaimana caranya agar mereka bisa mencapai kenikmatan tertinggi dengan stop bekerja, sebaliknya Alkitab mengajarkan bahwa Adam di dalam kenikmatan tertinggi inilah justru dipanggil untuk bekerja.

Sukacita yang sejati hanya terdapat di dalam panggilan manusia yang diberikan oleh Tuhan. Tugas Adam sama sekali bukan menjadi beban melainkan justru menambah kesenangan di Taman Eden itu. Ia tidak akan bahagia seandainya hanya hidup bermalas-malasan. Dosa mengaburkan konsep ini. Tetapi marilah kita sebagai umat Allah yang telah ditebus oleh darah Yesus dari dosa mampu kembali kepada konsep awal mengenai pekerjaan dan sukacita. Mari kita belajar praktikkan ini selama kita di dunia. Walau kita hidup di dunia yang tercemar dan tidak mungkin sempurna, mari kita berjuang menyaksikan sorga di dunia ini melalui pekerjaan kita. Kelak di Eden yang baru nanti kita akan mengalami kebahagiaan sempurna di dalam kemuliaan. Dan di sana juga kita akan tetap melakukan hal yang sama: bekerja dan bersukacita! (AMM)