Setiap orang Kristen dipanggil untuk bersaksi bagi Kristus. Ini artinya kita harus menyatakan apa yang benar dalam hidup sehari-hari. Mudah untuk diucapkan dan dituliskan, tetapi hal ini sangat sulit untuk dilakukan pada kenyataannya. Kenapa sulit untuk dilakukan? Karena dunia yang berdosa tidak suka dengan kebenaran. Oleh sebab itu, jika kita mencoba menyatakan yang benar, dunia akan membenci kita dan konflik pasti akan muncul.
Hari ini banyak sekali filsafat, ideologi, semangat zaman, dan praktik-praktik yang bertentangan dengan ajaran Alkitab. Misalnya saja isu LGBTQIA+ yang makin dikumandangkan dan semangat “My Body, My Life, My Rights, My Choice” yang makin diperjuangkan. Melihat dunia yang makin keras menyerukan semangat ini, bagaimana respons kita sebagai orang Kristen? Apakah kita juga dengan aktif menyuarakan suara Tuhan menanggapi isu-isu tersebut? Apakah kita berani menegur mereka yang sedang melawan kebenaran Tuhan? Jika iya, maka kita pasti akan berkonflik dengan mereka. Dan konflik ini sering kali mendatangkan kesulitan yang besar bagi kita. Kesulitan tersebut dapat berupa penghinaan, intimidasi, ancaman, penganiayaan, dan bahkan nyawa sebagai taruhannya. Maka, ketika kita mau bersaksi bagi kebenaran, pertanyaan besar yang menanti kita adalah, apakah kita rela menanggung kesulitan-kesulitan yang mungkin akan menimpa diri kita?
Banyak orang rela menanggung kesulitan asalkan nantinya mendatangkan keuntungan. Ya, setidaknya nanti diri kita diuntungkan. Namun, sungguh sedikit orang yang rela menanggung kesulitan demi kebenaran dan demi Tuhan, karena tidak ada jaminan bahwa mereka akan makmur di dunia ini. Hanya orang Kristen, yang matanya tertuju pada dunia baru yang akan datang, yang rela dan bahkan tidak menyayangkan nyawanya untuk bersaksi bagi kebenaran.
Lagipula, jika Tuhan Yesus saja tidak menyayangkan diri-Nya untuk kita, mengapa kita begitu mengasihani diri? Ketika Tuhan sudah memberikan diri-Nya untuk kita, mengapa kita tidak rela memberikan hidup kita kepada Dia? Jikalau kita sudah sepenuhnya rela memberikan hidup kita untuk Dia, maka kita pasti juga rela menanggung kesulitan-kesulitan yang mungkin muncul ketika kita bersaksi bagi kebenaran.
Sudah siapkah kita bersaksi bagi kebenaran? Sudah siapkah kita menanggung kesulitan yang akan tiba dalam hidup kita? Kiranya Tuhan berbelaskasihan dan memberikan kekuatan kepada kita. (SI)