Bukan Soal Hinaannya, Tetapi Untuk Apa?

Christian Life

Bukan Soal Hinaannya, Tetapi Untuk Apa?

8 March 2021

Sepanjang kita hidup di dunia ini, acap kali berbagai ucapan yang tidak sedap didengar telinga sangat mungkin kita dengar. Sering kali jika pernyataan hinaan ditujukan kepada kita, rasanya sulit sekali untuk dibiarkan dan kita perlu memberi penjelasan, setidaknya supaya orang yang sedang melontarkan hinaan itu tahu, ukuran yang dia pakai tidak memenuhi syarat cukup untuk menghina kita yang “agung” ini. Namun, seharusnya bagaimanakah kita menyikapi hinaan yang ditujukan kepada kita? Di 2 Samuel 16:5-14 kita bisa melihat bagaimana sikap Daud saat ia bertemu dengan Simei, orang Benyamin itu. Perhatikan bahwa Simei bukan hanya menuturkan kutukan namun juga sambil melempari Daud dan orang-orang yang bersamanya dengan batu. Tindakan yang dilakukan Simei bukanlah suatu hal yang pantas karena ia bukan hanya sedang menghina seorang raja namun juga sedang menghina “seorang raja yang diurapi Tuhan”. Seperti kata Abisai (ay. 9) Simei memang layak untuk mati dan Abisai hendak membunuh dia. Tentu saja Daud dan orang-orang yang bersamanya mampu melakukan hal tersebut, namun Daud tidak melakukannya. Ayat 10 menjelaskan bagaimana Daud menaruh segala sesuatunya di dalam Tuhan dan menaruh percayanya kepada Tuhan, “…biarlah ia mengutuk! Sebab apabila TUHAN berfirman kepadanya; kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: mengapa engkau berbuat demikian?” Adakah kita sanggup mengulangi perkataan Daud ini dalam hati kita sebelum kita mempersoalkan berbagai tuduhan dan hinaan yang kita terima? Atau mampukah kita dengan jujur juga mendengarkan hinaan itu dan mengoreksi diri kita sendiri jika memang kita telah melakukan sesuatu di luar dari apa yang seharusnya kita lakukan di hadapan Tuhan?

Bukan hanya dari Daud kita bisa meniru keteladanannya, tetapi mari kita tengok Tuhan kita Yesus Kristus. Siapakah orang terbesar sepanjang sejarah? Yesus. Siapakah orang teragung sepanjang sejarah? Yesus. Siapakah orang yang paling tidak melakukan kesalahan? Yesus. Namun Yesus juga dengan taat menjalani penderitaan yang Ia harus terima demi kita dan menanggung berbagai hinaan serta tuduhan yang diberikan kepada-Nya demi keselamatan umat yang telah dipilih Bapa. Yesus telah menggantikan manusia yang berdosa dan menerima segala hukuman dan penderitaan yang seharusnya diterima oleh orang-orang berdosa. Kisah Para Rasul 8:32 menuliskan: “Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya.” Yesus tidak melakukan pembelaan bagi diri-Nya dan bahkan tidak balik menyerang mereka yang menghina diri-Nya sekalipun Ia sanggup melakukannya. Tetapi di sisi lain kita juga melihat bagaimana Yesus menegur seorang penjaga yang menampar-Nya saat Yesus diadili di hadapan Imam Besar. Teguran Yesus bukan untuk membela diri-Nya tetapi untuk menyatakan kebenaran. Dari sini kita bisa mempelajari bahwa ada waktu penghinaan yang tiba ke diri kita yang tidak perlu kita merespons, tetapi ada waktu ketika itu harus menyatakan kebenaran, maka kita tidak boleh diam seribu bahasa.

Mari kita meminta pertolongan Tuhan untuk merespons setiap penghinaan yang datang kepada kita dengan bijaksana, agar kebenaran makin nyata melalui hidup kita. (ENS)