“Forgive and Forget”, sebuah frasa atau istilah yang sering kita dengar. Sebagian kita mungkin setuju dengan istilah tersebut atau bahkan berusaha menerapkannya dalam kehidupan kita. Kita berpikir ketika seseorang berbuat salah kepada kita, maka kita cukup memaafkan dan melupakannya saja, lalu masalah tersebut sudah beres. Atau ada juga yang memakai istilah, “I forgive, but not forget.” Sebagian orang juga percaya bahwa dia bisa memaafkan tanpa melupakannya. Jadi, “forgive and forget” atau “forgive, but not forget”, mana yang benar?
Pertama, “forgive and forget”, ini tidak mungkin bisa terjadi karena saling berkontradiksi. Seseorang tidak mungkin mengampuni dengan melupakan dosa atau kesalahan. Kalau lupa dosanya, apa yang harus diampuni? Kecuali orang itu memang denial atau menderita demensia, maka sangat mungkin dia lupa secara pasif. Sama halnya dengan istilah “forgive, but not forget”. Manusia tidak mungkin mengampuni kalau dia terus ingat akan dosa orang lain. Sudah jelas ini saling berkontradiksi.
Dalam buku berjudul “From Forgiven to Forgiving”, Jay E. Adams menuliskan konsep penting mengenai pengampunan yang penting dari Alkitab. Apa itu pengampunan? Adams mengutip Yesaya 43:25, Ibrani 10:17, dan Ibrani 8:12; Tuhan mengatakan bahwa Dia tidak akan lagi mengingat dosa umat-Nya. Atau dalam bahasa Inggris terjemahan ESV, I will not remember your sins. Kenapa Tuhan memakai istilah “I will not remember your sins”? Karena mengampuni seharusnya merupakan tindakan yang aktif. Ketika disakiti, melupakan adalah tindakan pasif dan tidak mungkin dilakukan. Mengingat-ingat pun ini tindakan pasif. Sedangkan berusaha tidak mengingat, ini adalah tindakan aktif. Inilah pengampunan dari Allah bagi manusia. Walaupun Dia tahu kita berdosa, Dia secara aktif tidak lagi mengingat dosa kita oleh karena penebusan Kristus.
Prinsip pengampunan orang Kristen berbeda dari agama mana pun. Melalui darah Kristus yang tercurah, Allah terus secara aktif mengampuni kita dengan tidak mengingat-ingat dosa umat-Nya. Maka sebagai orang Kristen, kita yang sudah diampuni oleh Tuhan, seharusnya juga belajar untuk mengampuni orang lain dengan tidak lagi mengingat-ingat akan dosa mereka supaya mereka pun boleh mengenal kasih yang aktif dari Allah kita. (SW)
*Mazmur 130:3 “Jika Engkau, ya Tuhan, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan?”