Gereja yang Kudus dan Am, Persekutuan Orang Kudus (2)

Pengakuan Iman Rasuli

Gereja yang Kudus dan Am, Persekutuan Orang Kudus (2)

30 January 2023

Gereja yang Am (The Catholic/Universal Church). Kata “katolik/am/universal” tidak identik dengan Gereja Katolik Roma, karena kata ini menyingkapkan makna kesatuan gereja sebagai tubuh Kristus. Seperti yang Paulus katakan di 1 Kor 1:2, “kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di segala tempat”. Hal ini menyatakan bahwa universalitas gereja bukan karena gedung yang sama, organisasi yang sama, maupun denominasi yang sama. Tapi ada kesamaan di dalam iman kepada Yesus Kristus.
Tapi, bukankah di abad ke-21 ini, ada begitu banyak denominasi gereja yang mengaku percaya kepada Kristus? Bagaimana kita dapat mengenal gereja yang layak disebut sebagai gereja yang universal? Seorang reformator abad ke-16 dari Skotlandia, John Knox menyebutkan tiga tanda apakah gereja tersebut dapat disebut sebagai gereja yang am. Tiga tanda itu, antara lain, pengajaran akan kebenaran firman Tuhan (1 Tim 4:16); pelaksanaan dua sakramen kudus yaitu baptisan (Mat 28:19) dan perjamuan kudus (Luk 22:15-20); dan disiplin gereja (Tit 3:10). Tanda-tanda ini sangat penting untuk kita pahami supaya gereja Tuhan tetap dapat mengevaluasi diri hari demi hari. Selain itu, kita juga dapat menerima dengan tangan terbuka denominasi lainnya, asalkan gereja tersebut tetap memperlihatkan kesetiaan pada firman Tuhan, sakramen, dan disiplin gereja.
Kata am atau universal di sini juga berbeda dengan istilah “oikoumene” yang biasanya dipadankan dengan gereja oikumene maupun persekutuan oikumene di kampus-kampus. Mereka juga menggembar-gemborkan komunitas umat Tuhan yang universal, tidak memandang suku dan ras, dan tidak membeda-bedakan denominasi. Lebih ekstrimnya lagi mereka bahkan menerima apa saja teologi yang masuk ke dalam komunitas tersebut. Bagi mereka yang terpenting menjadi komunitas yang “universal” bagi banyak orang. Tidak peduli teologinya seperti apa, yang penting berada di dalam satu komunitas yang “sama”. Hal ini tentu sangat berbahaya. Kesamaan yang dibangun hanyalah kesamaan yang semu. Kesamaan yang makin mengaburkan identitas sebagai gereja Tuhan. Tanpa adanya identitas yang jelas ini, maka komunitas tersebut makin sulit untuk bertumbuh.
Maka kita perlu kembali kepada apa yang Alkitab katakan bahwa kesamaan umat Tuhan terletak pada iman yang sama di dalam Kristus. Untuk mencapai kesamaan itu kita perlu menggali, mengerti dan mengoreksi diri sesuai kebenaran firman Tuhan. Walaupun harus diakui di dalam relasi sering terjadi perdebatan, perselisihan hingga berlanjut pada perbedaan teologi. Tetapi hal itu tidak menjadi alasan untuk kompromi dan mengabaikan kebenaran yang seharusnya diperjuangkan. Selama perbedaan itu tidak melenceng dari kebenaran Alkitab, maka kita harus membuka diri seluas-luasnya di dalam membangun relasi umat Tuhan. Hal yang paling penting di dalam gereja adalah semangat yang sama untuk terus dikoreksi oleh firman Tuhan. Gereja yang universal berarti sama-sama mengutamakan kebenaran firman Tuhan di atas kepentingan kelompok tertentu. (TP)