Hayang Untung Kalah Buntung

Devotion

Hayang Untung Kalah Buntung

3 July 2023

Peribahasa Sunda ini artinya bukannya meraih keuntungan, malah mengalami kerugian. Inilah yang dialami oleh orang-orang yang tertipu investasi bodong. Mau untung malah buntung. Kadang apa yang menurut kita suatu keuntungan pada akhirnya bisa jadi suatu kerugian. Demikian juga dengan Gehazi, pelayan Elisa. Elisa tidak mau menerima pemberian Naaman, untuk menunjukkan bahwa anugerah Tuhan tidak dapat dibeli dan dinilai dengan uang. Tetapi Gehazi menginginkan harta tersebut untuk dirinya sendiri dan dia mendapatkannya dengan menipu. Singkat cerita Gehazi dihukum sakit kusta bahkan sampai keturunannya. Alkitab berisi banyak kesaksian bagaimana Tuhan memberikan berkat (makanan, materi, kesehatan, keturunan, nyawa, dll.) kepada mereka yang setia dan memberikan kutuk kepada mereka yang berbuat jahat.
Bagaimana seharusnya kita menilai keuntungan dan kerugian? Secara natur kita akan menggunakan prinsip ekonomi, yaitu dengan pengorbanan sekecil mungkin mendapat hasil sebesar mungkin. Maka tidak heran jika restoran yang biasanya sepi, mendadak antriannya mengular ketika ada promo buy 1 get 1. Seseorang mungkin memilih untuk menyontek, mencuri, berbohong, malas demi kemudahan, kenyamanan, dan kenikmatan. Umumnya kita lebih fokus kepada apa yang kita bisa dapatkan di here and now, daripada there and forever.
Di Filipi 3 Rasul Paulus menjelaskan apa yang menjadi tujuan hidup manusia. Rasul Paulus mengingatkan kita agar waspada terhadap kebenaran palsu tentang hal-hal lahiriah. Dia mencontohkan dirinya sebagai orang Israel yang “super untung” karena sejak lahir menaati segala hukum Taurat, menjadi Farisi, giat memburu orang Kristen (sebelum bertobat), bahkan memiliki kewarganegaraan Romawi secara kelahiran. Tetapi kini Rasul Paulus mengatakan bahwa keuntungan duniawi adalah kerugian dan seperti sampah jika dibandingkan dengan keuntungan sorgawi. Pengenalan akan Yesus Kristus sebagai Tuhan; dibenarkan melalui iman; mengalami kuasa kebangkitan-Nya; ikut dalam penderitaan-Nya bahkan sampai mati; adalah jauh lebih mulia. Inilah yang menjadi tujuan hidup Paulus here and now demi memperoleh mahkota sorgawi there and forever with God.
Nyawa adalah hal terpenting bagi hidup seorang manusia, bukan apa yang ditambahkan kepadanya. Bagi kita, apakah hidup itu selamat dalam realitas sorgawi lebih penting daripada semua yang keren dalam realitas duniawi? Kita tahu, bahwa seluruh kekayaan dunia tidak dapat ditukar dengan satu nyawa manusia. Kita tidak dapat mengabdi kepada Allah dan mamon (uang) (Mat. 6:24). Syarat dan ketentuan untuk menjadi murid-Nya adalah menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikut-Nya dalam segala hal dan dalam keadaan apa pun, bahkan sampai harus mati sekalipun. Alkitab mengatakan bahwa hanya murid yang setia akan masuk ke rumah-Nya.
Mari nyatakan kita beriman kepada Tuhan, Sang Pemberi Hidup, dengan perbuatan sehari-hari yang sepadan dengan kebenaran-Nya. Dengan demikian, hidup kita menjadi kesaksian bagi banyak orang bahwa kita benar-benar sudah mendapatkan harta yang paling berharga dan kita menikmatinya dengan sukacita. (YVW)