Humility, Obedience, and Suffering

Christian Life

Humility, Obedience, and Suffering

13 June 2022

Bacaan: Filipi 2:5-11

Tuhan Yesus adalah Allah sejati, bertakhta dalam kemuliaan-Nya di atas singgasana sorga. Namun Dia rela melepaskan semua itu, tidak menganggap kesetaraan-Nya dengan Allah harus dipertahankan, Dia mengosongkan diri-Nya, datang ke dalam dunia ciptaanNya yang sudah jatuh ke dalam dosa. Bukan hanya itu, Kristus datang merendahkan diri-Nya sebagai hamba dan bahkan mati di kayu salib. Semua itu dijalankan-Nya karena kerelaan-Nya taat kepada kehendak Bapa di sorga, untuk menyelamatkan manusia berdosa. Nats ayat yang kita baca hari ini menggambarkan kerendahan hati Yesus yang direfleksikan-Nya melalui ketaatan-Nya yang mutlak kepada Allah Bapa; dan di dalam ketaatan-Nya itu Yesus harus menjalani penderitaan demi penderitaan hingga mati di atas kayu salib. Apakah selesai sampai di situ? Ternyata tidak. Oleh karena kerendahan hati dan ketaatan-Nya yang mutlak itulah, Allah Bapa kemudian meninggikan Anak-Nya. Kristus bangkit! Kristus dimuliakan, dan segala lidah akan mengaku Yesus Kristus adalah Tuhan! Amin.

Itulah teladan yang Kristus berikan bagi kita umat tebusan-Nya: rendah hati, taat, dan siap menjalani penderitaan demi penderitaan oleh karena ketaatan tersebut. Ironinya, di dalam kehidupan kita, kita justru ingin menghindari tiga hal tersebut. Kita enggan menjadi orang yang rendah hati yang terpancar keluar melalui ketaatan kita kepada firman Tuhan. Kerendahan hati kita cenderung semu, hanya tampak luar, secara fisik. Kita enggan menaati firman Tuhan ketika kita anggap itu merugikan kita. Kita enggan mengalami penderitaan oleh karena ketaatan tersebut.

Kristus menjalani ketaatan-Nya kepada Bapa di sorga hingga mati di kayu salib. Di mata dunia, hal tersebut adalah tindakan yang sangat bodoh. Namun seperti yang sudah dijelaskan di atas, apa yang dikerjakan Yesus tidaklah berhenti di situ. Kita tahu bahwa Kristus bangkit. Maut dikalahkan-Nya dan Allah pun meninggikan-Nya dan mengaruniakan-Nya Nama di atas segala nama. Dalam Nama Yesus bertekuk segala yang di atas bumi dan di bawah bumi, dan segala lidah mengaku Yesus Kristus adalah Tuhan!

Marilah kita meneladani Dia yang sudah lebih dulu menyerahkan nyawa-Nya bagi kita. Kiranya Allah menguatkan kita. (DS)