Jangan Membunuh

Pasif atau Aktif?

Jangan Membunuh

29 June 2020

Keluaran 20:13-17

“Jangan membunuh!” Setiap orang Kristen pasti paham kalimat tersebut. Kita bahkan tidak ragu meneriakkan “Amin” terhadap perintah tersebut. Wajar saja, mayoritas manusia normal pasti tidak pernah membunuh siapa pun. Memegang pisau saja kita gemetaran, apalagi menusukkan itu kepada orang lain. Jika perintah “Jangan Membunuh” hanya sekadar perintah untuk tidak melakukan pembunuhan secara fisik, untuk apa lagi perintah ini digaungkan di zaman ini. Apalagi kita masuk ke abad ke-21 yang tidak lagi melihat perang fisik maupun pembunuhan sebagai bagian dari kebiasaan hidup kita. Sehingga kita perlu memperluas wawasan kita bagaimana menghadirkan Hukum Taurat ini tetap relevan di dalam kehidupan kita sehari-hari.

Harus diakui bahwa kata “jangan” pada perintah tersebut membuat kita gagal memahami makna yang seharusnya. Hal ini dikarenakan kata “jangan” cenderung bersifat negatif dan pasif. Kita hanya perlu diam dan tidak perlu melakukan apa pun dan seolah-olah sudah “menaati” perintah tersebut. Hal inilah yang dikoreksi oleh Tuhan Yesus melalui khotbah di bukit. Hukum ke-6 bukan dimengerti sebagai perintah yang sifatnya pasif, melainkan harus bersifat aktif. Seperti yang Tuhan Yesus katakan mengenai rangkuman seluruh Hukum Taurat yaitu “kasihilah Tuhan Allahmu dan sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”. Kalimat tersebut jelas menunjukkan tindakan aktif untuk menyatakan cinta kasih kepada sesama kita. Sehingga ketika kita berbicara bagaimana menaati hukum ke-6, maka orang Kristen perlu menghadirkan kasih dan sukacita dari Allah bagi orang-orang di sekitar kita.

Wabah Covid-19 yang terjadi saat ini harusnya menjadi wadah bagi setiap orang Kristen untuk menjalankan hukum ke-6 ini. Tetapi apa yang kita lakukan? Kita justru terdikte oleh berbagai ketakutan yang tidak beralasan dan informasi yang simpang siur. Kita tidak lagi menjadi orang Kristen yang dipimpin oleh firman, melainkan oleh ketakutan dan rasa cemas yg berlebihan. Jika kita ingin sungguh-sungguh menjalankan perintah “Jangan Membunuh”, buka mata lebar-lebar, lihatlah orang-orang di sekitar kita, dan beri perhatian kepada mereka. Allah telah menyatakan kasih-Nya yang besar kepada kita, sudah selayaknya kita juga menyatakan kasih itu kepada orang-orang di sekitar kita. Supaya nyata kasih Allah hadir di dalam hidup kita. Dunia dapat melihat bahwa masih ada pengharapan dan cinta kasih melalui kehidupan orang Kristen. Melalui pandemi ini, mari kita sekali memohon pimpinan Tuhan. Apa yang menjadi kehendak-Nya yang harus kita jalankan di tengah situasi seperti. Meminta pertolongan dari Tuhan supaya kita dapat peka terhadap situasi di sekitar kita. Sehingga kita dapat menjalankan perintah “Jangan Membunuh” tidak secara pasif, melainkan dengan aktif menghadirkan kasih Allah bagi dunia yang sedang mengalami keputusasaan. (TP)