Lack of Faith

Christian Life

Lack of Faith

25 April 2022

Bacaan: Kejadian 25:19-34

Yakub adalah salah satu  tokoh di dalam Alkitab yang dicatat memiliki kekurangan iman di dalam menunggu penggenapan janji Allah. Yakub tidak sabar menanti penggenapan janji Allah yang telah Allah berikan sejak ia dalam kandungan. Allah mengatakan kepada Ribka, ibu Yakub, sejak Yakub masih dalam kandungan, “Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda” (Kej. 25:23). Ketika Allah berjanji, Allah pasti menggenapinya. Sayangnya, Yakub “mendahului” Allah dalam meraih hak kesulungan dengan caranya sendiri. Dengan kelicikannya, Yakub meraih hak kesulungan dengan memanfaatkan kelemahan Esau, kakaknya, yang tidak menghargai hak kesulungannya. Esau menukarkannya dengan semangkuk sup kacang merah.

Memang benar, Esau sendirilah yang mau menukarkan hak kesulungannya dengan semangkuk sup kacang merah, tetapi di sisi lain Yakub dengan ambisinya dan ketidaksabarannya menunggu, serta tidak tunduk kepada cara dan waktunya Tuhan mendapatkan hak kesulungan tersebut. Yakub memang berhasil mendapatkan hak kesulungan dengan caranya. Namun akhirnya dia harus melarikan diri dari kejaran Esau karena Esau merasa ditipu olehnya.

Bukankah dalam keseharian kita, kitapun melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Yakub? Kita percaya akan janji Allah. Kita percaya bahwa masa depan kita dalam lindungan tangan Tuhan. Tetapi ketika kita menghadapi kenyataan yang ada di sekitar kehidupan kita, kemudian kita ragu menaruh iman kita sepenuhnya kepada penyertaan Allah. Kekurangpercayaan kita kepada Allah membuat kita memakai cara kita sendiri untuk menolong diri kita sendiri. Pertolongan diri nantinya justru menjadi bumerang, masalah baru, buat kita.

Mari kita sekali lagi mengamini, bahwa Allah tidak pernah salah dalam memimpin umat-Nya. Sama seperti Allah memimpin Yakub dan mendidiknya hingga Yakub kemudian tunduk kepada kehendak Allah, marilah kita belajar dari hari ke hari untuk tunduk kepada cara, waktu, dan pimpinan-Nya. (DS)