Siapa yang tidak suka pada kenyamanan? Banyak orang di dunia suka dengan kenyamanan. Entah kenyamanannya didapatkannya melalui harta yang banyak, kesuksesan, travelling, tiduran di ranjang sepanjang hari, bermain game, atau apa pun yang membuat kita merasa nyaman. Bukan hanya orang dunia, bahkan banyak orang Kristen juga sangat suka dengan kenyamanan hidup.
Orang Kristen setidaknya juga terbagi menjadi tiga kubu. Yang pertama setuju dengan kenyamanan hidup, yang kedua tidak setuju dengan kenyamanan hidup, yang ketiga berada di tengah-tengah. Kubu yang setuju dengan kenyamanan hidup biasanya memiliki alasan bahwa Kristus sudah mati di atas kayu salib, sehingga segala kesulitan sudah diambil oleh Kristus. Maka mereka akan berkata, “Untuk apa orang Kristen harus bekerja keras? Bukankah kerja keras justru menunjukkan pekerjaan Kristus menjadi sia-sia?” Sedangkan kubu yang tidak setuju dengan kenyamanan hidup mengatakan bahwa kerja keras itu justru bentuk ucapan syukur dari keselamatan yang sudah Kristus berikan. Kubu yang ketiga adalah orang Kristen yang moderat. Ciri-cirinya adalah biasanya mereka memilih-milih salib yang dipikul. Orang seperti ini hanya ingin melakukan pelayanan tertentu dan yang lain dianggap tidak harus baginya. Bahkan orang Kristen seperti ini biasanya merasa sudah cukup baik dan akan menghina orang lain yang bekerja terlalu keras karena dianggap ekstrem.
Saya tidak tahu Saudara berada dalam kubu yang mana. Akan tetapi ada satu yang pasti, Tuhan Yesus sendiri tidak pernah menuntut untuk hidup nyaman. Tuhan Yesus yang adalah Anak Allah, Raja segala raja, rela melepaskan segala “kenyamanan”-Nya di sorga dan turun ke dunia berdosa. Dia tidak menikmati kekayaan, kesuksesan, tidur sepanjang hari, kenyamanan apa pun dari dunia. Tuhan Yesus juga tidak memilih-milih salib mana yang Dia ingin pikul yang diberikan oleh Allah Bapa. Tuhan Yesus memiliki segala hak untuk hidup nyaman di dunia ini, tetapi Dia tidak menuntut hak-Nya. Dia lebih memilih untuk taat kepada kehendak Bapa; disiksa, ditelanjangi, dan mati di atas kayu salib. Semua ini Dia lakukan supaya manusia berdosa boleh datang kepada Allah Bapa.
Siapa yang berani mengatakan “Saya orang Kristen, saya pengikut Kristus,” tetapi dia mempertahankan hidup yang nyaman? Tuhan kita saja melewati hari-hari yang sengsara di dunia, apa hak kita menggenggam kenyamanan hidup kita?
Mari kita berpikir sejenak, apa arti menjadi orang Kristen? Mengapa kita menjadi orang Kristen? Apakah untuk dibebaskan Kristus untuk menikmati kenyamanan duniawi? Atau untuk menyangkal diri, memikul salib, dan mengikuti Kristus? (SW)