Penciptaan sebagai Saksi

Devotion

Penciptaan sebagai Saksi

22 April 2024

Suatu ciptaan mencerminkan siapa Penciptanya. Bila kita melihat pada Kejadian 1 dan 2, semuanya bermula dari Allah menciptakan dan diakhiri dengan Allah memberkati, sehingga kita tahu Allah adalah sang Pencipta segala yang ada. Setelah kita mendapatkan jawaban dari pertanyaan “siapa”, kita berhenti dan lebih memperhatikan detail-detail penciptaan yang sebenarnya tidak kalah penting. Hanya dengan mengetahui siapa pencipta seluruh alam semesta ini, kita tidak akan mengerti siapa Dia dan mengapa Dia menciptakan semua ini. Pesan-pesan ini sering kita lupakan. Tidak jarang kita mendengar dan setuju bahwa hari ke-6 adalah puncak dari penciptaan. Sesungguhnya, puncaknya itu adalah hari-7, yaitu saat Allah berhenti dari segala pekerjaan penciptaan itu dan memberkati ciptaan-Nya. Dengan ini, alasan tertinggi dari Allah menciptakan manusia, alam, dan segala isinya adalah untuk Tuhan menikmati ciptaan-Nya dan Allah dimuliakan oleh karena ciptaan adalah saksi dari Allah sendiri. Penciptaan bukan berpusat pada manusia, tetapi kepada Allah (theocentric). Hal ini digambarkan dengan jelas pada Yesaya 40:12-31.
Yesaya menuliskan pasal tentang penciptaan ini kepada Bangsa Israel yang hidup menderita karena banyaknya ancaman dari bangsa-bangsa sekitar mereka, untuk memberikan rasa aman dengan mengingatkan tentang Allah Sang Pencipta langit dan bumi. Pertama, Yesaya menggambarkan Allah yang Maha Kuasa dengan menunjukkan bahwa untuk menciptakan bumi dan segala isinya, Allah hanya perlu berfirman. Dia tidak membutuhkan instrumen dan bahan dasar apa pun untuk menciptakan. Dengan mudahnya, hanya mengucapkan sesuatu dan jadilah apa yang difirmankan. Bila Allah menciptakan dalam ketegangan, itu justru menunjukkan kelemahan. Penciptaan yang effortless ini menunjukkan kekuatan yang tiada bandingnya. Kedua, Kemahatahuan Allah yang tergambarkan dengan kompleksnya susunan tubuh makhluk hidup, banyaknya spesies hewan maupun tumbuhan, maupun berbagai jenis benda-benda mati lain yang tertata rapi dalam kerumitan mendetail. Allah menciptakan semua ini sendirian, tanpa adanya penasihat. Betapa pintar dan kreatifnya Allah kita. Kemahatahuan ini ada untuk menciptakan keteraturan. Kekuatan yang besar tanpa disertai kepintaran hanya akan menjadi kekacauan. Allah bukan saja bisa melakukan yang terbaik untuk kita, tetapi juga tahu mana yang baik untuk hidup kita. Ketiga, Allah Maha Kekal, oleh karena Dia yang menciptakan waktu, Allah hidup di luar waktu. Allah tidak memiliki lawan atas kekuatan-Nya. Berbeda dengan manusia, sekuat apa pun manusia, selalu ada sesuatu yang akan mengalahkan atau mengikatnya, salah satunya adalah waktu.
Mengenal Pencipta kita adalah bagian dari tujuan hidup manusia sebagai ciptaan, yaitu menjadi saksi Allah. Melalui pekerjaan-Nya di dalam mencipta maupun melalui ciptaan-ciptaan itu sendiri, termasuk diri kita, maka kita akan mengenal siapa Sang Pencipta, karena setiap ciptaan-Nya adalah saksi-Nya di dalam menyatakan diri-Nya. Melalui kehidupan yang damai karena bergantung kepada Allah, kita menjadi saksi akan Allah kita yang Maha Kuasa, Maha Tahu, dan Kekal adanya.