Pengabar Injil yang Gigih

Andrew Gih (1901-1985)

Pengabar Injil yang Gigih

20 September 2014

Andrew Gih

Sejarah pengabaran Injil di Indonesia tidak pernah melupakan seorang yang berasal dari Tiongkok yang bernama Ji Zhiwen, atau lebih dikenal di Indonesia sebagai Andrew Gih (baca: ji), lahir di Shanghai, Tiongkok, pada tanggal 10 Januari 1901. Ayahnya, Ji Youren, adalah seorang Konghucu terpelajar dan ibunya seorang Buddhis yang taat menjalankan norma keagamaan.

Pada usia 12 tahun, ayahnya meninggal dunia sehingga Andrew Gih, sebagai anak pertama, harus membantu ibunya mencari nafkah. Karena merasa minder dengan teman-teman seusianya yang fasih berbahasa Inggris, pada usia 18 tahun dia mencoba mendaftarkan diri ke Sekolah Menengah Bethel Mission. Sekolah tersebut merupakan sekolah misi Kristen, sehingga mengharuskan setiap murid mengikuti chapel dan mempelajari Alkitab. Namun Andrew Gih sama sekali tidak tertarik dengan agama, ia hanya ingin belajar bahasa Inggris.

Suatu ketika seorang misionaris yang bernama C. F. Tippet mengadakan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) di sekolahnya. Pada saat itulah Andrew Gih yang berumur 13 tahun bertobat dan seluruh arah hidupnya berubah. Setahun kemudian Andrew Gih mengabdikan diri menjadi hamba Tuhan. Ia menikah dengan Dorcas Zhang Chui-Ing di Shanghai pada tahun 1928.

Berkat pelayanan Andrew Gih gereja-gereja di Guangxi, Guandong, Fujian, dan Xiamen mengalami perkembangan. Selain melakukan KKR di kota, ia bersama dengan tim penginjilannya memberitakan Injil di Manchuria, Mongolia Dalam (Inner Mongolia), Yunnan, Tibet, dan Xinjiang.

Andrew Gih tercatat pernah bekerja sama dengan John Sung, seorang penginjil berkarisma yang membawa kebangunan rohani di gereja-gereja Tiongkok sebelum berdirinya pemerintahan Republik Rakyat Tiongkok tahun 1949.

Kemelut politik di Tiongkok tidak menghalangi kerinduannya menyebarkan Injil di dunia ini. Andrew Gih memutar haluan pelayanannya dari daratan Tiongkok ke selatan samudera dan mempelopori penginjilan di Filipina, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Indonesia. Pada tahun 1950, ia pertama kali datang ke Indonesia mengadakan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) di Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan. Pada tahun yang sama ia menerima gelar Doctor Honoris Causa dari Cascade College, Portland, Oregon, AS. Yayasan Penyiaran Injil (Evangelize China Fellowship) yang didirikannya pada tahun 1947 di Shanghai kemudian dipindahkan juga ke Indonesia dan sekarang berada di Monterey Park, California, AS. Misi pelayanan yayasan ini adalah mengadakan pengabaran Injil dan KKR, juga mendirikan panti-panti asuhan bagi yatim piatu akibat perang saudara yang melanda Tiongkok waktu itu.

Di Bandung, ia merintis Gereja Kristen Kalam Kudus (GKKK) yang diresmikan pada tanggal 10 Mei 1952. Ia juga mendirikan Sekolah Theologi Madrasah Alkitab Asia Tenggara (MAAT) di tahun yang sama, yang kemudian diubah namanya menjadi Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) di Malang, Jawa Timur.

Seorang remaja waktu itu, bernama Stephen Tong, yang sudah terpengaruh oleh pemikiran atheisme dan modernisme mengalami pertobatan dan menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan pada sebuah KKR yang dipimpin oleh Andrew Gih.

Andrew Gih meninggal dunia pada tanggal 13 Februari 1985 di Los Angeles, California, AS pada usia 85 tahun. Kegigihannya dalam penyebaran Injil telah menjadi berkat bagi sejarah kekristenan di Indonesia