Pengampunan Dosa

Pengakuan Iman Rasuli

Pengampunan Dosa

13 February 2023

Pengampunan Dosa (The Forgiveness of Sins). Setelah membahas mengenai gereja Tuhan, maka berikutnya adalah keselamatan. Tanpa keselamatan dari Yesus Kristus, tidak mungkin gereja Tuhan dapat berdiri hingga saat ini. Salah satu aspek dari keselamatan adalah pengampunan dosa. Ada tiga hal yang dapat kita bahas untuk memahami makna pengampunan yaitu dosa manusia, anugerah Ilahi, dan respons kita di hadapan Allah.
Pengampunan dosa sangat penting karena manusia telah jatuh ke dalam dosa. Ada beberapa aspek yang bisa kita kaji mengenai dosa, salah satunya adalah ketidaktaatan (1 Yoh 3:4). Bukankah Adam dan Hawa dijatuhi hukuman oleh Allah karena ketidaktaatannya kepada Allah? Ketidaktaatan manusia memiliki konsekuensi kematian sebagai hukumannya. Tidak ada seorangpun yang sanggup membebaskan manusia berdosa dari hukuman ini kecuali Allah sendiri yang berinisiatif melakukan karya keselamatan-Nya. Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan (Kis 4:12). Dialah Yesus Kristus. Di dalam karya keselamatan inilah, pengampunan dosa diberikan kepada manusia, karena segala hukuman maut itu sudah ditanggung oleh Kristus di kayu salib. Inilah karya yang sangat agung yang Tuhan berikan kepada kita.
Alkitab menyatakan karya keselamatan ini sebagai pekerjaan keselamatan oleh Allah Tritunggal. Setiap pribadi dalam Tritunggal memiliki peran-Nya masing-masing di dalam rancangan keselamatan bagi manusia. Allah Bapa yang merencanakan keselataman dan mengutus Allah Anak (Ibr 3:1-2); Yesus Kristus, Sang Juruselamat, menggenapkan rancangan keselamatan (Ef 1:7); dan Allah Roh Kudus yang melaksanakan pertobatan, pengampunan, dan pengudusan bagi umat pilihan-Nya (2 Tes 2:13). Keagungan karya keselamatan ini tidak sekadar menunjukkan besarnya kasih Allah kepada manusia berdosa, tapi juga penggenapan atas nubuat keselamatan yang Allah telah nyatakan sebelumnya. Mulai dari penetapan umat pilihan sebelum dunia diciptakan, hingga nanti kita bertemu Tuhan muka dengan muka di dalam kekekalan. 
Terakhir, setelah kita menyadari kedua fakta ini (dosa manusia dan anugrah keselamatan), maka manusia dituntut untuk berespons. Apakah kita bersedia menerima fakta pengampunan dosa atau sebaliknya kita menolak tawaran anugrah keselamatan tersebut? Ada 2 hal yang perlu menjadi respons kita. Pertama, adanya sikap yang bersyukur yang tiada habis-habisnya. Kasih, kekudusan, dan kemuliaan Allah membuat kita takjub kepada-Nya dan menyadari hanya Ia yang sanggup mengampuni dosa kita (Maz 103:8-13, Kis 26:17-18), inilah yang menjadi dasar rasa syukur kita. Kedua, hati yang hancur di hadapan Allah, oleh karena dosa kita telah menyakitkan hati-Nya. Sikap hati yang menyesal telah mempermainkan kekudusan Allah dengan keberanian kita memberontak kepada-Nya (Maz 51:6,17). Kedua respon ini menjadi tanda bahwa kita telah sungguh-sungguh menerima pengampunan dosa dari Allah Tritunggal. Biarlah pengertian ini semakin menyadarkan identitas kita di hadapan Tuhan. Seorang berdosa yang telah ditebus dan dikuduskan. (TP)