Salah Jatuh Cinta

Devotion

Salah Jatuh Cinta

11 January 2021

Bacaan: Mazmur 31:24a
Cinta adalah salah satu faktor internal yang mendorong seseorang dalam melakukan berbagai hal. Cinta mampu membuat seseorang melupakan segala kesulitan untuk dapat menyenangkan orang yang dicintainya. Cinta juga mampu membuat kesulitan dapat dilalui dengan penuh sukacita dan tanpa ada beban. Cinta terus mendorong seseorang untuk rela berkorban demi yang dicintainya. Tentunya kita pun pernah merasakan dorongan cinta seperti itu. Namun, apakah yang kita cintai saat ini? Apakah kita sudah mencintai hal yang benar?
Banyak hal di dunia ini yang berusaha mendapatkan cinta kita. Baik itu hal yang kelihatan ataupun yang tidak kelihatan. Ada orang yang sangat mencintai kekayaan, yang akan mengerahkan seluruh hidupnya untuk mendapatkan kekayaan. Sehingga tidak heran jika mereka rela bekerja siang dan malam tanpa henti hanya untuk memperoleh kekayaan yang memuaskan mereka. Ada pula orang yang mencintai prestasi, yang akan rela belajar terus menerus demi mencapai prestasi tertentu. Mereka akan rela mengeluarkan banyak biaya ataupun tenaga serta waktu untuk mencapai prestasi yang membanggakan mereka. Dan masih banyak hal dunia lainnya yang sebenarnya kita cinta, di mana hati kita terpaut pada dunia ini dan rela mengerahkan seluruh hidup kita untuk meraihnya. Tetapi apakah cinta kita kepada Tuhan sudah membuat kita berjuang seperti itu dan bahkan lebih lagi? Atau sebenarnya kita lebih mencintai dunia ini?
Kita memang lebih mencintai dunia ini. Perjuangan yang kita lakukan untuk hal-hal sementara di dunia ini lebih besar daripada perjuangan kita untuk melakukan pekerjaan Tuhan. Kita sulit sekali mengeluarkan uang untuk mendukung pekerjaan Tuhan, padahal untuk membeli barang-barang yang kita inginkan tak perlu waktu lama untuk mengeluarkannya. Kita sulit sekali memberi waktu untuk pekerjaan Tuhan, padahal memberi waktu untuk melakukan hobi sangatlah mudah. Kita akan menemukan banyak alasan untuk tidak terlibat dalam pelayanan karena pelayanan mengambil waktu kita belajar atau bekerja. Semua itu karena cinta kita kepada dunia ini lebih besar daripada cinta kita kepada Tuhan.
Kita tidak mungkin secara bersamaan mencintai Allah dan dunia. Kalau kita mencintai dunia, tidak mungkin kita benar-benar mencintai Allah, begitu juga sebaliknya. Mungkin kita pernah salah jatuh cinta kepada dunia, tetapi belum terlambat untuk bertobat dan berbalik kembali kepada Dia. Cinta Allah kepada kita jauh lebih besar dari apa pun juga, pantaskah kita tidak mencintai-Nya kembali? Apa yang bisa kita harapkan dari mencintai dunia yang sementara ini? Tentu tidak ada karena hati kita hanya akan dipuaskan oleh Tuhan. Kasihilah TUHAN, hai semua orang yang dikasihi-Nya! (Mzm. 31:24a) (RP)