Coba bayangkan kita adalah seorang prajurit yang bersiap-siap menuju medan perang. Segala macam perlengkapan perang telah dikenakan. Mulai dari pedang, baju zirah, ikat pinggang, perisai, dan perlengkapan lainnya telah dipastikan terpasang dengan benar. Tetapi saat tiba di medan perang kita baru sadar kalau kita lupa memakai alas kaki khusus untuk berperang. Alas kaki biasa yang kita kenakan tidak cukup untuk mengatasi kondisi medan perang yang berbatu dan berlubang. Kita justru menjadi tidak maksimal dalam berperang akibat alas kaki yang tidak nyaman. Ini sama artinya kita sudah kalah sebelum berperang.
Inilah yang Rasul Paulus maksudkan ketika ia menuliskan ayat ini, “kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera” (Ef. 6:15). Tetapi apa hubungannya alas kaki dengan Injil damai sejahtera? Itu karena Iblis terus memakai segala kekhawatiran dunia untuk menyerang orang-orang Kristen. Bukankah pergerakan dunia ini banyak dilandasi oleh kekhawatiran? Khawatir tidak memperoleh uang yang cukup, kehilangan pekerjaan, sampai kepada khawatir dianggap rendah oleh masyarakat. Maka apa yang dapat kita lakukan? Kita akan bekerja siang dan malam demi bertahan hidup, demi meraih kekayaan, demi meningkatkan status sosial di masyarakat. Itulah yang dikerjakan orang dunia dalam meresponi kekhawatiran hidup. Jika hidup kita masih penuh kekhawatiran hidup sama seperti orang dunia, bagaimana mungkin kita dapat memberitakan damai sejahtera Injil kepada mereka? Inilah yang dimaksud dengan kita belum mengenakan alas kaki yang siap untuk memberitakan Injil damai sejahtera.
Jadi alas kaki macam apa yang perlu kita siapkan? Kita perlu merefleksikan kembali tujuan hidup kita dan apa yang kita cari di dalam dunia. Lalu bandingkanlah dengan Tuhan Yesus yang telah turun ke dunia, menebus dosa-dosa kita. Ia datang untuk mendamaikan kita dengan Allah. Mendamaikan dua kubu yang selama ini terus berada di dalam perseturuan akibat dosa. Kita telah didamaikan dengan Allah Bapa yang di sorga. Di dalam Kristus, kita bukan lagi seteru Allah, tetapi kawan sekerja Allah. Jadi apa lagi yang perlu kita khawatirkan? Jaminan hidup kita sudah ditetapkan di dalam kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus. Inilah berita damai sejahtera sejati yang dibutuhkan oleh dunia. Inilah berita Injil yang seharusnya kita imani, hidupi, dan beritakan kepada dunia. “How beautiful... are the feet of him who brings good news” (Isa. 52:7 - ESV). (TP)