Sword of Spirit

Christian Life

Sword of Spirit

27 May 2024

Setelah menyebutkan berbagai macam perlengkapan perang yang berfokus pada pertahanan, akhirnya Paulus menyebutkan senjata terakhir sebagai serangan dari kekristenan, yaitu pedang Roh. Pedang macam apa itu? Pedang yang tidak dapat dilihat? Tentu saja tidak. Paulus tidak berhenti di istilah pedang Roh saja, melainkan menyebutkan firman Allah sebagai pedang Roh bagi setiap prajurit Kristus. Firman Allah yang tertulis di dalam Alkitab, itulah yang menjadi senjata orang Kristen menghalau segala macam pikiran yang jahat. Hal ini merujuk kepada Ibrani 4:12 yang menyebutkan bahwa firman Allah bagaikan pedang bermata dua yang mampu membedakan pertimbangan dan pikiran manusia.
Adegan pertarungan dengan pedang yang sering kita lihat di film-film, sering kali membangun ilusi kalau kita juga bisa meniru adegan tersebut. Padahal pedang sesungguhnya itu sangat berat dan sulit untuk diayunkan. Adapun beberapa teknik dan jurus tertentu yang harus dipelajari sebelum seseorang mampu mengayunkan pedang dengan benar. Tanpa ada pembelajaran teknik yang baik, aksi mengayunkan pedang menjadi tidak maksimal.
Begitu juga kita sebagai orang Kristen ketika ingin mengaplikasi firman Allah atau pedang Roh di dalam hidup kita, kita perlu belajar “mengayunkan” pedang itu. Ada dua kata di dalam bahasa Yunani yang biasa dipakai untuk istilah “firman Allah”, yaitu “logos” dan “rhema”. Jika “logos” lebih diidentikkan kepada Tuhan Yesus Sang Firman (Yoh. 1:1-2), maka kata “rhema” dimengerti sebagai kata-kata yang diucapkan (spoken word). Kata “rhema” inilah yang digunakan oleh Paulus sebagai pedang Roh. Memakai firman Allah sebagai pedang Roh, berarti kita sungguh-sungguh mengerti dan menghidupi kata-kata itu sebagai senjata kita.
Karena itu, kita perlu mempelajari teknik yang benar di dalam membaca, merenungkan, dan menghidupi setiap perkataan Tuhan. Hanya melalui itulah kita baru dapat memakai firman Allah sebagai pedang Roh. Tanpa proses pembelajaran ini kita bagaikan prajurit yang tak mampu memakai pedangnya sendiri. Ketajaman pedang firman Allah menjadi tidak terlihat karena kita membiarkannya tersimpan di dalam lemari kita. Mari belajar menjadi orang Kristen yang sadar Alkitab inilah satu-satunya pedang kita untuk menghalau segala macam godaan si Iblis dan menjadi orang Kristen yang menang. (TP)