The Light That Divides

Christian Life

The Light That Divides

6 August 2018

Kelahiran Tuhan Yesus merupakan momen yang mendatangkan sukacita yang melimpah. Bagaimana tidak, Sang Juruselamat lahir untuk menggenapkan karya keselamatan dan memberikan pengharapan bagi umat manusia. Kelahiran Yesus Kristus membawa terang bagi kehidupan umat manusia. Namun, terang seperti apakah itu? Terang yang membawa sukacita dan pengharapan? Tentu saja, tetapi lebih daripada itu: terang yang juga menelanjangi dosa manusia dan membawa penghakiman.

Dalam Alkitab kita dapat melihat bahwa kedatangan Kristus ke dalam dunia membagi manusia menjadi dua golongan: pertama adalah mereka yang sungguh-sungguh mengasihi-Nya karena mereka tahu bahwa mereka hanyalah pendosa yang tak berguna namun Tuhan tetap mau mengasihi dan menerima mereka (Luk. 7:36-48, Luk. 23:42-43, Yoh. 4:1-43); Kedua adalah mereka yang benar-benar membenci Yesus karena kebusukan dan kemunafikan mereka dibongkar oleh-Nya (Mat. 23:1-36, Mat. 26:1-5). Demikianlah terang yang dibawa oleh Kristus adalah terang yang mempunyai dua sifat, yaitu membawa kasih yang menuntun manusia kepada hidup, dan juga yang menelanjangi kebobrokan manusia.

Kehidupan Tuhan Yesus sesungguhnya membawa dua sifat ini. Lantas, bagaimana dengan kehidupan kita masing-masing? Bukankah kita yang hidupnya sudah dipersatukan dengan Kristus, seharusnya juga membawa terang yang serupa ke dalam komunitas kita? Terang yang membawa teman-teman kita melihat kebesaran dan kasih Allah, sekaligus juga yang menyatakan apa yang salah. Sesungguhnya jika kita tidak pernah menderita oleh karena terang kebenaran yang kita nyatakan dalam hidup ini, kemungkinan besar kita masih banyak berkompromi dengan kebenaran. Tuhan tidak suka dengan kompromi karena Dia adalah Tuhan yang tidak mau kekudusan-Nya dilecehkan. Light of truth is an uncompromising light: a light that divides. Ini adalah konsekuensi logis yang tidak dapat dihindari ketika kita benar-benar hidup di dalam Kristus.

Betul sekali bahwa Natal adalah hari cinta kasih. Dan bukankah kasih itu dinyatakan secara total ketika kebenaran disampaikan secara utuh? Yes, the truth about men’s wretchedness and God’s goodness. There is nothing more loving than when the truth is proclaimed to our fellow human being, God’s most treasured creation. (IT)