Which Side of History?

Christian Life

Which Side of History?

21 January 2019

Jika kita mengunjungi Roma di Italia, kita akan menjumpai banyak sekali tempat bersejarah. Salah satu yang menarik perhatian adalah reruntuhan istana, tempat tinggal kaisar Romawi zaman dulu. Di sana ada gambar-gambar dan deskripsi singkat mengenai sejarah bangunan tersebut. Dengan melihat reruntuhan itu dan membaca tulisan tersebut, kita dapat membayangkan betapa kaya, megah, dan perkasanya kekaisaran Romawi zaman dulu. Istana presiden saja mungkin tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan bangunan yang dimiliki kaisar Romawi di masa itu (jika bangunan itu belum hancur). Namun, di tengah-tengah kekaguman kita akan terlintas sebuah perenungan, “itu semua sudah lewat”. Ya, semua kekayaan dan keagungan yang dimiliki bangsa Romawi sudah lenyap sekarang ini. Nama-nama kaisar yang agung hanya menjadi kenangan. Betapa tragisnya kisah kehidupan manusia: sebentar saja ada di atas panggung sejarah, lalu lenyap. Hidup di dunia ini seperti tidak ada kontinuitas; satu generasi muncul dan sebentar lagi hilang, demikian seterusnya. Begitu pula dengan kerajaan-kerajaan atau negara-negara yang pernah ada dalam sejarah. Yang sudah berlalu hanya menjadi kenangan dan kurang ada kaitannya dengan yang ada sekarang ini.

Namun kita diingatkan oleh sebuah kisah, yaitu kisah tentang Allah dan umat kepunyaan-Nya. Ini adalah kisah di mana kita melihat suatu kontinuitas dalam sejarah umat manusia: kingdoms rise, and kingdoms fall, but God’s kingdom and His people remain forever. Bangsa Sumeria, dengan segala kemajuan budaya yang dimilikinya, pernah ada, tetapi sekarang lenyap. Bangsa Mesir pada zaman Musa pernah menjadi bangsa superpower dunia, tetapi sekarang lenyap. Bangsa Asyur dan Babel, dengan segala kekayaan dan kekuatan militernya, pernah berjaya, tetapi sekarang lenyap. Bangsa Persia, dengan wilayah kekuasaannya yang begitu luas, tetapi sekarang lenyap. Bangsa Romawi, seperti yang tertulis di atas, pernah menguasai hampir setengah dunia, tetapi sekarang lenyap. Akan tetapi, orang-orang kepunyaan Tuhan, dari Abraham, Ishak, Yakub, Musa, Daud, Yesus sampai orang percaya sekarang, tetap bertahan sampai hari ini. Kisah umat Tuhan, yaitu kisah orang-orang yang ditebus dari dosa untuk menyembah Allah Tritunggal, terus berlanjut sampai sekarang.

Kita melihat sejarah terus berjalan. Sejarah orang-orang dunia dan sejarah umat Tuhan berjalan bersamaan. Alkitab sudah memberitahukan kita bahwa sejarah akan berjalan menuju Kristus. Ini berarti bahwa orang-orang dunia ini akan berjalan menuju penghukuman, tetapi umat Tuhan akan berjalan menuju kemuliaan bersama Yesus Kristus. Di antara dua sejarah ini, di manakah posisi kita? Saya berharap kita boleh menjadi bagian dalam sejarah umat Tuhan, yaitu umat yang sudah ditebus. Jikalau kita sudah mengaku ditebus (orang Kristen), apakah hidup kita sudah menceritakan kisah penebusan itu? Kiranya Tuhan yang menolong kita. (IT)