Dalam Kejadian 38, dikisahkan bahwa Yehuda memiliki teman seorang Kanaan yang berasal dari Adulam, bernama Hira. Kisah ini terjadi setelah Yehuda dan saudara-saudaranya menjual Yusuf ke Mesir dan menipu bapak mereka Yakub bahwa Yusuf telah mati dimakan binatang buas. Yehuda tidak berani pulang ke rumahnya, dia malah pergi mencari sahabatnya Hira yang bukan orang yang beriman kepada Allahnya Abraham (kakeknya Yehuda). Dalam pertemanan tersebut, bukan Yehuda yang mempengaruhi Hira, tetapi Hira yang mempengaruhi Yehuda.
Di dalam kegalauan Yehuda terkait kasus adiknya Yusuf, Hira membawa Yehuda mempertemukan dengan seorang perempuan Kanaan (anaknya Shuah). Singkat cerita mereka menikah dan mempunyai tiga anak lagi-laki. Sayangnya pernikahan tersebut tidak diperkenankan oleh Tuhan. Yehuda jelas tahu bahwa perintah Tuhan adalah Yehuda harus mencari pasangan hidup dari garis keturunan keluarga besar Abraham, bukan dari Kanaan. Seperti Abraham, Yakub, Ishak yang juga mencari istri dari keluarga besar mereka di Padan-Aram (Kejadian 28:2).
Demikian juga saat Yehuda dirundung duka karena kematian istrinya, Hira muncul sebagai sahabat yang ingin menghibur Yehuda. Namun sayang, sekali lagi solusi yang diberikan oleh Hira dan diterima oleh Yehuda adalah solusi yang tidak sesuai perkenanan Tuhan. Sekali lagi Yehuda melakukan hal yang bertentangan dengan Firman Tuhan.
Suatu perenungan buat kita. Siapakah teman kita yang menjadi tempat kita curhat? Menjadi tempat kita meminta nasihat? Apa yang kita nasihatkan bagi teman yang curhat ke kita? Teman yang baik adalah teman yang mengarahkan orang yang curhat kepadanya untuk kembali kepada Tuhan, untuk hidup mentaati Firman Tuhan.
Mari kita meminta bijaksana kepada Tuhan dalam memilih sahabat. Persahabatan yang saling mendorong untuk makin hidup menyerupai Kristus. Kiranya Allah menolong kita. Amin (DS)