Daud Meluputkan Saul

Reforming Heart - Day 34

1 Samuel 24:1-23

Daud Meluputkan Saul

Devotion from 1 Samuel 24:1-23

Tuhan mempunyai rencana pembentukan yang begitu banyak bagi Daud. Setelah menguji dia dan menempanya di dalam berbagai-bagai bahaya, sekarang Tuhan menguji keberserahannya kepada penghakiman Tuhan. Ada dua kejadian di mana Tuhan menguji Daud. Yang pertama adalah ketika Saul sudah ada di depan Daud dan anak buahnya, sendirian dan dalam keadaan tidak siap. Yang kedua adalah ketika Daud dihina oleh seorang bernama Nabal. Hari ini kita akan melihat yang pertama dulu.

Saul melanjutkan pengejarannya dengan memburu Daud ke En-Gedi. Di suatu tempat dekat situlah Saul masuk ke dalam sebuah gua di mana Daud dan orang-orangnya ada di belakang gua tersebut. Saul masuk karena dia ingin buang air. Tetapi ayat 5 mengatakan bahwa Daud hanya memotong punca jubah Saul. Dia tidak membunuh Saul. Mengapa tidak? Karena dia tidak mau mengangkat tangannya melawan orang yang telah Tuhan urapi. Inilah suatu perasaan hormat akan Allah yang dimiliki Daud. Bagaimanakah seseorang menunjukkan hormatnya kepada Allah? Salah satunya adalah dengan memberikan penghormatan kepada hal-hal yang mewakili Allah, baik itu mewakili bijaksana, kekudusan, kebenaran, maupun kuasa Allah. Bagi Daud Saul adalah raja yang telah diurapi Tuhan. Pengurapan Tuhan ada atas kepala Saul dan itu menjadikan Saul perwakilan otoritas Allah. Takhta yang diduduki Saul adalah perwakilan takhta Tuhan. Seorang yang benar-benar takut akan Tuhan seperti Daud akan lebih takut menghina Tuhan ketimbang mempunyai ancaman seperti Saul sekalipun. Jika seseorang tidak takut Tuhan dan terbiasa menghina apa pun yang melambangkan Tuhan, maka dia tidak akan sanggup hidup dengan perasaan takut akan Tuhan. Daud tidak mau mendahulukan keamanan pribadinya. Dia lebih suka tetap hidup di dalam perasaan takut akan Tuhan.

Lalu, ketika Saul telah kembali ke pasukannya dan meneruskan perjalanan, Daud berseru memanggil Saul. Ada tiga hal yang Daud sampaikan kepada Saul. (1) Dia mengatakan bahwa Tuhanlah yang akan memberikan keadilan kepada dirinya. Inilah pelajaran utama yang Tuhan memang hendak nyatakan di dalam diri Daud. Dia harus belajar menyerahkan kepada Tuhan untuk menghukum. Maka Daud berkata di dalam ayat 13 bahwa dia sudah menyerahkan kepada Tuhan. Dia membiarkan Tuhan yang mengambil tindakan. Jikalau peristiwa ini membuat Saul tidak lagi mengejar Daud, maka segala kesulitan Daud selesai. Tetapi kalau toh Saul tidak juga berubah, Daud mengatakan bahwa Tuhanlah yang akan memberikan keadilan. Ini berarti ada suatu peringatan kepada Saul. Daud tidak mengompromikan fakta bahwa Saullah yang bersalah di antara mereka berdua. Dia tidak mengubah posisi Saul sebagai orang yang bersalah. Tetapi jikalau benar Tuhan yang akan menghakimi, maka sebenarnya Saul berada dalam bahaya yang lebih besar dari Daud. Daud dikejar-kejar oleh Saul, tetapi Saul akan dikejar-kejar oleh Allah!

(2) Hal kedua Daud mengatakan sebuah peribahasa. Peribahasa ini intinya mau mengatakan bahwa sangatlah wajar kalau Daud mengambil tindakan sendiri dan membunuh Saul. Tetapi dia tidak mau melanggar perjanjiannya. Peribahasa itu menggambarkan keabsahan seseorang membunuh jika memang nyawanya sedang terancam. Bukankah nyawa Daud sedang terancam? Tetapi dia tidak mau membunuh Saul.

(3) Hal ketiga adalah Daud sendiri mengingatkan kepada Saul bahwa dirinya Daud bukan siapa-siapa. Dia hanyalah anjing mati dan seekor kutu saja. Ini adalah pernyataan merendahkan diri dari Daud. Saul tidak seharusnya memandang Daud sebagai ancaman. Dia tidak pernah berambisi menggulingkan pemerintahan Saul. Dia bahkan tidak membunuh Saul ketika dia mempunyai kesempatan untuk melakukannya. Tetapi Saul tetap mengejar dia meskipun Daud tidak ada ambisi ingin menggeser Saul dari takhta raja.

Jawaban Saul pada bagian selanjutnya sangat menyedihkan. Menyedihkan karena meskipun kalimat-kalimat yang dia katakan begitu indah, tetapi kita tahu dia berbohong. Saul tidak pernah menepati janjinya. Semakin serius janji itu dikatakan semakin dia mengabaikannya. Saul menangis sambil memanggil Daud, “anakku”. Sekarang bukan hanya panggilan anak, Saul pun menangis dengan suara nyaring. Lebih dari itu, mulut Saul sendiri telah mengatakan bahwa Daudlah yang benar dan dia yang fasik. Tetapi dalam pasal 26 Saul tetap memburu Daud. Daud harus mati. Ini sudah ketetapan di dalam hati Saul. Tetapi dia dengan baik menjalankan peran sebagai raja yang bertobat dari kejahatannya. Kalimat-kalimat Saul makin menunjukkan pujian bagi Daud. Saul mengakui Daud sebagai raja, dan bahkan dia meminta Daud bersumpah untuk tidak menghapus keluarga Saul dan nama Saul. Daud bersumpah kepada Saul, tetapi Daud telah mengetahui bahwa Saul tetap akan menjadi ancaman bagi dia. Itu sebabnya Daud dan orang-orangnya tetap berusaha mencari tempat perlindungan.

Betapa besar Daud memberikan penghargaan kepada urapan Tuhan atas Saul. Bukankah Tuhan sudah menolak dia menjadi raja? Ya. Tetapi Daud tidak ingin membuat namanya tercatat sebagai pembunuh raja pertama Israel. Dia tidak mau mengangkat tangan untuk membunuh orang yang diurapi Tuhan. Tuhan membangkitkan begitu banyak orang-orang yang lemah untuk melayani Dia. Tidak satu pun manusia yang sempurna. Satu-satunya yang sempurna hanyalah Tuhan Yesus. Tetapi Daud memberikan pelajaran berharga bagi kita semua untuk memberikan hormat kita kepada Tuhan bukan karena apa yang kita lihat ada pada seorang yang dibangkitkan Tuhan, tetapi karena kita takut akan Tuhan sehingga kita tidak berani sembarangan bersikap kepada orang-orang yang Tuhan sudah bangkitkan. Daud tetap menghormati Tuhan dengan cara yang paling anggun, yaitu rela mematikan kehendak diri, kepentingan diri, dan keamanan diri untuk membiarkan Saul hidup karena Saul telah diurapi Tuhan.

Marilah kita belajar melatih diri menghormati Tuhan. Bagaimanakah memberikan hormat kepada Allah yang tidak kelihatan? Dengan menghormati orang-orang yang Tuhan berikan kedudukan khusus. Alkitab mengatakan kita harus menghormati pemimpin-pemimpin kita dengan taat kepada mereka (Ibr. 13:17). Biarlah kita melakukan hal itu untuk dua alasan. Yang pertama adalah karena inilah yang akan membuat keadaan harmonis di dalam gereja Tuhan. Inilah yang akan mendatangkan damai sejahtera. Pemimpin yang mengasihi mereka yang dipimpin, dan anggota yang taat kepada mereka yang diangkat menjadi pemimpin. Alasan kedua adalah biarlah sikap hormat kita kepada Tuhan ditunjukkan dengan memberikan penghormatan kepada mereka yang Tuhan angkat untuk menjadi pemimpin kita. Tidak semua hal dari seorang pemimpin sesuai dengan kriteria ideal. Tetapi biarlah kita belajar untuk memberikan penghormatan. Penghormatan yang diberikan karena kita takut akan Tuhan. Penghormatan yang perlu dipertahankan setelah belajar kembali dari sifat Daud yang tidak mau menjadi hakim atas Saul dan membunuh dia karena satu alasan, yaitu pengurapan Tuhan ada atasnya. Kita memang tidak akan membunuh siapa pun, tetapi penghormatan kepada seseorang demi hormat kita kepada Tuhan, itulah tekanan yang harus kita pelajari di sini. (JP)

1 Samuel 24:1-23