Elia melawan Baal

Reforming Heart - Day 105

1 Raja-raja 18:20-46

Elia melawan Baal

Devotion from 1 Raja-raja 18:20-46

Setelah mengalami kekeringan selama tiga tahun, akhirnya Israel mendapatkan belas kasihan Tuhan. Tuhan ingin kembali memberikan hujan kepada mereka. Tetapi kepada siapakah mayoritas orang Israel berdoa ketika terjadi bencana kekeringan ini? Mereka berdoa kepada Baal. Jika Tuhan memberikan hujan, bukankah orang-orang yang berdoa kepada Baal akan berpikir bahwa inilah jawaban Baal bagi doa-doa mereka? Jika demikian mereka tetap tidak akan dibawa kepada Tuhan. Mereka akan tetap berpaut kepada Baal. Itulah sebabnya Elia memerintahkan para nabi Baal dan Asyera untuk berkumpul bersama-sama di gunung Karmel. Setelah semua berkumpul, maka Elia berseru dengan keras dan menantang rakyat itu untuk memilih salah satu. Baal atau Tuhan? Orang Israel tidak bisa memilih tanpa adanya dedikasi dan komitmen hati yang sungguh. Menyembah Tuhan tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Kita bukan hanya melakukan ibadah untuk menyenangkan Tuhan, tetapi harus melibatkan seluruh hati dan segenap diri kita untuk sujud kepada Allah. Itulah sebabnya Elia menantang mereka. Tuhankah Allah? Atau Baalkah Allah? Ini adalah khotbah singkat yang sangat dalam maknanya. Bahkan orang tidak percaya pun masih diberikan kesempatan untuk bertobat. Elia masih memberikan kesempatan bagi yang mau berbalik dari hal-hal sia-sia ini kepada penyembahan kepada Allah yang sejati.

Maka diaturlah dua persembahan berupa lembu. Mereka memotong-motong lembu itu dan mempersiapkan tempat membakar. Mereka telah menyiapkan kayu tetapi mereka dilarang memberikan api. Lalu dari manakah datangnya api? Dari Tuhan (atau Baal, menurut para pengikutnya). Elia mempersilakan nabi Baal lebih dulu berseru kepada Baal. Para pengikut Baal mulai pada pagi hari dan mereka mulai berseru supaya Baal menjawab. Mereka terus berseru sampai tiba siang hari. Ayat 27 mengatakan bahwa Elia mengejek mereka. Mungkin panggilan mereka kurang kuat. Mungkin juga Baal sedang tidur. Hinaan Elia ini adalah hinaan yang sesuai konteks. Dia bukan hanya asal menghina, tetapi tahu bagaimana memberikan sindiran sehingga dengan tepat menusuk hati para pengikut Baal. Tulisan kuno tentang Baal mengatakan bahwa dewa ini mempunyai kebiasaan-kebiasaan seperti pergi dalam perjalanan yang jauh. Mereka juga percaya bahwa Baal senang tidur. Rupanya ini adalah dewa yang sedikit malas. Tetapi yang aneh adalah Baal bisa berada dalam keadaan trance, tidak sadarkan diri, dan mulai mengiris-iris dirinya sendiri hingga berdarah dan mati. Tetapi setelah mati dia bangkit kembali dan mengirimkan hujan. Ritual penyembah Baal untuk menari-nari adalah dalam rangka membangunkan kembali Baal, entah dia sedang tidur, atau dia sedang mati setelah memotong-motong dirinya sendiri. Baik dalam keadaan tidur maupun mati (mati suri?) Baal dapat dibangunkan dengan tari-tarian para pengikutnya. Maka pengikutnya akan menari dan mengatakan kalimat-kalimat seperti, “bangkitlah ya Baal, dan berkuasalah kembali. Kembalilah dari tidurmu dan kalahkanlah musuh-musuhmu.” Elia sedang menyindir pengertian mereka akan dewa-dewa mereka. Maka Elia berseru: “Panggil lebih keras!” Seolah-olah Elia sedang mengatakan, “Kalau dewamu sedang tidur, maka harus dibangunkan dengan suara mengagetkan, bukan malah loncat-loncat. Bukankah loncat-loncat tidak membuat suara sekeras teriakan? Jadi kamu harusnya teriak lebih keras!” Uniknya para nabi Baal itu mendengar masukan Elia (ay. 28). Ini lucu sekali. Mereka mau dinasihati oleh nabi Allah yang menjadi lawan mereka. Jika mau dengar masukan Elia, kenapa tidak sekalian berbalik dari Baal kepada Tuhan. Bukankah itu masukan yang lebih penting dari Elia. Bagian mengenai Elia dan Baal ini sungguh penuh humor. Lelucon dari Tuhan untuk mengejek para penyembah berhala dan memamerkan kebodohan mereka. Mulai dari kebodohan Ahab hingga kebodohan para nabi Baal, semuanya terbongkar untuk menjadi bahan tertawaan kita semua hingga hari ini.

Nabi-nabi Baal itu sekarang mulai kesurupan. Mulai tidak sadarkan diri dan mulai mengiris-iris diri. Ini jugalah yang dilakukan Baal. Dia akan berada dalam keadaan tidak sadar, mengiris diri, lalu mati. Namun dia akan bangkit dan berkuasa lagi di langit. Saudara sekalian, jangan mau beribadah kepada Tuhan dengan cara yang mematikan kesadaran. Berdoa hingga keadaan trance dan tidak sadar. Menyanyi hingga diri seperti melayang dan melupakan segala bentuk kesadaran. Ini semua dari setan! Penyembah berhala melakukan ini, tetapi bukan orang Kristen! Jangan lagi pergi ke tempat ibadah yang menggerakkan seluruh jemaat masuk ke dalam keadaan seperti tidak sadar. Ini adalah tipuan setan untuk merasuki kekristenan dengan kebiasaan-kebiasaan kafir. Saya percaya gereja-gereja seperti ini bukan menyembah Kristus. Mereka sedang menyembah Baal menjijikkan yang sebenarnya, yaitu Iblis. Ternyata ayat 29 mengatakan Baal tidak menjawab. Mengapa Baal tidak menjawab? Karena dia tidak ada! Dia tidak nyata. Dia hanyalah karangan imajinasi manusia yang mau menyembah sesuatu tetapi tidak mau menyembah Allah yang sejati.

Giliran Elia, dia meminta supaya lembu persembahan disiram air hingga air menggenang. Ini merupakan tindakan yang sangat berani. Setelah tidak hujan selama 3 tahun, sekarang air yang masih sisa dibuang tanpa tujuan yang jelas? Setelah itu mulailah Elia mengambil 12 batu untuk mengingatkan orang Israel akan identitas mereka. Israel, seluruh 12 suku, harusnya menjadi satu dan menyembah Tuhan yang telah memanggil mereka dan menamai mereka Israel. Betapa mengharukannya tindakan simbolis ini bagi orang-orang Israel yang masih berpaut kepada Tuhan. Hai, Israel… berapa lama lagi engkau melupakan Tuanmu yang sejati? Berapa lama lagi engkau mau meninggalkan TUHAN? Berapa lama lagi engkau mau terus menerus berada di dalam pemberontakan? Kembalilah kepada Tuhan! Setelah menghukum mereka dengan kekeringan dan kelaparan, seolah-olah sekarang Tuhan mengubah cara bicara-Nya. Sekarang dengan lembut Dia mengingatkan Israel tentang identitas sejati mereka sebagai umat-Nya. Kembalilah, hai Israel…

Setelah itu, Elia berdoa kepada Tuhan. Dia tidak loncat-loncat. Dia tidak menari-nari. Siapa tokoh Alkitab yang setia kepada Tuhan yang loncat-loncat waktu beribadah kepada Tuhan? Daud loncat-loncat dan menari-nari di jalan, bukan waktu beribadah kepada Tuhan (2Sam. 6:13-16). Pernahkah Daud loncat-loncat dan menari-nari waktu beribadah? Pernahkah Salomo? Pernahkah Abraham? Pernahkah Elia? Lalu mengapa sekarang ada gereja kalau beribadah menari-nari dan meloncat-loncat? Tempat seperti itu bukan gereja! Tempat seperti itu adalah tempat penyembahan berhala! Doa Elia dipanjatkan dengan suara keras, tetapi tenang dan stabil. Penuh pengertian dan konsep serta doktrin yang benar. Beberapa doktrin tentang Allah yang benar dinyatakan oleh Elia dalam seruannya ini. Allah adalah Dia yang menyatakan diri kepada Abraham, Ishak, dan Yakub. Dia bukanlah Allah yang dicari oleh manusia. Dia adalah Allah yang mencari manusia. Dia tidak seperti Baal, yang legendanya dikarang oleh manusia menjadi kisah aneh yang menjijikkan. Dia adalah yang kisah-Nya dituturkan oleh mulut-Nya sendiri kepada manusia. Dialah yang memanggil manusia kembali, bukan manusia yang memanggil Dia. Dialah yang berseru supaya manusia yang mati karena terpisah dari Dia dapat kembali hidup bersama Dia. Bukan seperti Baal yang mati dan perlu dipanggil oleh pengikutnya supaya dia dapat bangkit. Tuhan membangkitkan manusia, bukan manusia membangkitkan Tuhan. Kristus bangkit dari kematian, dan Dialah yang memanggil Lazarus keluar dari kematian (Yoh. 11:43-44). Setelah Elia berseru, maka Tuhan menjawab dengan menurunkan api dari langit, yang menjilat habis persembahan dan air yang menggenang di sekitar tempat korban itu. Tuhan menyatakan diri-Nya kepada umat-Nya sekali lagi. Tuhan memanggil mereka kembali. Maka setelah seluruh Israel berseru, “Tuhan! Dialah Allah!” barulah Tuhan mengirimkan hujan kembali. Bukan Baal, tetapi Tuhan.

Mari kita jawab panggilan Tuhan. Kita yang telah terlalu lama melupakan Tuhan, maukah kita kembali kepada Dia hari ini? Kita yang telah lama hidup dengan cara seperti orang yang tidak mengenal Allah, maukah kita hari ini bertobat dan menerima panggilannya? Selain itu saya juga ingin mengingatkan kepada kita yang berada di tempat dengan ibadah yang kacau balau seperti penyembahan berhala, sampai kapan engkau mau menipu diri dan terus ditipu dengan gerakan yang palsu di dalam gereja? (JP)

1 Raja-raja 18:20-46