Kejahatan Saul: Membunuh Imam Tuhan

Reforming Heart - Day 30

1 Samuel 22:6-23

Kejahatan Saul: Membunuh Imam Tuhan

Devotion from 1 Samuel 22:6-23

Bagian kita ini mengisahkan kejadian yang sangat memilukan. Seluruh imam Tuhan di kota Nob dibunuh oleh Saul. Saul makin menunjukkan keberdosaannya di dalam kegilaan akan kekuasaan. Bangsa-bangsa dunia ingin kuasa. Raja-raja dunia ingin kedaulatan mutlak dalam memerintah. Tetapi Alkitab mengatakan bahwa yang tertinggi harus menjadi yang terendah (Mat. 23:11-12). Yang terbesar harus menjadi pelayan. Alkitab mengatakan bahwa Tuhan Yesus adalah yang paling tinggi melampaui kuasa mana pun di dunia dan di surga (Ef. 4:10), tetapi di tempat yang tertinggi itu jugalah Dia sedang melayani orang-orang percaya (Ibr. 8:1-6). Tetapi Alkitab membukakan kepada kita apa yang dapat terjadi kepada seseorang yang tidak mempunyai Tuhan di dalam hidupnya. Saul yang tadinya begitu pemalu dan tidak menginginkan kedudukan apa pun, sekarang berubah menjadi seorang ganas dan pembunuh kejam demi mempertahankan takhtanya. Tidak ada orang yang aman dari kejatuhan. Itulah sebabnya setiap orang harus menjaga dirinya dengan senantiasa tunduk kepada firman Tuhan, sebab jika tidak, maka penyimpangan yang semula terlihat begitu kecil lama kelamaan akan menjadi suatu kejijikan yang dibenci oleh Tuhan. Saul mempertanyakan kesetiaan orang-orangnya karena mereka tidak membocorkan perjanjian Yonatan dengan Daud. Dia menanyakan untung rugi ikut Daud dan ikut dirinya. Betapa bodohnya pertanyaan ini. Jika tentara Saul setia kepada dia karena iming-iming harta dan kedudukan, maka mereka akan meninggalkan Saul untuk tawaran yang lebih baik. Ini berbeda dengan orang-orang Daud yang bahkan rela mati bagi Daud (2Sam. 23:15-17). Kesetiaan yang berdasarkan harta atau takhta adalah kesetiaan yang paling mudah luntur. Mengapa tentara Saul tidak mempunyai jiwa mengorbankan diri? Karena Saul juga tidak mempunyai jiwa seperti itu. Dia memiliki jiwa kerdil yang berpusat pada diri. Dia bukan orang agung sama sekali. Itu sebabnya dia tidak berhak mempunyai pengikut yang mempunyai jiwa yang agung.

Kerusakan manusia yang juga dibukakan kepada kita dalam bagian ini adalah kerusakan seorang bernama Doeg. Doeg melaporkan laporan provokatif kepada Saul. Perhatikan ayat 9 dan 10, laporan Doeg melebih-lebihkan fakta yang terjadi. Dia mengatakan bahwa Ahimelekh menanyakan Tuhan bagi Daud (terjemahan yang lebih akurat: memberikan petunjuk-petunjuk dari Tuhan kepada Daud). Ini tidak pernah terjadi. Ahimelekh terkejut karena kedatangan Daud yang mendadak. Tetapi laporan Doeg menyatakan seolah-olah dia sudah menantikan Daud dan memberikan petunjuk-petunjuk kepada Daud. Hal berikutnya dari laporan Doeg adalah bahwa Ahimelekh mempersiapkan perbekalan bagi Daud. Perbekalan? Ya, tetapi hanya lima buah roti! Doeg berbicara dengan bahasa yang bisa merujuk kepada lima roti, tetapi juga bisa untuk perbekalan sepasukan besar tentara. Yang terakhir adalah Daud minta senjata, tetapi Ahimelekh menjawab bahwa di tempat para imam tidak ada senjata kecuali pedang Goliat yang memang disimpan di situ sebagai tanda kemenangan Israel. Namun Doeg mengatakan bahwa para imam mempersenjatai Daud dengan senjata milik Goliat, musuh yang amat ditakuti Saul. Setiap pernyataan mengarahkan Saul untuk percaya bahwa Ahimelekh berkonspirasi dengan Daud untuk memberontak melawan dia. Ahimelekh meminta petunjuk Allah bagi Daud. Untuk apa? Pasti untuk strategi menyerang Saul. Ahimelekh menyediakan suplai makanan untuk pasukan tentara pemberontak yang dipimpin Daud. Dan yang terakhir, Ahimelekh juga mempersenjatai musuhnya. Ahimelekh harus mati. Saul sangat penuh kebencian dan dia dikuasai oleh Iblis. Tetapi amarah Saul turut dibangkitkan oleh cerita berbumbu konspirasi perang dari Doeg. Inilah yang kita sebut dengan gosip. Setiap gosip ada faktanya, tetapi fakta itu sudah dibumbui dengan suatu intensi khusus yang membuat pendengar gosip menjadi setuju dengan tafsiran si penggosip. Saya sangat sedih kalau gereja juga penuh dengan penggosip. Banyak “Doeg-doeg” di gereja yang sangat suka bicarakan orang lain. Kalau kita melihat “Doeg” atau “Doegwati” di gereja, harus ingatkan dia untuk tutup mulut saja, daripada terus mengisahkan cerita yang hanya akan menambah dosanya sendiri di hadapan Tuhan. Daripada cerewet dan mendapat kutuk, mengapa tidak belajar tutup mulut untuk gosip dan mulai belajar buka mulut untuk beritakan Injil saja? Benarkah Ahimelekh mengadakan konspirasi dengan Daud untuk memberontak kepada Saul? Tidak sama sekali. Ahimelekh menjawab di ayat 15 bahwa dia tidak pernah memberi nasihat apa pun kepada Daud (terjemahan yang lebih akurat dari ayat ini: “aku tidak pernah memulai menanyakan Allah bagi dia....” Menanyakan Allah yang dimaksud adalah nasihat dari Allah melalui imam kepada raja. Ahimelekh tidak pernah melakukan itu kepada siapa pun kecuali Saul, karena Saul adalah raja Israel). Tetapi Saul telah termakan gosip Doeg. Baginya cerita Doeg itu pasti benar karena sesuai dengan kerangka berpikir yang Saul sendiri miliki. Maka Ahimelekh pun dibunuh. Dia dan seluruh imam dari Nob, bahkan keluarga imam dan anak-anak mereka, semua mati karena kejahatan Saul dan berita miring dari Doeg. Yang sangat menyedihkan adalah para tentara Saul tidak berani membunuh para hamba Tuhan ini. Tetapi Doeg, seorang Edom, tidak peduli dengan para imam karena dia tidak takut kepada Tuhan. Saul memerintahkan Doeg membunuh para imam karena Saul tahu kalau Doeg tidak punya konflik batin apa pun untuk membunuh para imam ini. Tetapi yang lebih kejam dari Doeg adalah Saul sendiri. Dialah yang paling jahat karena kejahatan Doeg hanyalah kejahatan yang terjadi karena menaati Saul.

Betapa mengerikannya dosa manusia. Benih kebencian yang terus dipelihara akhirnya membawa kepada pembantaian ratusan orang (bahkan 80 di antaranya adalah imam Tuhan). Jangan anggap enteng kebencian di dalam hati kita. Tuhan Yesus mengingatkan bahwa kebencian sama dengan pembunuhan (Mat. 5:21-22). Kebencian hanya berbeda sedikit dengan pembunuhan. Perbedaannya hanyalah keberanian, kemampuan, dan kesempatan. Orang yang membenci orang lain adalah pembunuh! Tetapi karena tidak ada keberanian, kemampuan, dan kesempatan, maka dia tidak membunuh orang yang dia benci. Ini sangat mengerikan. Saul gila takhta dan dia membenci orang yang mengancam takhtanya. Sekarang dia membenci siapa pun yang menolong orang yang mengancam takhtanya dan membunuh mereka. Saul membantai para hamba Tuhan beserta seluruh keluarga mereka. Istri-istri dan anak-anak mereka semua dibantai dengan pedang oleh Saul. Alkitab menyatakan kepada kita kekejaman dunia ini. Tetapi Alkitab juga menyatakan bahwa kekejaman yang terlihat adalah buah dari dosa yang tidak terlihat. Perbuatan dosa yang bisa disaksikan oleh manusia berasal dari benih dosa dalam hati yang tidak terlihat oleh siapa pun kecuali Allah.

Kisah kita hari ini juga menyatakan bahwa ada seorang anak imam yang terluput. Abyatar, anak Ahimelekh, dialah yang terluput dari pembantaian ini. Dia lari dan meminta perlindungan Daud. Daud berjanji akan melindungi dia karena baik Daud maupun Abyatar, keduanya mempunyai musuh yang sama, yaitu Saul, yang ingin mencabut nyawa mereka berdua.

Kita sudah melihat kejahatan demi kejahatan yang dilakukan manusia di bumi ini. Alkitab tidak pernah menyembunyikan apa pun dari kerusakan manusia. Alkitab menyatakan fakta dosa dengan sejujur-jujurnya. Itulah sebabnya kita harus belajar untuk mempunyai penguasaan diri dan buah Roh yang membuat kita menjadi penuh kasih, lemah lembut, dan kemampuan untuk mengampuni. Tanpa kekuatan dari Roh Kudus kita hanya akan menunggu waktu keberdosaan kita mengalir keluar dengan mengerikan. Pembunuhan, kebencian, perang, pembantaian, semua menjadi bagian kehidupan manusia yang sudah jatuh di dalam dosa. Tetapi ingatlah dan kuatkan hati dengan firman Tuhan yang mengatakan bahwa keselamatan dari Tuhan membawa perubahan total (Gal. 5:16-26). Itulah pengharapan sejati kita semua di dalam Tuhan. (JP)

1 Samuel 22:6-23