Keluarga Daud Semakin Kuat

Reforming Heart - Day 46

2 Samuel 3:1-21

Keluarga Daud Semakin Kuat

Devotion from 2 Samuel 3:1-21

Tuhan tidak menginginkan Daud hanya menjadi raja di Yehuda. Yehuda adalah salah satu suku penting di Israel, tetapi Daud harus memerintah atas seluruh umat Tuhan. Karena itulah Tuhan mulai mencondongkan hati orang-orang Israel kepada Daud. Buruknya cara Isyboset memerintah dan juga konfliknya dengan Abner membuat jalan Daud menuju ke takhta kerajaan Israel makin lapang. Bagian bacaan kita hari ini memaparkan ini semua sekaligus terus memberikan tanda bahwa Tuhan makin mengokohkan Daud lebih dari siapa pun, termasuk Dinasti Saul sendiri. Mari kita perhatikan beberapa catatan penting dari bagian ini. Catatan-catatan yang membuat kita makin peka terhadap keindahan cara Tuhan menyatakan bahwa Dialah yang mengontrol segala sesuatu di dalam kedaulatan-Nya.

2 Samuel 3:1 menyatakan bahwa keluarga Daud semakin kuat. Dalam ayat 2-5 dicatat mengenai anak-anak Daud, catatan yang membuktikan bahwa Tuhan memberkati dan membuat semakin dikokohkannya keluarga Daud. Amnon, anaknya yang sulung, dilahirkan di Hebron. Setelah dia, Daud mendapatkan lima lagi anak laki-laki di sana. Tetapi, lebih dari itu, sekarang Tuhan mulai memindahkan seluruh Israel perlahan-lahan ke dalam kekuasaan takhta Daud melalui peristiwa-peristiwa yang diatur oleh-Nya. Ayat 6 mengisahkan pertengkaran Abner dengan Isyboset. Pertengkaran yang lebih dalam daripada sekadar masalah kehidupan pribadi Abner. Bandingkan dengan 1 Raja-raja 2:13-25, di mana dia meminta istri atau gundik raja terdahulu berarti juga mengklaim takhta kerajaan. Jika tuduhan Isyboset hanyalah sebatas kedekatan Abner dengan seorang perempuan, maka itu bukanlah suatu perkara besar yang dapat menyulut emosi Abner. Tetapi Isyboset menuduh Abner berusaha mengambil takhta Israel melalui mengambil gundik raja Saul. Penghinaan yang sangat besar atas kesetiaan Abner membuat dia berniat menunjukkan kesetiaannya kepada orang lain, yaitu Daud. Dia membuktikan bahwa dia tidak berminat menggulingkan raja demi dirinya sendiri menjadi raja. Dia mengikatkan dirinya untuk menjadi hamba Daud.

Ayat 12 menyatakan tawaran Abner kepada Daud agar Daud mengikat perjanjian dengan dirinya untuk membawa seluruh Israel tunduk kepada Daud. Daud menjawab pada ayat 13, bahwa dia setuju mengikat perjanjian dengan Abner asalkan istrinya, Mikhal, dikembalikan kepada dia. Daud menyatakan dirinya sebagai seseorang yang tidak mau mengambil apa yang bukan menjadi haknya. Semua hal yang dituntut oleh Daud adalah hal yang secara sah menjadi haknya. Apakah takhta Israel juga secara sah milik Daud? Ya, dan di dalam ayat 12 Abner mengakui hal tersebut.  Maka sekarang Tuhan memakai Abner untuk menyatukan seluruh kerajaan kepada satu orang gembala Israel, yaitu Daud. Bahkan ayat 17 menyatakan bahwa para tua-tua Israel sebenarnya telah lama menginginkan Daud menjadi raja mereka. Tuhan bukan saja telah membawa Daud dari tempat pelariannya ke tanah Yehuda, tetapi Tuhan juga yang makin mencondongkan hati orang Israel kepada dia.

Demikianlah Tuhan memberikan keturunan kepada Daud dan makin menunjukkan jalan yang lebar menuju kepada takhta Israel. Tuhan menyertai Daud di dalam setiap bagian hidupnya baik di dalam padang  gurun dan bahaya, maupun di dalam ketenangan dan keamanan. Baik di dalam masa ketika janji Tuhan tampak begitu jauh dan tidak mungkin hingga dalam masa penantian yang sangat dekat. Jika dahulu Daud belum melihat jalan menuju takhta Israel, tetapi dia tetap berpegang hanya kepada Allah saja, maka sekarang dia mulai diizinkan Tuhan untuk melihat, dan imannya makin diperkuat lagi.

  1. Kaitan bagian ini dengan seluruh Kitab 2 Samuel
    Bagian ini menjadi kelanjutan dari proses penggenapan Allah menyediakan takhta bagi Daud dan menghancurkan musuh-musuh Israel hingga tuntas. Tetapi bagian ini dengan sangat indah membukakan perlahan-lahan bagaimana satu per satu janji Tuhan mulai digenapi. Bagian ini dengan langkah demi langkah menuntun kita yang membacanya ke dalam kegenapan janji yang makin jelas. Kita dibawa ke dalam misteri yang makin terungkap mengenai bagaimana Tuhan akan membawa Daud hingga janji kerajaan itu menjadi tergenapi. Bagian ini juga menjadi kisah yang makin terbangun menuju klimaks, tetapi mendapatkan kelanjutan yang mengejutkan setelah ini, yaitu terbunuhnya Abner. Kita sudah berharap bahwa Tuhan akan memakai dia untuk membuat segala yang Tuhan janjikan kepada Daud tergenapi, tetapi kisah sejarah Israel malah membawa kita kepada jalan yang buntu karena Abner mati.
  2. Apakah yang dapat kita pelajari?
    Bacaan hari ini mengingatkan kepada kita bahwa Allah menyatakan rencana-Nya di dalam segala sesuatu yang terjadi di sekitar kita. Segala hal yang terjadi pada orang-orang seperti Abner dan Isyboset adalah untuk mewujudkan apa yang telah Allah tetapkan. Semua orang dilibatkan Tuhan di dalam sejarah guna satu tujuan besar yang Allah sendiri telah tetapkan. Tidak ada seorang pun yang dapat membuat rancangan besar Allah ini gagal. Tetapi ada dua jenis orang yang Tuhan libatkan ini. Yang pertama adalah yang tidak sadar bahwa Tuhan sedang melibatkan segala yang terjadi pada dia untuk menggenapi rencana-Nya, sedangkan yang kedua adalah yang memang sadar kalau Tuhan memakai dia untuk menggenapi rencana-Nya. Betapa limpahnya perasaan sukacita di dalam diri orang-orang yang mengenal Allah dan diizinkan Allah untuk berbagian di dalam pekerjaan-Nya. Tetapi betapa kasihan orang-orang yang tanpa sadar sedang dipakai Allah untuk mewujudkan rencana-Nya. Dia tidak merasakan sukacita yang sama. Dia bahkan tidak merasa bahwa ada Allah yang sedang memakai segala peristiwa di dalam sejarah untuk menggenapi rencana-Nya. Isyboset tidak sadar kalau kecurigaannya kepada Abner dan kata-kata yang diucapkan kepada dia sedang dipakai Allah untuk mengubah arah hati Abner dari memihak keturunan Saul menjadi memihak Daud. Maukah kita dipakai oleh Tuhan? Kalaupun kita tidak mau, maka Tuhan tetap akan melibatkan hidup kita untuk tujuan-tujuan yang telah Dia tetapkan sebelumnya, hanya saja kita tidak merasakan perasaan sukacita besar yang dirasakan oleh orang-orang yang melayani Tuhan dengan rela. Tuhan tidak akan gagal, tetapi apakah kita ikut bersukacita bersama dengan Dia ketika Dia menyatakan keberhasilan rancangan-Nya? Biarlah seluruh hidup kita dipersembahkan kepada Tuhan untuk dipakai-Nya demi menjalankan rencana-Nya, dan ketika kita menyadari bahwa Tuhan bekerja melalui kita, maka segala bentuk puji dan syukur kita panjatkan kepada Dia.
  3. Bayang-bayang Kristus
    Ayat 18 memberikan gambaran tentang kemenangan Kristus menundukkan musuh-musuh-Nya. Ayat ini mencatat bahwa Daud akan memberikan kemenangan-kemenangan dari tangan orang Filistin dan semua musuh-musuh Israel. Tetapi ayat ini juga memberikan urutan kronologis dari kemenangan-kemenangan itu. Setelah Daud bertakhta, barulah setelah itu ada serangkaian kemenangan demi kemenangan Tuhan berikan kepada Israel melalui Daud. Demikian juga dengan Kristus. Sebelum Dia bertakhta dengan duduk di sebelah kanan Allah Bapa, maka segala musuh-musuh-Nya belum akan ditaklukkan. Tetapi setelah Dia duduk di sebelah kanan Allah, yaitu di takhta-Nya yang mulia, maka Dia sedang menunggu kegenapan waktu di mana segala musuh-musuh-Nya akan ditaklukkan oleh Allah Bapa bagi Sang Anak. Dia akan menang mutlak atas segala musuh-Nya, tetapi Dia harus naik takhta dulu dan duduk di sebelah kanan Allah. Jadi urutan yang sangat penting dari bertakhta, memerintah, lalu musuh ditaklukkan, adalah hal yang dialami Daud di dalam hidupnya sebagai pernyataan mengenai Anak Daud, yaitu Kristus, yang juga menjalankan pola yang sama. Kristus yang juga naik ke surga untuk bertakhta dan ikut memerintah segala sesuatu bersama Allah Bapa, hingga pada waktunya di mana musuh-musuh-Nya ditaklukkan (Mzm. 110:1). Itulah sebabnya di dalam ayat 18 ini Abner menyatakan bahwa kecuali Daud duduk di takhta Israel, maka kemenangan Israel atas Filistin dan musuh-musuhnya tidak mungkin terjadi. (JP)

2 Samuel 3:1-21