Nyanyian Pujian Zakharia

Reforming Heart - Day 475

Lukas 1:67-80

Nyanyian Pujian Zakharia

Devotion from Lukas 1:67-80

Bacaan hari ini adalah mengenai nyanyian pujian Zakharia setelah Yohanes, anaknya, lahir. Sebelumnya Zakharia bisu karena tidak percaya kepada firman Allah melalui malaikat Gabriel (ay. 19-20). Beberapa hari setelah anaknya lahir barulah dia bisa kembali berkata-kata. Zakharia segera memuji Tuhan dengan kalimat-kalimat yang indah melalui dorongan Roh Kudus. Di dalam ayat 68-69 Zakharia memuji Tuhan karena Dia rela melawat umat-Nya. Anaknya lahir tetapi Zakharia lebih mengutamakan Tuhan. Dia memiliki iman yang begitu selaras dengan kehendak Tuhan sehingga hatinya milik Tuhan, bukan milik anaknya. Ucapan syukurnya tidak berfokus kepada anaknya sendiri, tetapi kepada Anak Allah. Maka pujiannya adalah karena Allah rela melawat umat-Nya dengan mengirimkan Yesus Kristus, Anak Daud. Apakah yang lebih penting dari Tuhan dan rencana keselamatan yang Dia rancangkan bagi manusia? Tidak ada. Apakah diri sendiri lebih penting? Pasti tidak. Diri sendiri boleh ada boleh tidak, tetapi rencana Allah menyelamatkan manusia tidak boleh tidak ada.  Apakah keluarga lebih penting? Tidak! Siapa yang hanya mementingkan kebahagiaan diri atau kebahagiaan keluarga adalah orang yang egois. Zakharia tidak menganggap anaknya lebih penting dari Tuhan. Zakharia merindukan Tuhan, dan rencana keselamatan yang Dia nyatakan sebagai sesuatu yang lebih besar, lebih penting, dan lebih agung dibandingkan dengan anaknya sendiri. Ini tidak berarti dia mengabaikan anaknya. Ayat 76 menunjukkan kebahagiaan, kasih, dan kebanggaan Zakharia kepada anaknya itu. Dia bukanlah orang yang membenci keluarganya sendiri. Dia sangat mengasihi mereka, tetapi kasihnya kepada Tuhan lebih besar daripada kasihnya kepada keluarganya sendiri.

Ayat 70-71 mengatakan bahwa Allah melawat umat-Nya karena belas kasihan-Nya atas penderitaan Israel. Tuhan berbelas kasihan kepada umat-Nya. Dia melawat umat-Nya dan memperhatikan mereka karena kasih-Nya yang besar. Allah juga membenci penindasan. Siapa yang menindas orang lain akan dihakimi oleh Allah. Tuhan membebaskan Israel karena Dia berbelaskasihan melihat musuh-musuh Israel sudah mendesak Israel. Kristus datang bukan hanya untuk menyelamatkan orang-orang percaya, tetapi untuk memastikan bahwa keadilan benar-benar dijalankan di bumi ini. Dialah hakim yang terakhir. Dialah yang akan menghakimi seluruh dunia ini. Natal bukan hanya Kristus yang lahir dengan lemah lembut dan penuh belas kasihan, tetapi juga menjadi saat kita mengingat bahwa Kristus yang datang adalah hakim yang akan mengadili semua tindakan jahat. Kuasa-Nya yang besar dan otoritas-Nya yang melampaui segala kuasa tersembunyi di dalam keadaan-Nya sebagai bayi yang baru dilahirkan. Demikian juga masa hidup Kristus di bumi ini sebagai Juru Selamat menunjukkan belas kasihan dan pengampunan yang sangat besar. Tetapi pelayanan Kristus di bumi sebagai Juru Selamat juga berarti periode penambahan murka bagi mereka yang tidak juga mau bertobat. Ketika belas kasihan dan kemurahan Allah dipermainkan dan dihina, maka hukuman yang sangat berat akan menimpa siapa pun yang tidak juga bertobat meskipun telah mendengar nama Yesus.

Ayat 72-73 mengatakan bahwa belas kasihan dan kemurahan yang diberikan Kristus ini adalah untuk menggenapi janji Allah kepada Abraham. Allah menjanjikan berkat bagi seluruh dunia ini melalui keturunan Abraham (Gal. 3:16). Tuhan menjadikan Abraham seorang yang sangat penting dengan janji yang sangat berharga. Tuhan menjanjikan bangsa-bangsa di bumi akan diberkati sebagai umat-Nya. Ini hanya bisa terjadi melalui keturunan Abraham, yaitu Kristus. Ketika Kristus datang, Dia menjadi sumber berkat bagi seluruh bumi. Berkat pengampunan dan damai dengan Allah, semua ini dibayar oleh Kristus di kayu salib demi kita semua boleh ditebus oleh darah-Nya yang kudus. Kedatangan Kristus merupakan bagian dari rencana Allah yang sudah sejak dahulu kala. Rancangan sejak di dalam kekekalan ini, dan yang sekarang dinyatakan di dalam sejarah, sedang digenapi di dalam kedatangan Yesus Kristus.

Ayat 74-75 mengatakan bahwa tujuan penebusan adalah agar umat Tuhan boleh dibebaskan dari musuh. Tuhan akan menyingkirkan semua musuh-musuh umat Tuhan. Tetapi mengapa Tuhan mau menyingkirkan musuh-musuh dari umat-Nya? Supaya umat Tuhan dapat beribadah kepada Tuhan tanpa takut.  Segala rancangan Tuhan adalah demi umat-Nya boleh menikmati ibadah yang sejati tanpa gangguan dari siapa pun. Ibadah dan hidup yang kudus di dalam kebenaran. Inilah hal-hal yang Tuhan ingin agar dimiliki oleh umat-Nya. Kedatangan Kristus akan mengembalikan ibadah yang sejati dan hidup kudus di dalam kebenaran karena kedatangan-Nya adalah kedatangan seorang Gembala sejati yang akan memberikan teladan untuk umat Tuhan.

Setelah menyanyikan nyanyian pujian untuk Kristus, barulah di dalam ayat 76-79 Zakharia berbicara tentang panggilan anaknya itu di dalam Kristus. Yohanes adalah yang mempersiapkan jalan bagi Yesus dengan mengkhotbahkan seruan pertobatan dan pengampunan sejati agar mereka dapat menyambut Kristus yang akan memulihkan umat Tuhan, Kristus yang memberikan keselamatan bagi umat-Nya, dan Kristus yang menggenapi janji Tuhan kepada Abraham. Di dalam ayat 80 dikatakan bahwa Yohanes Pembaptis bertambah besar dan makin kuat secara roh. Dia semakin siap untuk menjalankan tugasnya bagi Sang Raja sejati. Tetapi ternyata persiapan sebelum melayani, dilakukannya di padang gurun. Dia meninggalkan keluarganya, sanak saudaranya, dan tinggal di padang gurun untuk dibentuk oleh Tuhan.

Untuk direnungkan:
Yohanes Pembaptis memiliki tugas untuk mempersiapkan umat Tuhan menyambut kedatangan Sang Mesias. Seluruh keberadaannya adalah untuk menyiapkan jalan bagi Kristus. Seluruh fokus hidupnya adalah memandang kepada Kristus. Ternyata bukan hanya Yohanes, tetapi Zakharia, sang ayah, juga memiliki kerinduan yang sama. Dia pun memberi fokus hidupnya kepada Kristus. Segala nubuat tentang Kristus dan juga segala hal yang akan terjadi ketika Kristus datang, itulah yang terus menjadi beban pergumulan dan pengharapan Zakharia. Dia mengerti bahwa kedatangan Kristus tidak hanya sebatas memberikan keselamatan saja, tetapi juga menggembalakan umat Tuhan untuk menjadi umat yang sungguh-sungguh hidup di dalam kekudusan dan mampu menyenangkan hati Tuhan. Tuhan Yesus datang untuk menggembalakan umat-Nya yang telah dipersiapkan oleh Yohanes bagi Dia. Itulah sebabnya Zakharia, di dalam puji-pujiannya, menyatakan bahwa Yesus Kristus datang untuk menjadi Raja sejati, memberikan keselamatan, menggenapi janji, dan menjadi teladan bagi umat Tuhan. Dia akan membawa umat-Nya ini ke padang rumput, menikmati air, dan dibimbing untuk menjadi kawanan yang hidup di dalam kedamaian.

Kita semua adalah bagian dari kawanan domba Allah. Kita semua dibimbing oleh Gembala yang sama, dipimpin oleh Kristus yang menuntun kita untuk melihat Dia dan mengikuti Dia. Inilah sukacita sejati dari umat Tuhan. Menyambut Sang Raja, yang adalah Gembala jiwa kita, karena kedatangan-Nya berarti kedamaian sejati bagi jiwa kita. Tetapi, jika kita tidak termasuk domba-domba-Nya, maka apa yang Dia berikan tidak akan pernah terasa cocok dengan apa yang kita mau. Kita akan mengabaikan Dia, tidak mendengar suara-Nya, dan tidak mengikuti pimpinan langkah-Nya. Jika mengikuti Dia bukanlah kerinduan kita di dalam hidup, maka kita bukan domba-Nya. Jika meneladani Dia bukanlah perjuangan yang mau kita jalani, maka kita bukan domba-Nya. Terlalu banyak hal membuat fokus kita beralih dari Kristus. Mintalah kekuatan kepada Tuhan untuk memberikan anugerah-Nya secara limpah sehingga kita tidak beralih dari Dia. Mintalah kekuatan agar kita menjaga diri kita agar sanggup untuk terus mengikuti Tuhan. Yohanes Pembaptis dipanggil Tuhan untuk menjaga domba-domba Tuhan hingga saatnya Kristus datang. Demikian juga sekarang gereja Tuhan bertugas untuk menjaga domba-domba Tuhan hingga saatnya Kristus datang kedua kalinya nanti.

Doa:
Tuhan, kami adalah domba-domba-Mu. Kami bersyukur untuk orang-orang yang Tuhan pakai untuk membimbing kami menjadi domba-domba-Mu sebelum Engkau datang kembali nanti. Berikan kami iman yang terus diperkuat di tengah-tengah pengertian yang begitu beragam, dan jagalah kami, ya Tuhan, supaya kami terus menguduskan diri kami untuk menantikan kedatangan-Mu. (JP)

Lukas 1:67-80