Pemeliharaan Tuhan terhadap Umat-Nya

Reforming Heart - Day 150

Ezra 2:1-70

Pemeliharaan Tuhan terhadap Umat-Nya

Devotion from Ezra 2:1-70

Bagian ini adalah bagian yang membuat emosi kita menjadi bercampur aduk. Di satu sisi kita melihat kesetiaan Tuhan mempertahankan umat-Nya tetap ada. Bukan hanya mempertahankan mereka sebagai bangsa pilihan-Nya, tetapi Dia juga memelihara mereka hingga identitas sebagian besar dari mereka tetap terpelihara. Tetapi di sisi lain, keadaan mereka jauh lebih kecil dibandingkan dengan ketika mereka keluar dari Mesir. Coba bandingkan bagian ini dengan Keluaran 12:37 di mana pasukan Israel berjumlah 600 ribu orang laki-laki. Bandingkan juga dengan pencatatan dalam Bilangan 1:45-46 di mana hasil pencatatan suku-suku Israel pada waktu itu jauh lebih besar dibandingkan jumlah umat yang pulang. Ayat 64 mengatakan bahwa yang pulang kembali ke tanah Israel adalah 42.360 orang saja. Tidak sampai sepersepuluh jumlah laki-laki yang siap berperang dari Israel ketika mereka keluar dari Mesir. Hanya laki-laki yang siap berperang saja ada 600 ribu orang. Belum termasuk perempuan dan anak-anak. Israel telah menjadi begitu kecil dan tidak berarti. Ini semua terjadi karena Tuhan telah berfirman bahwa jika sepersepuluh dari mereka masih ada pun masih terlalu banyak, sehingga mereka harus ditimpa kebinasaan lagi (Yes. 6:13). Tuhan benar-benar telah menghabisi Israel sehingga benar-benar hanya kaum sisa yang sangat sedikit yang masih ada. Tetapi Tuhan akan menunjukkan bahwa dari kelompok kecil dan tidak berarti inilah, Dia akan bekerja membangkitkan Sang Anak Daud yang telah Dia janjikan ratusan tahun sebelumnya. Tuhan sanggup bekerja menyatakan yang paling mulia memakai bahan-bahan yang paling hina. Bukankah manusia, gambar Allah, ciptaan yang paling mulia, dibentuk dari tanah? Bukankah kemuliaan Tuhan akan menjadi makin nyata jika Dia mengerjakan apa yang paling agung dengan memakai apa yang paling kecil?

Pencatatan dalam bagian ini adalah pencatatan umat Tuhan yang kembali ke Yerusalem dan tinggal di sana untuk berbagian dalam membangun rumah Tuhan. Sebagian dari mereka adalah keturunan dari kaum-kaum yang biasa melayani Tuhan di dalam bait-Nya. Ada yang melayani sebagai imam, penyanyi, maupun penunggu pintu gerbang. Tetapi di dalam ayat 62 dan 63 dikatakan bahwa ada juga kelompok imam yang tidak jelas silsilahnya. Karena itu mereka tidak boleh berbagian di dalam hak dan juga pekerjaan para imam. Mereka tidak menjabat dulu hingga ada yang dapat mengetahui apa keputusan Tuhan bagi mereka (ay. 63). Umat Tuhan yang akan kembali ini ada di bawah pimpinan seorang bernama Zerubabel anak Sealtiel (ay. 2). Dia adalah keturunan Daud dan diharapkan akan melanjutkan dinasti kerajaan Daud setelah umat Israel dapat berdiam kembali di tanah mereka dengan Bait Suci di tengah-tengah mereka. Dari pencatatan ini juga dapat dilihat bahwa Tuhan telah membangkitkan adanya golongan pemimpin seperti Zerubabel, para imam, para penyanyi, dan juga rakyat yang akan mendiami daerah-daerah mereka. Di dalam jumlah yang kecil ini Tuhan telah memberikan orang-orang yang cukup untuk mereka menjadi bangsa sekaligus umat yang menyembah Tuhan.

Walaupun dalam ayat 1 dikatakan bahwa orang-orang ini adalah orang-orang yang dahulu diangkut oleh Nebukadnezar dari Yehuda, bukan berarti bahwa orang-orang ini hanyalah dari suku Yehuda. Sebab, sebagaimana dikatakan di dalam 2 Tawarikh 11:16, ketika perpecahan antara Israel Utara dan Yehuda terjadi, banyak suku-suku lain dari utara yang pergi ke Yehuda dan tinggal di sana karena mereka mau menyembah Tuhan, Allah Israel, di Yerusalem. Jadi, walaupun Nebukadnezar mengangkut orang-orang ini dari Yehuda, tetapi orang-orang ini tetaplah berasal dari suku-suku yang mewakili suku-suku Israel yang lain, dan bukan hanya suku Yehuda dan orang Lewi saja.

Ayat 69 menyatakan bahwa mereka juga memberikan persembahan untuk pembangunan Rumah Allah. Mereka memberikan emas perak dan pakaian yang ada pada mereka. Mereka perlahan-lahan mulai membentuk apa yang diperlukan agar Israel dapat kembali berdiri. Baik calon raja, para pemimpin, para imam, dan rakyat yang mendiami tanah Israel, yang rela mengerjakan pekerjaan yang Tuhan inginkan, semua telah ada, walaupun dalam jumlah yang sangat kecil. Demikianlah bangsa Israel kelompok pertama yang kembali dari pembuangan mulai terbentuk. Kelompok pertama yang membuktikan kasih setia dan penyertaan Tuhan tetap ada pada mereka.

Untuk direnungkan:

  1. Tuhan membangun kembali umat-Nya dengan memulai dari yang kecil. Sama seperti dahulu Tuhan selama tiga generasi memakai tiga keluarga yang kecil, yaitu keluarga Abraham, keluarga Ishak, dan keluarga Yakub, di mana hanya Yakub yang memiliki 12 anak laki-laki, demikian juga sekarang Tuhan membangkitkan kembali Israel dari kaum-kaum yang kecil ini hingga Israel kembali berdiri sebagai bangsa yang besar. Tuhan memulai gereja-Nya juga dengan mengutus sekitar 500 orang saksi-Nya untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia. Apalah arti 500 orang ini di tengah-tengah kerajaan Romawi yang begitu besar. Tetapi dari merekalah kekristenan benar-benar menyebar dan meluas. Setelah hampir 400 tahun kemudian, kekristenan telah menjadi pengaruh yang sangat besar sehingga mereka menjadi kaum mayoritas di seluruh kerajaan Romawi. Apa yang dimulai-Nya dengan kecil dan tidak berarti akan sanggup dijaga-Nya hingga mencapai pertumbuhannya yang sempurna. Demikian juga sekarang ini. Setiap pelayanan atau pekerjaan yang dimulai dengan tulus bagi Tuhan, bergantung kepada Tuhan, sesuai dengan kehendak dan waktu Tuhan, mungkin dimulai dengan kecil dan begitu tidak berarti. Tetapi di dalam pemeliharaan Tuhan, apa yang dimulai dengan kecil dan tidak berarti sanggup dijaga-Nya hingga memberikan pengaruh besar demi kemuliaan nama-Nya.
  2. Segala pekerjaan-Nya mungkin dimulai dengan kecil dan tidak berarti, tetapi selalu dimulai dengan waktu dan keadaan yang sangat menunjang untuk dimulainya pekerjaan itu. Tuhan membangkitkan Koresh yang agung dengan kebijakan politiknya untuk memulangkan orang-orang yang dahulu dikumpulkan oleh Babel. Tuhan juga membangkitkan orang-orang yang, walaupun kecil, memiliki fungsi yang sangat penting untuk dimulainya pekerjaan Tuhan itu. Tidak semua yang dimulai dengan kecil bagi Tuhan harus Tuhan sertai sehingga menjadi besar. Jika waktu Tuhan belum tiba, maka pertumbuhan menjadi besar itu tidak harus menjadi syarat mutlak. Israel yang kembali dari pembuangan adalah kelompok kecil yang tidak memiliki kekuatan politiknya sendiri. Tetapi hingga saat ini kekuatan itu tidak pernah Tuhan berikan kepada mereka. Mereka tidak pernah lagi menikmati kebebasan dan kebesaran seperti pada zaman Salomo memerintah. Zaman itu telah lewat dan tidak akan mereka peroleh kembali sampai saatnya Mesias, Anak Daud, bertakhta di bumi ini. Pekerjaan yang Tuhan ingin kita lakukan mungkin dimulai dari pekerjaan yang berdampak begitu kecil. Tetapi apakah yang Tuhan percayakan itu pasti akan menjadi besar dan memenuhi seluruh bumi dengan pengaruhnya? Tidak tentu. Bagian kita bukanlah untuk menyaksikan atau menikmati hal yang tadinya kecil dan tidak berarti bertumbuh menjadi besar dan memengaruhi banyak orang. Bagian kita adalah untuk setia entah waktunya sudah tiba atau belum. Kesetiaan ini harus disertai dengan kerelaan kalau Tuhan tidak memberikan kesempatan kepada kita untuk menyaksikan buah dari apa yang kita kerjakan bagi Dia.

Doa:

  1. Tuhan, berkatilah pekerjaan-Mu saat ini seperti Tuhan memberkatinya di masa lalu. Biarlah setiap gereja Tuhan, sekolah Kristen, lembaga-lembaga yang dibentuk untuk melayani-Mu dengan tulus dan setia terus disertai dan memberikan pengaruh yang makin lama makin besar.
  2. Tuhan, berikan kami juga kesetiaan untuk bertekun di dalam hal-hal yang terlihat kecil dan remeh yang Tuhan percayakan kepada kami, sehingga kami dapat menjadi hamba-Mu yang baik dan setia. (JP)

Ezra 2:1-70