Tuhan Yesus dicobai (3)

Reforming Heart - Day 199

Matius 4:1-11

Tuhan Yesus dicobai (3)

Devotion from Matius 4:1-11

Di dalam ayat ke-8 dan 9, Iblis melancarkan serangannya yang terakhir. Pencobaan yang ketiga. Ayat 8 mengatakan bahwa Tuhan Yesus dibawa ke gunung yang sangat tinggi untuk diperlihatkan kerajaan dunia kepada-Nya. Gunung yang mana yang dimaksud tidak dinyatakan oleh Matius. Tetapi Iblis membawa Yesus ke sana untuk menunjukkan kemuliaan kerajaan dunia ini. Bukankah dunia ini diciptakan oleh Allah? Ya. Seluruh dunia adalah milik Allah. Apakah sebabnya Iblis menawarkan apa yang sebenarnya telah dimiliki oleh Allah? Yang Iblis tawarkan bukanlah dunia yang diciptakan Allah, tetapi dunia yang telah jatuh ke dalam dosa. Itu sebabnya Matius mengatakan “kerajaan dunia” sebagai lawan dari “kerajaan Allah”. Kerajaan Allah adalah segenap realitas ciptaan yang tunduk kepada Allah sebagai Sang Raja. Tetapi ciptaan yang memberontak, yang hidup berdasarkan cara sendiri, yang memberontak terhadap Allah tidaklah disebut bagian dari Kerajaan Allah. Milik Allah, tetapi tidak tunduk kepada pemerintahan Allah. Namun demikian, Kerajaan Allah akan menundukkan segala ciptaan kembali kepada Allah. Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengkhotbahkan tentang Kerajaan Allah sudah dekat. Itu berarti seluruh ciptaan yang tidak mau tunduk kepada Allah akan ditundukkan dan pada akhirnya akan mengakui Allah sebagai Raja mereka.

Tetapi pada bagian ini Iblis justru menawarkan kerajaan dunia. Suatu kerajaan dengan prinsip-prinsip yang menentang dominasi dan otoritas Allah. Kerajaan yang mementingkan hawa nafsu dan ilah-ilah palsu, inilah yang ditawarkan oleh Iblis. Ini merupakan tawaran yang sangat menggiurkan bagi mereka yang melihat dunia ini begitu gemerlap dan penuh dengan daya pikat. Tetapi tidak demikian bagi orang-orang yang merindukan agar kerajaan Allah segera tiba. Bagi mereka dunia ini tidak menawarkan sukacita dan bahagia apa pun kecuali jika prinsip-prinsip firman dan kebenaran Allah diterapkan di dalamnya.

Cobaan dari Iblis adalah menawarkan kemuliaan dunia dengan syarat menyembah dia. Apakah ini akan mempan untuk Tuhan Yesus? Bukankah Dia akan mewarisi dunia ini dan Kerajaan Allah akan dinyatakan oleh-Nya di dalam dunia? Benar. Tuhan Yesus akan mewarisi dunia ini dengan ketaatan kepada Bapa-Nya untuk berkorban dan mati di kayu salib. Iblis menawarkan jalan pintas. Yesus tidak harus menderita dan mati di kayu salib. Dia hanya perlu sujud satu kali saja kepada Iblis dan semua rencana selesai. Inilah tawaran Iblis bagi Yesus. Dunia ini akan menjadi milik-Nya dan Dia bisa mengubah segala tatanannya sesuai dengan kehendak-Nya. Dia bisa menyatakan kerajaan Allah di dunia dengan mudah. Hanya perlu menyembah Iblis satu kali. Apakah tawaran ini baik? Tidak. Ini adalah tawaran yang penuh tipu daya. Salah satu hal yang akan terjadi bilamana kerajaan Allah dinyatakan di dunia adalah hancurnya kuasa Iblis. Bagaimana mungkin kuasa Iblis dapat dihancurkan oleh Yesus jika Dia pernah sujud menyembah Iblis? Itu sebabnya Tuhan Yesus menolak Iblis dan mengusir dia. Tuhan Yesus mengutip Ulangan 13:4. Dia tidak berminat menjadi penguasa, Dia hanya ingin menaati Bapa-Nya. Dia tidak ingin jadi yang terbesar, Dia hanya ingin dianggap setia oleh Bapa-Nya. Dia tidak ingin menjadi Tuan di atas segala tuan, Dia hanya ingin menjadi hamba yang setia. Dia tidak ingin jalan mudah. Dia menginginkan untuk setia walaupun itu berarti penderitaan, salib, dan kematian.

Di dalam ayat 11 Tuhan Yesus melawan dan Iblis pun lari dari pada Dia (Yak. 4:7). Iblis meninggalkan Dia dan setelah itu malaikat utusan Tuhan pun datang. Kedatangan para malaikat ini untuk melayani Tuhan memberikan jawaban kepada semua kesetiaan Tuhan Yesus. Malaikat datang memberikan makanan, membuat Yesus mengatasi kesulitan pertama yang dijadikan cobaan oleh Iblis. Yang kedua adalah malaikat datang memelihara Tuhan Yesus, membuat Dia tidak perlu membuktikannya dengan caranya sendiri, tetapi membuat Dia mengalaminya dengan cara Tuhan. Dan yang terakhir, malaikat datang untuk melayani Yesus dan menjadi hamba-Nya. Dia tetaplah Sang Raja yang tidak mungkin boleh sujud kepada siapa pun selain Bapa-Nya. Semua ini memberikan pelajaran kepada kita agar kita pun, dengan kekuatan dan teladan dari Yesus, mampu melawan Iblis sampai dia lari dari kita.

Untuk direnungkan:
Pencobaan yang terakhir ini adalah pencobaan yang menawarkan tiga hal: yang pertama adalah kenikmatan dunia dan yang kedua adalah jalan pintas, dan ketiga adalah kebertundukan kepada Iblis. Mari kita perhatikan ketiga hal ini.

  1. Iblis menawarkan kenikmatan dunia dengan segala yang ada di dalamnya. Apakah salah jika kita menikmati apa yang ada di dunia? Tentu tidak. Bahkan Kitab Pengkhotbah mengatakan bahwa itulah yang menjadi bahagia kita di dalam dunia ini (Pkh. 2:24). Tuhan memberikan kita apa yang dapat kita nikmati. Tetapi yang dimaksudkan Matius di sini bukanlah hanya kenikmatan dunia. Iblis menawarkan kerajaan dunia: segala kemegahan, kenikmatan, dan kemuliaan dunia yang lepas dari Allah. Inilah yang ditawarkan. Iblis tidak menawarkan kesenangan. Iblis menawarkan kesenangan di dalam realitas kerajaan yang bukan Kerajaan Allah. Kesenangan dengan mengabaikan Allah. Inilah kerajaan dunia itu: Kesenangan dengan mengabaikan Allah, kemuliaan tanpa memedulikan Allah, kenikmatan tanpa mengingat Allah, dan kemegahan tetapi tidak mengenal Allah. Semua inilah yang dimaksud dengan kerajaan dunia. Akankah kita jatuh ke dalam tawaran ini? Menikmati hidup, menikmati kedudukan, menikmati harta, menikmati kesenangan, menikmati nama yang masyhur, semuanya, tetapi tanpa Allah. Hidup diluar Allah. Hidup yang terpisah dengan Allah. Jika kita menikmati segala berkat Allah, tetapi kita sendiri tidak pernah mengasihi Dia, menaati Dia, atau bahkan tidak pernah mengenal Dia, maka kita sedang menikmati kerajaan dunia ini.
  2. Hal kedua yang Iblis tawarkan adalah jalan pintas. Mengapa ikut proses yang lama? Mengapa harus kaku dan tidak mau memotong jalur agar lebih cepat memperoleh apa yang diinginkan? Yesus tidak harus menunggu lama dan menebus manusia dengan menderita dan mati di kayu salib di dalam waktu Tuhan. Dia bisa saja langsung memperolehnya dengan satu kali sujud kepada Iblis. Akankah kita menjual kemuliaan kita sebagai umat tebusan dengan menyerah kepada godaan Iblis? Godaan untuk sogok menyogok? Godaan untuk memanfaatkan relasi untuk memperoleh sesuatu yang belum akan Tuhan berikan? Godaan untuk melakukan kecurangan? Godaan untuk meraih keinginan daging dengan cara yang mendukakan hati Tuhan? Kiranya kita ingat teladan Tuhan Yesus dalam menghadapi Iblis. Dia mengusir Iblis dan mempertahankan iman yang hanya mau tunduk kepada Allah, Bapa-Nya di surga.
  3. Hal ketiga adalah permintaan Iblis untuk menyembah dia. Ini merupakan inti dari segala godaan Iblis. Dia ingin dianggap sebagai Allah. Dia ingin disembah. Dia ingin Anak Allah pun tunduk kepada dia. Tetapi dia yang ingin tempat yang tertinggi akan diturunkan di tempat yang terendah. Tuhan akan melemparkan Iblis ke tempat yang paling dalam dan paling hina. Tetapi sebelum waktu kehancurannya tiba, godaannya kepada manusia akan makin gencar. Setiap bentuk dosa sebenarnya adalah kebertundukan kepada Iblis. Kita mengikuti dia, meneladani dia, dan bertindak seperti dia akan bertindak. Tetapi, sujud menyembah kepadanya dengan perbuatan saja ternyata tidak memuaskan Iblis. Dia ingin menggoda dan menipu manusia agar Tuhan yang sejati tidak disembah, tetapi ciptaan hina seperti dirinya harus disembah. Inilah peperangan rohani yang dimaksudkan di dalam surat Paulus kepada jemaat di Efesus (Ef. 6:12). Kita tidak berada di dalam kuasa netral. Entah kita sujud dan tunduk kepada Allah dan Kerajaan-Nya, atau kita tunduk kepada kuasa dunia ini yang di baliknya adalah Iblis.

Doa:
Tuhan, berikan kami kekuatan. Ketika kami ditawari jalan pintas di mana asal kami tunduk kepada setan, biarlah kami melawan dia dengan tegas dan biarlah kami terus menerus menyatakan kesetiaan kami kepada-Mu dan tidak pernah berpaling dan berbalik dari-Mu, ya Tuhan. Tolong kami untuk senantiasa mengingat-Mu dan mempunyai hati yang takut akan Tuhan serta mengasihi Tuhan. (JP)

Matius 4:1-11