Mari kita perhatikan beberapa tempat dalam bagian ini dan juga 1 Samuel 31:1. Dikatakan bahwa Daud berjalan dari Ziklag ke Afek. Ini merupakan separuh perjalanan menuju daerah Yizreel. 1 Samuel 29:1 mengatakan bahwa orang Israel berkemah di Yizreel dan mereka akhirnya takluk di gunung Gilboa. Gunung Gilboa sangat dekat dengan daerah Yizreel. Ini berarti orang Filistin dengan agresif menerobos daerah Israel untuk memerangi mereka di daerah Israel sendiri. Perlu waktu kira-kira tiga hari untuk tiba ke Yizreel dari Afek. Perlu waktu kira-kira tiga hari juga untuk berjalan dari Afek ke Ziklag. Ziklag berada di daerah selatan dari Kanaan, Afek berada di tengah, dan Yizreel ada di daerah utara. Jadi perjalanan Daud adalah dari Ziklag ke Afek (memakan waktu tiga hari ke arah Selatan). Lalu orang-orang Filistin telah berkumpul di Afek (ay. 1). Mereka berjalan ke Yizreel untuk memerangi Saul dan tentara Israel (ay. 11). Perjalanan Afek ke Yizreel adalah tiga hari ke arah Utara. Mengapa perlu melihat tempat-tempat ini? Untuk memberikan gambaran bahwa Daud terpaksa pergi dengan raja Akhis. Apakah ini berarti Daud akan berperang melawan Saul? Tidak mungkin. Kesetiaannya kepada Saul sebagai raja Israel begitu besar. Jika dia mau membunuh Saul, bukankah Tuhan mengizinkan ada dua kesempatan yang sangat baik? Jika dia tidak membunuh Saul dalam keadaan terjepit sekalipun karena dia setia kepada raja yang diurapi Tuhan, mengapa dia ingin memerangi Saul sekarang? Berarti Daud pergi bersama dengan Akhis karena sejak semula dia ingin membantu Israel menghancurkan Akhis? Tidak juga. Mengapa? Ini terlihat dari keputusan Daud untuk pulang ke Ziklag ketika diperintahkan oleh Akhis. Dia tidak berputar lalu menyusul orang Filistin untuk menolong Israel memerangi Filistin. Jika dia perlu tiga hari untuk kembali ke Ziklag, maka dia tidak akan punya kesempatan untuk menyusul ke Yizreel guna membantu orang Israel. Jadi di manakah posisi Daud? Daud sebenarnya enggan pergi berperang, tetapi kalau dia terpaksa harus berangkat perang, maka Daud akan mengambil posisi seperti orang-orang Ibrani yang kembali setia kepada Raja Israel dan berbalik memerangi Filistin (1Sam. 14:21). Tetapi jika dia memang bisa terlepas dari peperangan ini, maka dia lebih memilih berdiam di Ziklag dan tidak terlibat pertempuran sama sekali.
Dalam ayat 4 dikatakan bahwa para pemimpin Filistin telah belajar dari kesetiaan palsu orang-orang Ibrani dalam 1 Samuel 14:21. Keadaan akan makin bahaya kalau orang Ibrani itu adalah Daud, yang pernah membantai begitu banyak orang Filistin ketika masih menjadi salah satu panglima dari Saul. Maka atas perintah para pemimpin Filistin, Akhis menyuruh Daud untuk pulang ke Ziklag. Perhatikan kalimat Akhis dalam ayat 6. Dia mengatakan, “Demi TUHAN yang hidup…” Dia menyebut nama YHWH, Allah Israel. Mengapa dia melakukan itu? Tanpa sadar dia tengah menyatakan kesaksian yang benar, yaitu Daud memang tetap setia dan jujur di hadapan TUHAN. Dalam arti bahwa Daud tidak berniat membelot ke Filistin. Dia bahkan tetap melakukan perang Tuhan melawan musuh-musuh Israel walaupun sedang dalam pelarian di daerah Filistin. Daud tetap jujur di hadapan Tuhan. Tetapi ini tidak berarti Daud akan setia kepada Akhis. Tuhanlah satu-satunya fokus sembah sujud Daud. Segala kebertundukan kepada Akhis tidak menunjukkan kesetiaan Daud yang sesungguhnya. Dia hanya sujud kepada Tuhan. Tidak kepada yang lain. Maka Daud pun kembali pulang dan tidak ikut pergi bersama dengan pasukan Filistin untuk memerangi Israel.
Sebenarnya ini semua adalah providensia Allah bagi Daud. Kalimat-kalimat pemimpin Filistin yang menyuruh Daud pulang (ay. 4) adalah cara Allah melindungi Daud dari perang ini. Mengapa? Sebab Tuhan berencana menghancurkan Israel dan membunuh Saul beserta anak-anaknya di dalam perang ini. Tuhan ada pada pihak Filistin dalam perang ini! Tetapi Daud juga tidak mungkin membela Filistin dan berperang melawan pasukan umat Tuhan. Ini adalah dosa pengkhianatan yang sangat besar. Jadi, seandainya Daud berangkat, maka dia akan berada pada pihak Israel yang akan Tuhan hancurkan. Dia akan melawan Tuhan jika dia membela Israel pada pertempuran ini! Tuhan membebaskan Daud dari keterlibatan di dalam rencana Tuhan menghancurkan Israel.
Mari kita perhatikan tiga hal dalam bacaan hari ini.
-
Kaitan bagian ini dengan seluruh Kitab 1 Samuel
Bagian ini menjadi sangat penting di dalam masa transisi kerajaan Israel dari Saul menuju Daud. Tuhan tidak hanya berniat untuk mengganti raja Israel, tetapi Dia hendak merombak tatanan pemerintahan Saul dengan tatanan pemerintahan yang baru di bawah Daud. Tuhan benar-benar membersihkan pasukan Saul dan menggantinya dengan pasukan baru di bawah Daud. Apakah peran bacaan kita dalam rencana peralihan ini? Peran bacaan ini adalah Tuhanlah yang melindungi Daud untuk tidak perlu terlibat di dalam rencana ini. Daud tidak pernah sekalipun berbagian di dalam kudeta ataupun peperangan yang melemahkan pasukan Saul. Tuhanlah yang menghancurkan Saul untuk Daud. Inilah yang menjadi pesan yang sangat agung dari perlindungan Allah bagi Daud. Janji Allah bahwa Dialah yang akan menaklukkan musuh-musuh Daud. -
Apakah yang dapat kita pelajari?
Bagian ini memberikan suatu pesan yang sangat indah tentang perlindungan/providensia Allah. Allah yang akan mempersiapkan segala sesuatu di dalam pemerintahan Daud nantinya. Kesetiaan Daud membuat dia tetap berada di dalam jalur panggilan yang Allah berikan untuk menjadikan dia raja. Tetapi persiapan apa pun yang berhubungan dengan posisi, keamanan, dan kekuasaan Daud adalah pemberian Allah. Dialah yang membuat segala hal menunjang Daud menjadi raja. Tetapi Daud harus menantikan waktu Tuhan dan cara Tuhan dalam membereskan itu semua. Dia dituntut untuk bertekun di dalam kesetiaan dan ketaatannya kepada Tuhan, dan Tuhanlah yang akan membuat takhtanya kokoh. Berbeda dengan Saul. Saul begitu pasif di dalam berjuang bagi Tuhan, tetapi begitu aktif dalam mempertahankan kekuasaannya dengan menyingkirkan segala ancaman yang mungkin muncul. Marilah kita belajar bertekun melakukan apa yang perlu untuk menyatakan hidup yang suci, setia kepada Tuhan, dan kasih yang menyala-nyala bagi Allah dan kemuliaan-Nya. Tuhanlah yang akan mengatur hidup kita. Berjuang untuk nama Tuhan, bukan untuk diri. Ketika diri kita dan hidup kita dipasrahkan untuk memuliakan nama Allah, barulah kita mengerti bahwa Allah yang akan memelihara dan mengatur hidup kita dengan cara yang ajaib. Tetapi jika kita berjuang untuk mengatur hidup dan mengabaikan perjuangan bagi nama Tuhan, bagaimanakah mungkin kita dapat mengalami keindahan pengaturan Tuhan yang jauh lebih ajaib dari cara apa pun atau siapa pun di dalam dunia ini? -
Bayang-bayang Kristus
Pada bagian ini, cara Allah mempersiapkan kerajaan Daud menjadi gambaran dari penggenapan rencana Allah mempersiapkan kerajaan bagi Anak-Nya, yaitu Yesus Kristus. Mazmur 110:1 mengatakan bahwa Allah akan menghancurkan segala musuh Anak-Nya. Apa yang dilakukan Sang Anak? Sang Anak duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Bapa yang mengerjakan semua demi kemuliaan Anak. Mengapa begitu? Karena yang dikerjakan Anak, semuanya demi kemuliaan Bapa. Posisi duduk melambangkan selesainya tugas yang harus dikerjakan Sang Anak (Ibr. 10:11-13). Lalu, kalau semua dikerjakan Sang Anak bagi Bapa-Nya, siapa yang akan mempersiapkan takhta kerajaan-Nya? Allah Bapa yang akan mengerjakannya bagi Sang Anak. Ini semua dilambangkan secara sementara oleh kehidupan Daud. Dia menanti Allah menghancurkan Saul dan memberikan takhta bagi Daud. Tetapi ini terjadi karena Daud melakukan perang demi membela nama Allah. (JP)