Daud Bersembunyi di Daerah Filistin

Reforming Heart - Day 37

1 Samuel 27:1-12

Daud Bersembunyi di Daerah Filistin

Devotion from 1 Samuel 27:1-12

Pada bagian ini, akhirnya Daud benar-benar tersingkir ke luar daerah Israel. Dia harus tinggal di daerah Filistin karena, ironisnya, inilah cara aman untuk lepas dari kejaran Saul. Dan ternyata memang berhasil, karena Saul memang benar-benar berhenti mengejar dia (27:4). Daud menyingkir ke daerah raja Akhis. Dalam 1 Samuel 21:10 dikatakan bahwa Daud pernah mencoba bersembunyi di tempat raja Akhis, tetapi karena pegawai-pegawai Akhis curiga kepada Daud (1Sam. 21:11), dia tidak jadi bersembunyi di sana. Tetapi kali ini dia diterima dengan baik karena mungkin Akhis telah melihat bahwa Daud benar-benar telah dimusuhi Saul. Musuh dari musuhku adalah temanku. Apalagi ini berarti Akhis akan mendapatkan tambahan tentara bayaran. Beberapa pasukan Filistin adalah orang Ibrani yang tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap dan akhirnya malah membelot menjadi pasukan Filistin (14:22; 27:12). Maka Daud dan 600 pengikutnya, beserta istri dan anak-anak mereka, tinggal di daerah Filistin. Ayat 6 bahkan mengatakan bahwa Ziklag menjadi kepunyaan orang Yehuda karena diberikan oleh orang Filistin. Tetapi benarkah orang Filistin pemilik Ziklag? Sebenarnya Tuhanlah yang memiliki seluruh tanah Israel, Filistin, bahkan seluruh dunia. Tuhan adalah pemilik tanah Kanaan, tetapi Dia memberikannya kepada orang Israel, umat-Nya.

Ayat 8 mengatakan bahwa Daud perlahan-lahan memusnahkan musuh-musuh Israel. Dia menghancurkan banyak bangsa-bangsa yang akan menjadi lawan Israel dalam mewarisi tanah perjanjian Tuhan. Dikatakan bahwa Daud mengalahkan orang-orang Gesur, Girzi, dan Amalek. Daud perlahan-lahan membersihkan tanah Kanaan dari bangsa-bangsa yang Tuhan telah tetapkan untuk dihancurkan. Daud menghancurkan daerah orang Gesur, karena ini merupakan tugas yang belum berhasil dijalankan oleh orang Israel sejak zaman Yosua (Yos. 13:13). Dia juga mengalahkan orang Amalek sebagai penggenapan perintah Tuhan (Kel. 17:14; 1Sam. 15:2-3) yang gagal dipenuhi oleh Saul (1Sam. 15:8). Ayat 9 mengatakan bahwa Daud membunuh semua, tidak menyisakan satu pun orang hidup. Mengapa dia melakukan ini? Apakah supaya tidak ada yang membocorkan kepada raja Akhis bahwa Daudlah yang melakukan semua penyerangan-penyerangan ini? Ya, tetapi ini bukanlah alasan utama mengapa Allah menggerakkan dia untuk melakukan penyerangan-penyerangan ini. Allah ingin menyatakan hukuman-Nya kepada bangsa-bangsa tadi sehingga Daud menjadi alat murka Allah di tangan Allah. Perintah Tuhan yang sangat keras, baik kepada Musa dan Yosua untuk membasmi seluruh penduduk Kanaan, harus dilihat dari sudut pandang Allah sebagai Hakim seluruh dunia. Allah berhak menghukum! Allah, yang adalah pemilik nyawa segala yang hidup, adalah yang berhak memberikan hukuman mati. Tetapi perlu diingat bahwa Allah memerintahkan ini hanya satu kali. Tuhan murka kepada penduduk Kanaan dan mendatangkan Israel untuk menghukum mereka. Tuhan tidak pernah memerintahkan hal ini dilakukan lagi oleh Israel. Hanya kepada penduduk Kanaan dan orang-orang Amalek. Maka waktu Daud menghancurkan mereka semua, kita harus mengingat bahwa rencana penghukuman Allah dan pernyataan murka-Nya belum juga tuntas hingga pada saat Daud memerangi mereka satu per satu.

Allah adalah Hakim yang adil. Inilah yang menjadi pegangan bagi semua orang beriman yang berserah kepada Dia. Daud menyerahkan perkaranya dengan Saul kepada Allah karena dia tahu hanya Allah yang adil dan bertindak dengan tepat di dalam penghukuman. Allah jugalah yang akan menghakimi bangsa-bangsa. Kitab-kitab seperti Yesaya, Yeremia, dan Yehezkiel membahas bagaimana firman penghakiman Allah diberikan kepada bangsa-bangsa besar di dunia. Demikian juga ketika Dia menghukum Mesir dengan 10 tulah. Hal yang sama harus ada dalam pikiran orang-orang yang percaya kepada-Nya ketika Dia memunahkan sebuah bangsa dan mematikan semua penduduknya melalui alat murka-Nya, yaitu Israel. Tidak ada satu pun tindakan Allah yang salah, tidak adil, atau tidak tepat. Demikian juga ketika Daud memimpin pasukannya untuk menyerang daerah-daerah tersebut, menaklukkan mereka, dan membunuh semua orangnya dengan pedang.

Mari kita belajar melihat ketiga hal di bawah:

  1. Kaitan bagian ini dengan seluruh Kitab 1 Samuel
    Bagian ini memberikan kisah Daud di tengah-tengah orang Filistin. Ini merupakan bagian yang menyatakan suatu kejutan bagi kita yang membaca. Bagaimana mungkin Daud yang membunuh begitu banyak orang Filistin sekarang tinggal di tengah-tengah orang Filistin? Tetapi inilah keunikan kisah hidup Daud. Tepat sebelum dia menjadi raja, dia justru harus tinggal di tengah-tengah orang Filistin. Tetapi bagian ini juga menjadi akhir dari tempat-tempat pelarian Daud dari kejaran Saul. Sangat mengejutkan karena tempat pelarian terakhir Daud adalah daerah Filistin. Inilah bagian peralihan yang sangat menakjubkan. Kitab ini memasuki bagian penutupnya dengan suatu alur yang sangat tidak terduga. Di saat segalanya sepertinya salah bagi Daud, dan di saat Saul seperti mendapat angin, keadaan langsung berubah. Daud tetap menjalankan tugasnya menyingkirkan bangsa-bangsa keji yang Tuhan ingin hancurkan. Kedudukan Daud sejak lari dari Saul hingga saat dia menyingkir ke Filistin pun sesungguhnya semakin kuat. Ada progres di dalam jalan hidup Daud. Progres yang memuncak di dalam pelantikannya menjadi raja Yehuda dan akhirnya raja atas seluruh Israel. Tidak demikian dengan Saul. Saul justru semakin menurun. Dia yang tadinya mempunyai kekuatan militer begitu besar, malah sibuk mempergunakan kekuatan tersebut untuk memburu orang yang tidak bersalah. Bagian selanjutnya menunjukkan keadaan Saul yang makin menurun hingga akhirnya mati di tangan orang Filistin. Bagian ini sangat penting karena mencatat keadaan Daud yang terus mendapatkan kekuatan di tempat yang paling tidak terduga, yaitu daerah orang Filistin.
  2. Apakah yang dapat kita pelajari?
    Saya berharap kita semua merenungkan sifat Allah yang penuh dengan belas kasihan. Mengapa bagian yang menyatakan tentang murka Allah bagi bangsa-bangsa keji malah menyatakan belas kasihan Allah? Karena kita semua yang dipilih-Nya sebenarnya tidak lebih baik dari bangsa-bangsa itu. Kita baru menyadari sebesar apa cinta kasih dan belas kasihan Allah kepada kita kalau kita tahu nasib kita jika Tuhan tidak berbelas kasihan kepada kita. Penghukuman Tuhan kepada bangsa-bangsa fasik seharusnya juga ditimpakan kepada kita. Mengapa kita bisa selamat? Karena Tuhan yang meluputkan kita dari murka-Nya. Hal berikut yang kita bisa pelajari bersama-sama juga adalah kehidupan Daud di dalam pimpinan Tuhan. Sepertinya jalan hidup yang Tuhan berikan kepada Daud begitu suram dan tidak berpengharapan. Tetapi di dalam keadaan tidak berpengharapan ini Tuhan tidak pernah berhenti menyertai dan memakai Daud untuk menggenapkan rencana-Nya bagi umat pilihan-Nya. Sedang dalam keadaan apakah kita? Sepertinya tidak ada harapan? Di saat seperti ini perlu ada keteguhan hati dan keyakinan bahwa Tuhan sedang menginginkan kita melakukan sesuatu. Inilah penyertaan Tuhan yang berkuasa. Yang sedang kehilangan harapan diberikan anugerah sehingga bukan saja dia dapat kembali mempunyai semangat hidup, tetapi juga mempunyai kerinduan mengerjakan sesuatu demi kemuliaan Allah.
  3. Bayang-bayang Kristus
    Pada bagian ini Daud menjadi gambaran yang dipakai Alkitab untuk menjelaskan tentang Kristus dan penghakiman terakhir. Kristuslah Hakim seluruh dunia. Dialah yang akan menginjak-injak bangsa-bangsa yang fasik (Mzm. 2). Dia jugalah yang akan menghukum semua kejahatan yang terjadi. Daud adalah gambaran di dalam Kitab Samuel mengenai penghakiman Kristus. Biarlah kita mengingat terus bahwa Sang Juruselamat yang kita miliki, walaupun lemah lembut dan penuh belas kasihan, juga adalah Hakim yang adil yang akan menghancurkan semua kekuasaan dunia yang fasik ini hingga mereka hancur sama sekali. (JP)

1 Samuel 27:1-12