Daud Membebaskan Saul

Reforming Heart - Day 36

1 Samuel 26:1-25

Daud Membebaskan Saul

Devotion from 1 Samuel 26:1-25

Bagian ini sangat mirip dengan 1 Samuel 23:19-24:22, tetapi tetap ada beberapa bagian yang berbeda dari Daud. Inilah bagian di mana Daud mulai kembali menunjukkan wibawanya sebagai seorang pemimpin perang. Perhatikan di ayat 26:3. Jika dalam 23:23 dikatakan bahwa Saul mengirim mata-mata untuk mencari tahu tempat Daud, maka dalam 26:3 Daudlah yang mengirim mata-mata. Jika dalam 23:25 Daud lari dari kejaran Saul, dan 24:3 Saul mencari Daud dan Daud bersembunyi dalam gua, maka pada 26:5 dikatakan bahwa Daud yang datang kepada Saul. Tidak ada lagi Daud yang bersembunyi dari kejaran Saul. Kali ini dia yang bersiap untuk mendatangi Saul. Ayat 6 menunjukkan jiwa pemimpin yang sejati di dalam kalimat “siapakah yang mau pergi bersama-sama dengan aku…”. Daud tidak memerintahkan tentaranya untuk berkorban. Dia mengajak tentaranya untuk berkorban bersama-sama dengan dia. Maka jawabannya direspons oleh salah satu anak-anak Zeruya (yang masih merupakan keponakan Daud sendiri) dengan segera. Abisai anak Zeruya segera pergi bersama-sama dengan Daud. Untuk apa? Untuk memerangi Saul? Bukan. Daud tahu bahwa dia tidak akan boleh memerangi pasukan Israel. 1 Samuel 27:1 mengatakan bahwa Daud tetap kembali dalam pelarian demi nyawanya sendiri. Tetapi Daud bukan lagi seorang pelarian yang ketakutan dan bersembunyi. Mungkin dia tetap takut dengan bahaya yang terus menerus mengancam nyawanya itu, tetapi pada bagian ini dia bertindak melakukan sesuatu, dan tidak hanya lari dari Saul yang mengejarnya. Apakah yang mau dinyatakan oleh Kitab ini? Bahwa Daud telah mengalahkan rasa takutnya dan bangkit dari keterpurukan? Tidak. Bagian ini mau menyatakan dengan lebih limpah lagi tentang peran Daud sebagai seorang raja dan pemimpin perang yang tidak pernah berhenti sekalipun dia ada dalam pelarian. 1 Samuel 23 menunjukkan bagaimana Daud tetap dipakai Tuhan untuk menghancurkan orang Filistin dan bagian ini melanjutkannya.

Ayat 10 dan 11 mengaitkan sifat keadilan dan kelemahlembutan yang dimiliki Daud. Daud mengetahui bahwa Saul harus mati karena segala ketidakadilan yang dilakukannya kepada dirinya. Dia tahu bahwa Saul telah melakukan begitu banyak kekejaman karena kebenciannya kepada Daud. Tetapi pada ayat 11 mengatakan bahwa dia tetap tidak akan menyentuh orang yang telah diurapi oleh Allah. Dia tetap berpegang pada perasaan takut akan Allah yang terwujud dalam penghormatannya kepada raja yang diurapi Allah. Tetapi, berbeda dengan perjumpaan sebelumnya, kali ini Daud melakukan sesuatu yang lebih menyatakan kekuatannya. Yang pertama dia mengambil tempat minum Saul. Ini menjadi bukti bahwa dia telah berada begitu dekat dengan Saul untuk bisa membunuh dia dengan sekali tikaman. Dia mengambil tombak Saul. Ini adalah tindakan seorang tentara pada zaman itu setelah dia mengalahkan musuhnya dalam pertempuran (lihat 1Sam. 17:51, 54, juga kisah kematian Saul dalam 1Sam. 31:9). Daud menyatakan kemenangannya atas Saul, tetapi dia tidak mau membunuh Saul. Tidak ada lagi hati yang berdebar-debar seperti dalam 1 Samuel 24:5. Yang sekarang dicatat dalam bacaan kita adalah seorang panglima yang mengampuni musuhnya yang sudah terbaring di dekat tumpuan kakinya.

Lalu pada 26:14 dikatakan bahwa Daud berteriak kepada Abner, panglima pasukan tentara Saul. Ayat ini mau menggambarkan Daud sebagai panglima perang yang menuntut pertanggungjawaban dari Abner yang gagal melindungi Saul. Daud tidak memanggil Abner dengan sebutan “tuan”. Dia memperlakukan Abner seperti salah satu tentara bawahannya. Dialah panglima Israel yang sesungguhnya. Bahkan, tanpa melebih-lebihkan, dialah raja Israel yang sesungguhnya! Roh Tuhan ada pada dia, dan bukan pada Saul. Raja Israel yang sedang memarahi panglima pasukan yang tertidur ketika sedang berperang. Raja yang memarahi seluruh pasukan tentaranya yang gagal menjalankan tugas mengamankan pemimpin mereka sendiri. Ayat 19 menyatakan pemahaman theologis Daud yang tepat. Dia mengenal Allah sebagai Allah yang benar. Allah tidak akan menerapkan hukum yang tidak adil. Itulah sebabnya Daud mengatakan bahwa kalau memang Allah yang menggerakkan Saul, maka biarlah diadakan korban pendamaian sebagaimana diperintahkan Allah. Daud menyatakan bahwa Allah adalah Allah yang penuh kasih dan pengampunan. Itulah sebabnya Allah sudah menyediakan jalan pendamaian bagi Daud yang hanyalah orang berdosa. Tetapi jika manusia yang menggerakkan Saul, maka orang itu harus dikutuk. Mengapa harus dikutuk? Karena Daud dipaksa untuk pergi meninggalkan daerah Israel walaupun dia sama sekali tidak pernah melakukan kesalahan seperti yang dituduhkan kepadanya. Dan jikalau Daud harus lari meninggalkan daerahnya, maka hal itu sama saja dengan menyuruh dia menyembah ilah lain saja. Membuat Daud menjadi pelarian dan mendesak dia hingga harus pergi ke luar daerah Israel adalah sama dengan menarik bagiannya dalam tanah perjanjian Tuhan. Ini berarti dia harus menjadi bagian dari orang-orang kafir penyembah berhala.

Bagian selanjutnya yang ingin disorot adalah ayat 22-24. Meskipun Saul berjanji (lagi) bahwa dia tidak akan mengejar Daud lagi, Daud tetap menyatakan suatu ketegasan yang besar. Dia menunjukkan tombak raja sebagai suatu cara menyatakan bahwa dia adalah sang penakluk yang mengampuni nyawa Saul. Daud mengampuni nyawa Saul karena dia ingin menyerahkan kepada Tuhan segala penghakiman dan penghukuman bagi yang bersalah. Dalam ayat 24 Daud mengatakan bahwa seperti nyawa Saul berharga di mata Daud, kiranya nyawa Daud berharga di mata Tuhan. Dia tidak pernah mengatakan “kiranya nyawaku berharga di matamu, tuanku raja…”. Dia tetap membawa kasusnya kepada Tuhan, Pembelanya yang adil. Dalam 26:22-24 perkataan Daud tetap dinyatakan dengan prinsip yang sama dengan yang dikatakannya kepada Saul pada 24:10-15. Tetap menyerahkan penghakiman atas ketidakadilan yang dia terima kepada Tuhan, dan percaya bahwa Tuhanlah yang akan membalaskan segala ketidakadilan itu. Walaupun sekarang Daud ditonjolkan sebagai seorang pemimpin besar dengan intensitas lebih besar dibandingkan bagian-bagian sebelumnya, tetapi mengenai perasaan takut akan Allah yang dimiliki Daud dan juga segala keberserahannya kepada Tuhan untuk membela perkaranya tetap sama. Dari muda sampai nanti dia menjadi tua, Tuhan adalah tempat Daud berlindung. Dari muda sampai nanti dia mati, Tuhan adalah satu-satunya yang ditakuti dan dikasihi Daud.

Kiranya hati kita disentuh dan diubahkan oleh firman Tuhan hari ini dengan melihat tiga hal berikut:

  1. Kaitan bagian ini dengan keseluruhan Kitab 1 Samuel
    Pada bagian ini Kitab 1 Samuel mulai menunjukkan kepahlawanan Daud di dalam memimpin. Kisah mengenai pendiriannya yang tetap di dalam kebenaran dan keputusannya yang diwarnai dengan perasaan takut akan Tuhan dan keberserahan kepada Tuhan menjadikan bagian ini suatu transisi di mana Saul akan benar-benar hancur dan Daud akan benar-benar naik takhta. Bagian ini mulai memberikan laporan mengenai jiwa yang agung dari Daud sebagai raja yang akan naik takhta.
  2. Apakah yang dapat kita pelajari?
    Bagian ini mengajarkan kepada kita untuk memiliki perasaan takut akan Tuhan dan keberserahan kepada Tuhan sebagai suatu komitmen hati. Segala keputusan yang kita buat akan sangat ditentukan oleh komitmen hati kita. Semakin hati kita takut akan Allah dan berserah kepada Dia, maka cara hidup yang kita lakukan akan semakin memancarkannya dengan indah.
  3. Bayang-bayang Kristus
    Dalam bagian ini juga kita melihat bayang-bayang dari Kristus. Kristus akan menjadi Raja, dan kehidupan Daud menjadi bayangan dari Kristus yang akan datang. Segala sifat-sifat agung yang dimiliki Daud adalah bayangan dari sifat-sifat sempurna Kristus. Kristus adalah Raja yang takut akan Allah Bapa-Nya di surga, mencintai kebenaran, dan tidak menghakimi karena diri sendiri, tetapi hanya karena kebenaran. (JP)

1 Samuel 26:1-25