Daud adalah keturunan Yehuda dan sekarang ini dia adalah raja Yehuda. Apakah Daud layak menjadi raja atas seluruh Israel? Ya. Apakah semua bisa menerima kerajaan Daud dan dinastinya? Tidak. Di dalam Kitab Raja-raja akhirnya Tuhan memecahkan Israel menjadi dua kerajaan, yaitu Israel Utara dan Yehuda (1Raj. 12:21-24). Tuhan membuang sebagian dari Israel dan mempertahankan sebagian lagi. Ini adalah rancangan besar yang dilakukan Allah di dalam sejarah Israel. Siapa yang menolak kerajaan Daud, silakan buat kerajaan sendiri. Tetapi Tuhan tidak akan memutuskan takhta Daud hingga datangnya Sang Mesias. Pada akhirnya Israel terdiri dari kerajaan yang duniawi dan menyembah berhala (Utara), dan Kerajaan Selatan di mana keturunan Daud tetap Tuhan jaga sebagai raja, meskipun mereka berkali-kali jatuh ke dalam penyembahan berhala. Tetapi bibit-bibit perpecahan sudah terjadi jauh sebelum zaman Rehabeam, anak Salomo di dalam Kitab 1 Raja-raja 12. Bibit ini dimulai dari pembunuhan Abner oleh Yoab.
Abner datang untuk menegosiasikan kesatuan kerajaan Israel di bawah Daud. Dia sakit hati kepada Isyboset karena tuduhan Isyboset bahwa Abner ingin takhta kerajaan. Akhirnya Abner berusaha untuk menyatukan hati seluruh tua-tua dan petinggi-petinggi Israel untuk tunduk kepada Daud. Dalam 2 Samuel 3:17 Abner mengatakan bahwa sebenarnya para tua-tua Israel menginginkan Daud menjadi raja. Ayat 20 dan 21 mengatakan bahwa Abner dan Daud mengadakan perjanjian untuk menjadikan Daud raja atas seluruh Israel. Ketika berita ini didengar oleh Yoab, dia pun marah. Atas nama keamanan Yehuda yang sedang berperang dengan Israel, Yoab pun mengejar Abner, berpura-pura ingin menyalami dia, tetapi kemudian menikam Abner hingga mati (ay. 25-27). Yoab berpura-pura mengatakan bahwa Abner berbahaya bagi Yehuda, tetapi kebenciannya yang sebenarnya terhadap Abner adalah karena kematian Asael, adiknya (ay. 27). Yoab penuh dengan kebencian yang tidak beralasan terhadap Abner. Memang benar Abner membunuh Asael, adik Yoab (2Sam. 2:22-23), tetapi itu adalah di dalam peperangan. Yoab melakukan dosa sangat besar dengan membunuh Abner ketika sedang tidak dalam situasi perang. Yoab membunuh Abner dengan kebencian, dan ini sebenarnya layak dijatuhi hukuman mati (Bil. 35:20-21).
Sekarang Daud ditimpa persoalan yang sangat besar. Panglimanya membunuh panglima Israel. Orang kedua dalam kekuasaan militer di Yehuda sekarang membunuh pemimpin militer tertinggi Israel. Tentulah ini akan memperparah permusuhan. Tetapi, walaupun tindakan Yoab ini memperparah permusuhan, secara taktik perang apa yang dia lakukan akan memberikan kemenangan besar bagi Yehuda. Yehuda sudah semakin kuat dan Israel kehilangan figur raja yang kuat. Satu-satunya orang berpengaruh besar dalam pasukan Israel adalah Abner. Kematian Abner akan berarti kehancuran Israel dalam perang melawan Yehuda. Tetapi kematian Abner membuat Daud berdukacita. Dia bahkan memerintahkan Yoab untuk berdukacita (ay. 31). Dia juga memerintahkan seluruh Yehuda untuk berdukacita. Dia juga mengutuk Yoab dan keturunannya dengan kutuk yang sangat kejam (ay. 29), tetapi tidak menghukum mati dia. Tindakan Daud dilanjutkan dengan mengadakan pemakaman besar dan memimpin sendiri perkabungan. Daud memperlakukan Abner sebagai pemimpin besar negaranya sendiri, dan bukan pemimpin besar musuh. Kedukaan yang Daud lakukan bermakna sangat dalam bagi kesatuan Israel, karena mereka menjadi tahu bahwa Daud tidak membunuh Abner dan tidak pernah berniat menjadikan Israel sebagai musuh. Ayat 33 dan 34 menyatakan ratapan Daud. Daud mengatakan dalam ratapannya bahwa Abner adalah seorang yang besar. Dia tidak layak mendapatkan kematian dengan cara seperti ini. Dukacita Daud menggerakkan orang-orang untuk menangis karena Abner. Daud bahkan berpuasa karena kesedihannya. Dia berduka seperti orang yang baru kalah perang dan baru kematian orang penting dalam pasukannya sendiri. Ayat 37-39 merupakan kalimat yang membuat kesatuan Israel makin kuat. Daud menangis karena Abner dan mengutuk Yoab karena pembunuhan yang dia lakukan. Kematian pahlawan Israel adalah kematian pahlawan Daud. Keberdosaan orang Yehuda adalah keberdosaan orang fasik. Daud tidak membedakan Israel dan Yehuda. Hatinya adalah milik seluruh Israel.
-
Kaitan bagian ini dengan seluruh Kitab 2 Samuel
Bagian ini memberikan suatu catatan yang berdampak sangat besar, bukan saja dalam Kitab 2 Samuel, tetapi juga Kitab Raja-raja. Bagian ini mencatat potensi perpecahan yang akan makin membesar antara Israel dan Yehuda di mana puncaknya adalah perpecahan antara Rehabeam, anak Salomo, dengan Yerobeam. Kutukan Simei dalam pasal 16 kitab ini, dan juga pemberontakan Seba bin Bikri dalam pasal 20 mewakili suara-suara minor yang anti Dinasti Daud. Penolakan ini menggambarkan setidaknya dua hal, yaitu di dalam umat Tuhan sendiri tetap terdapat orang-orang durhaka yang menolak raja yang diurapi Tuhan. Yang kedua, penolakan ini juga menunjukkan golongan umat Tuhan yang tetap mau berada di bawah Israel tetapi menolak peribadatan seperti yang Tuhan tetapkan bagi Israel. Mereka ini akan memanfaatkan segala hal yang terjadi untuk mewujudkan kemerdekaan dari takhta Daud maupun imamat yang Tuhan tetapkan. Tetapi Daud selalu sanggup mencegah perpecahan ini. Daud berduka dan mencegah perpecahan muncul. Dalam bagian-bagian lain pun Daud bertindak untuk mencegah perpecahan terjadi. -
Apakah yang dapat kita pelajari dari bagian ini?
Bagian ini mengajarkan bahwa dua panglima besar, Yoab dan Abner, keduanya bertindak atas dorongan emosi sendiri yang egois. Daud adalah satu-satunya yang bertindak atas dasar emosi yang kudus, yaitu emosi yang terikat pada kebenaran dan pada umat Tuhan. Abner memilih untuk menjadikan Daud raja karena dia bertengkar dengan Isyboset. Mengapa dia tidak sejak awal menundukkan seluruh Israel kepada Daud? Mengapa dia mengangkat Isyboset? Tetapi ketika emosinya menyala-nyala pada Isyboset, tiba-tiba dia berpihak pada Daud dan tiba-tiba dia mengingat janji Tuhan (2Sam. 3:17-18). Bagaimana dengan Yoab? Sama. Dia membunuh Abner dengan dalih bahwa orang ini berbahaya bagi kerajaan Yehuda. Dia berpura-pura mengikat perjanjian karena ingin mengamat-amati Yehuda untuk menyerang Yehuda. Tetapi Tuhan tidak bisa ditipu. Motivasinya yang utama adalah karena dendam. Dendam adiknya dibunuh Abner. Dia tidak lagi peduli bahwa Abner membunuh Asael dalam perang dan karena itu Abner tidak bersalah. Abner bertindak karena emosi yang egois. Yoab bertindak karena emosi egoisnya. Bagaimana dengan kita? Keputusan kita tidak boleh berdasarkan suka dan tidak suka pribadi. Amarah kita tidak boleh karena emosi sempit. Daud sebaliknya. Dia melihat umat Tuhan dan kebenaran Tuhan sebagai alasan dia bersukacita atau berdukacita. -
Bayang-bayang Kristus
Bagian ini menjelaskan peran Daud di dalam mempertahankan keutuhan Israel. Hanya Daud dan anaknya yang menjadi raja atas Israel bersatu. Setelah itu Israel terpecah dan tidak lagi pernah direkonsiliasikan. Siapakah lagi yang bisa menyatukan Israel? Hanya Sang Anak Daud, yaitu Kristus. Dialah yang akan menyatukan Israel. Bukan hanya Israel sebagai bangsa, tetapi seluruh Israel sejati, yaitu Gereja Tuhan. Dia akan menyatukan umat Allah yang terpecah belah. Dia yang akan menjadi Raja atas umat-Nya yang terdiri dari banyak suku dan banyak bangsa. Daud menggambarkan dengan terbatas apa yang Kristus akan genapi dengan sempurna, yaitu sebagai Kepala yang menjaga keutuhan seluruh umat Tuhan. (JP)