Daud Menghancurkan Orang Amalek

Reforming Heart - Day 41

1 Samuel 30:11-31

Daud Menghancurkan Orang Amalek

Devotion from 1 Samuel 30:11-31

Bacaan kita hari ini menyatakan bahwa Daud mengejar orang Amalek. Daud diperkuat oleh 600 orang yang sebenarnya sudah sangat letih dan hancur hati. Bahkan 200 di antara mereka tidak sanggup melanjutkan perjalanan dan menyisakan 400 orang saja untuk mengejar orang Amalek itu. Mereka berangkat dari Ziklag menuju sungai Besor. Ke arah manakah mereka harus pergi setelah ini? Inilah kesulitan Daud. Bagaimana mencari orang-orang Amalek di tengah-tengah tempat terbuka yang sedemikian luas? Tetapi karena Tuhan yang menuntun, pada waktunya Tuhan akan menyediakan petunjuk jalan. Dan Tuhan benar-benar menyediakan petunjuk jalan itu. Seorang Mesir, budak dari orang Amalek, ditemukan oleh mereka sedang terbaring menantikan kematian di padang gurun. Dialah yang mengetahui ke arah manakah orang-orang Amalek itu pergi. Tuhan menuntun jalan Daud. Kadang-kadang Tuhan memakai cara yang terlihat spektakuler oleh mata kita yang sangat duniawi. Tetapi kadang-kadang Dia melakukannya dengan cara yang begitu biasa sehingga kita gagal memberikan ucapan syukur karenanya. Tuhan menunjukkan jalan kepada Daud melalui seorang Mesir yang pernah menjadi budak orang Amalek dan yang mengikuti orang Amalek itu dalam penjarahan yang mereka lakukan. Lalu apakah istimewanya hal ini? Yang istimewa adalah Tuhan memberikan penyakit pada waktu yang tepat kepada orang ini. Jika penyakitnya terlalu cepat, maka dia tidak akan dibawa oleh orang Amalek itu. Jika penyakitnya terlalu lambat, maka dia tidak akan bertemu dengan pasukan Daud. Tuhan mempertemukan Daud dengan sang petunjuk jalan.

Bagian selanjutnya mengisahkan peperangan antara Daud dengan orang-orang Amalek. Dalam ayat 17 dikatakan Daud menghancurkan mereka. Setelah itu masih ada yang lari sekitar 400 orang. 400 orang lari? Berarti berapa besarkah pasukan Amalek? Tentu jauh lebih besar dari 400 orang. Berarti Daud berperang dengan pasukan yang berkekuatan lebih besar dari kekuatan pasukannya sendiri. Daud berperang di bawah pimpinan Tuhan. Tuhanlah yang berperang bagi Daud. Maka Daud berhasil membawa kembali semua perempuan dan anak-anak yang ditawan oleh orang Amalek. Di tengah-tengah kesulitan, Tuhan memimpin Daud menuju kepada kemenangan iman. Inilah hal pertama yang ingin ditekankan oleh bacaan kita hari ini. Daud adalah raja yang sanggup membawa kesejahteraan kepada rakyatnya. Dia membawa pembebasan bagi orang-orang yang ditawan oleh orang Amalek. Dia juga yang memberikan jarahan sebagai pemberian kepada rakyatnya. Perayaan di dalam kemenangan ini adalah suatu pernyataan yang diberikan Tuhan bahwa Daud benar-benar adalah raja sejati bangsa Israel.

Tetapi ayat Alkitab selanjutnya menyatakan hal lain yang Daud kerjakan. Suatu pekerjaan yang menunjukkan bahwa dia benar-benar layak menjadi raja Israel. Ketika orang-orang yang pergi berperang tiba di sungai Besor (ay. 21), maka mulai ada yang menuntut pembagian jarahan agar hanya diberikan kepada mereka yang pergi berperang (ay. 22). Tetapi Daud melarang hal itu. Semua mendapatkan bagian karena setiap orang telah mengerjakan pekerjaannya masing-masing. Ada yang pergi berperang, dan ada juga yang tetap tinggal menjaga barang-barang. Alkitab mencatat bahwa pembagian yang sama ini adalah keputusan Daud yang terus diikuti oleh semua bangsa-bangsa lain yang ingin melayani Tuhan. Mereka harus mengerjakan bagian mereka masing-masing, tetapi menikmati harta jarahan haruslah dilakukan secara bersama-sama. Semua bekerja menurut bagian masing-masing, dan semua mendapatkan bagian yang setara. Ayat 25 mengatakan bahwa yang dilakukan oleh Daud ini menjadi ketetapan di Israel. Marilah kita perhatikan beberapa hal sehingga hati kita makin dipenuhi dengan pemahaman yang benar akan cara Tuhan bekerja.

  1. Kaitan bagian ini dengan seluruh Kitab 1 Samuel
    Daud menjadi pemimpin perang yang berhasil sekali lagi. Tetapi keberhasilan Daud yang dicatat di sini menunjukkan hikmat yang Daud miliki di dalam menjadi raja. Siapakah raja di Israel? Dia bukan sekadar pemimpin politik. Dia juga bukanlah anak dewa yang berkuasa atas rakyatnya. Raja Israel berbeda dengan raja-raja dunia karena raja Israel adalah wakil Allah dalam memimpin umat Israel. Raja Israel haruslah berhikmat, dan untuk berhikmat dia haruslah takut akan Tuhan. Daud memiliki ini semua. Dia takut akan Tuhan. Di tengah-tengah situasi apa pun dia kembali kepada Tuhan dan bertanya, “apakah yang Engkau inginkan aku lakukan di tengah-tengah situasi seperti ini, ya Tuhan?” Setelah jelas kehendak Tuhan dia pun taat kepada kehendak Tuhan. Inilah takut akan Tuhan. Siapakah yang ingin menjadi pemimpin besar dan berhikmat? Taatlah kepada kehendak Tuhan! Setelah itu juga dicatat bahwa Tuhan menuntun dia di dalam mencari orang-orang Amalek. Tuhan tidak membiarkan raja atas umat-Nya kehilangan arah. Bagaimana mungkin umat Israel mendapatkan damai sejahtera kalau rajanya pun tersesat dan tidak tahu arah. Hal berikutnya adalah Daud mempunyai bijaksana untuk mengambil keputusan yang bijak berkaitan dengan pembagian jarahan. Daud mengingatkan semua bahwa jarahan itu adalah pemberian Tuhan (ay. 23), bukan hasil pencapaian 400 orang yang pergi berperang. Jika demikian, apakah hak 400 orang tersebut mengatur jarahan yang sebenarnya mereka terima sebagai pemberian? Ini merupakan keputusan yang penuh hikmat sehingga menjadi tradisi dalam setiap peperangan bangsa Israel. Ayat 26-31 juga menunjukkan bahwa Daud tetap memperhatikan daerahnya sendiri. Seluruh jarahan dibagi ke daerah-daerah Yehuda juga. Inilah gambaran raja yang membagi-bagikan jarahan kepada rakyatnya melalui kekuatan perang yang dapat dia lakukan.
  2. Apakah yang dapat kita pelajari?
    Biarlah kita semua belajar untuk mengikuti Tuhan sebagai suatu keputusan iman yang sungguh-sungguh. Kita tidak bisa main-main dengan keputusan ini. Akan ada banyak jalan yang terjal dan sangat sulit. Bisakah kita sungguh-sungguh mengandalkan hanya Tuhan saja? Ketika kita sudah mulai melangkah barulah Tuhan perlahan-lahan memperjelas jalan yang sedang kita ambil. Ketika Daud sudah mulai melangkah, barulah Tuhan memberikan petunjuk jalan melalui orang Mesir. Kita tidak mungkin disebut beriman kalau segala jalan di depan telah dibukakan Tuhan terlebih dahulu bagi kita. Kita akan saksikan di dalam bacaan-bacaan berikutnya bahwa tuntunan Tuhan bagi Daud termasuk salah satu tuntunan yang paling berliku dan paling sulit yang pernah Tuhan berikan. Abraham tidak tahu ke mana Tuhan menuntun dia, tetapi Tuhan tidak mengirim raja dengan 3.000 pasukannya mengejar Abraham dari belakang. Daud harus berjalan ke tempat yang dia tidak ketahui. Dia tidak tahu akan jadi apakah dia (1Sam. 22:3). Tetapi, sama dengan Abraham, Tuhan telah memberikan janji terlebih dahulu di depan mereka. Abraham dijanjikan tanah dan keturunan, sedangkan Daud dijanjikan takhta kerajaan Israel untuk diduduki oleh dia dan keturunannya. Namun jalan berliku yang harus dilalui sebelum tiba ke janji itulah yang harus dilalui dengan keberserahan total kepada Allah. Itulah sebabnya langkah-langkah yang kita ambil adalah suatu keputusan iman dan ketetapan hati untuk setia mengikuti Tuhan. Apa pun yang akan terjadi, langkah demi langkah harus diambil berdasarkan kerinduan untuk menaati Tuhan dengan setia.
  3. Bayang-bayang Kristus
    Meskipun hikmat Daud adalah bayang-bayang dari hikmat sejati di dalam Kristus, tetapi bacaan kita hari ini memberikan gambaran yang lain mengenai Kristus. Efesus 4:8 mengatakan bahwa Kristus memberkati umat Tuhan dengan pemberian-pemberian spiritual. Daud memberikan gambaran tentang hal itu melalui pemberian-pemberian jarahan yang dia dapatkan oleh kemenangan yang Tuhan berikan. Tetapi ketetapannya untuk memberi bagian yang sama untuk pengikutnya meskipun mereka mempunyai peran yang berbeda adalah bayang-bayang dari gereja yang adalah tubuh Kristus. Gereja terdiri dari banyak anggota tetapi satu tubuh. Setiap anggota memiliki peran masing-masing dan semuanya menikmati berkat rohani yang sama (Ef. 4:15-16). (JP)

1 Samuel 30:11-31