Tuhan sering memakai padang gurun sebagai tempat pengujian. Orang Israel diuji di padang gurun sebelum masuk Kanaan. Tuhan Yesus dicobai Iblis juga di padang gurun. Padang gurun jugalah yang menjadi tempat ujian bagi Daud dan tentaranya. Bacaan kita mengatakan bahwa selama periode Daud tinggal di padang gurun, Saul terus memburu dia (ay. 14). Ayat 15 mengatakan bahwa Saul telah keluar dengan maksud memburu Daud. Ini membuat Daud sangat ketakutan. Mengapa demikian? Karena sekali ini Saul keluar dengan kekuatan yang sangat besar. Begitu besarnya kekuatan Saul hingga dia berani mengindikasikan bahwa sekiranya seluruh Yehuda mendukung Daud pun dia akan tetap mencari Daud di tengah-tengah suku Yehuda. Pasukan Saul begitu besar, bahkan dengan seluruh Yehuda di belakang Daud pun dia tetap jauh lebih kuat. Di tengah-tengah ancaman demikian besar apakah yang dapat dilakukan Daud? Ayat 18 menjadi inti dengan mengatakan bahwa perjanjian antara Daud dan Yonatanlah yang menguatkan Daud. Ayat 18 ini adalah inti dari sebuah tulisan berbentuk khiastik yang sebenarnya banyak terdapat dalam kitab ini. Khiastik adalah gaya penulisan yang memberikan inti sebagai pesan utama yang berada di tengah-tengah. Seperti hamburger dengan inti daging yang ada di tengahnya. Demikianlah pola khiastik pada bagian ini:
A Daud tinggal di padang gurun Zif (ay. 14)
B Saul bermaksud memburu Daud (ay. 15)
C Yonatan berbicara dengan Daud untuk menenangkan Daud (ay. 16-17)
D Daud dan Yonatan mengikat perjanjian di hadapan Tuhan (ay. 18)
C' Beberapa orang Zif berbicara dengan Saul untuk menyenangkan hati Saul (ay. 19-21)
B' Saul memerintahkan orang Zif untuk memburu Daud (ay. 22-23)
A' Orang-orang tersebut mendahului Saul ke Zif (ay. 24)
Yonatan mengikat perjanjian dengan Daud bukan hanya karena dia ingin Daud kembali ingat bahwa dia akan menjadi raja Israel. Ini adalah perjanjian dari Yonatan yang melihat dengan iman bahwa Daud adalah raja Israel. Allah tidak akan mengingkari urapan-Nya kepada Daud. Bahkan Yonatan juga mengatakan bahwa dia hanyalah orang kedua dibandingkan Daud. Seorang anak raja berbicara dengan seorang buronan dan mengatakan bahwa sang buronan itu akan menjadi raja dan dia akan menjadi pengikut buronan itu? Ini adalah kalimat yang hanya bisa dikonfirmasi dengan iman yang sejati kepada firman Allah. Yonatan beriman kepada Allah, maka dia tahu bahwa Daud pasti akan menjadi raja. Meskipun Saul dan beberapa pengkhianat dari Zif mau menyerang Daud, tetapi janji Tuhan tidak mungkin gagal. Tuhan akan menjadikan Daud raja.
Mengapa Yonatan menjadi alat yang dipakai Tuhan untuk mengingatkan akan janji Tuhan kepada Daud? Karena Yonatan melihat Daud dengan mata iman. Dia tidak hanya melihat seorang anak muda yang baru melakukan hal spektakuler seperti memenggal kepala Goliat. Dia sudah melihat Daud sebagai raja Israel. Itulah sebabnya dia mengikat perjanjian dengan Daud dan memberikan perlengkapan senjatanya sendiri. Yonatan mengasihi Daud seperti jiwanya sendiri karena Tuhanlah yang menggerakkan dia untuk melihat urapan Tuhan atas diri Daud. Itulah sebabnya baik di dalam 1 Samuel 20:14-16 dan di dalam bacaan kita hari ini, Yonatan mengikatkan dirinya dengan Daud. Ikatan perjanjian yang dilakukan dengan iman menunjukkan Yonatan sedang mengikat perjanjian dengan Daud yang seolah-olah sudah menjadi raja.
Tuhan memberikan tempat utama kepada Daud di dalam perjanjian ini, tetapi peran Yonatan pun sangat mulia. Dia digerakkan oleh Roh Tuhan untuk melihat bahwa buronan yang sekarang sedang bersembunyi di padang gurun ini adalah raja yang mulia. Bahkan lebih dari itu, dia melihat Daud sebagai raja yang melampaui raja mana pun di dunia ini karena dengan mengikat perjanjian dengan Daud lah keturunannya dapat memperoleh damai (1Sam. 20:15). Keyakinan Yonatan bahwa keturunannya akan aman di dalam kasih setia Daud adalah bayangan dari keyakinan orang percaya pada zaman ini bahwa kita semua akan aman di dalam kasih setia Sang Anak Daud, yaitu Kristus. Dengan demikian ada beberapa hal tentang kedatangan Kristus yang dinubuatkan melalui beberapa peristiwa di dalam kehidupan Daud, yaitu:
1. Tuhan memberikan pengurapan melalui seorang nabi, yaitu Samuel. Samuel menyatakan urapan yang menandakan bahwa pemanggilan Daud sebagai raja dimulai. Tetapi setelah pengurapan itu Daud malah pergi ke padang gurun karena harus melarikan diri dari Saul. Dia terus hidup dalam pelarian sampai saatnya tiba di mana dia bertakhta menggantikan Saul. Ini semua mencerminkan pelayanan Kristus di bumi. Urapan Daud adalah bayangan dari urapan Roh Kudus yang diterima Tuhan Yesus pada waktu Dia dibaptis oleh Yohanes (Mat. 3:16-17). Setelah Tuhan Yesus menerima urapan dari Allah Bapa berupa Roh yang turun atas-Nya, Alkitab mengatakan bahwa Dia dibawa ke padang gurun (Mat. 4:1). Alkitab mencatat bahwa setelah pengurapan itu Yesus tidak juga bertakhta. Dia hidup dengan penuh kesulitan, bahkan disiksa dan mati di kayu salib. Tetapi Dia bangkit pada hari yang ketiga dan naik ke surga untuk duduk di sebelah kanan Allah (Ibr. 1:3). Dia bertakhta di surga setelah sebelumnya menderita sengsara di bumi. Ini adalah pola yang telah digambarkan di dalam kehidupan Daud.
2. Tuhan memberi iman kepada Yonatan untuk melihat pengurapan Daud. Salah satu karya Roh Kudus adalah membaptiskan orang percaya ke dalam Kristus. Karena karya Roh Kudus inilah orang percaya dapat memperoleh bagian di dalam Kristus (Ef. 1:13-14; 1Kor. 12:13). Roh Kudus juga adalah Roh yang mencelikkan mata orang percaya untuk melihat keamanan di dalam Kristus. Mengapa Yonatan bisa beriman bahwa Daud akan menjadi raja? Mengapa Yonatan meninggikan Daud? Mengapa Yonatan mengikat perjanjian antara dirinya dan bahkan keturunannya dengan Daud? Karena Roh Kudus yang membuat dia melihat bahwa Daud adalah raja yang Allah sendiri pilih. Roh Kudus membuat Yonatan sadar bahwa Daud adalah orang yang kepadanya hati Allah berkenan. Paulus mengatakan bahwa salib Kristus adalah kebodohan bagi dunia ini. Tetapi salib Kristus adalah hikmat surgawi dan kekuatan bagi orang-orang yang percaya (1Kor. 1:18), yaitu orang-orang yang telah digerakkan oleh Roh Kudus. Mengikat perjanjian dengan buronan di padang gurun, apalagi dengan melibatkan seluruh keturunan seorang putra raja seperti Yonatan, adalah kebodohan bagi dunia ini. Tetapi bagi orang yang beriman, ini adalah keamanan yang sejati. Mengikat perjanjian dengan Daud adalah kekuatan yang jauh memberikan keamanan daripada mendapat status sebagai anak Saul!
Dari pembahasan ini kita dapat merefleksikan dua hal:
1. Allah adalah perlindungan Daud dan semua orang yang percaya kepada Dia. Mari belajar untuk menghidupi pengertian ini. Mari belajar mengandalkan Allah di dalam segala situasi. Daud terus dikuatkan karena imannya kepada Allah walaupun di tengah-tengah kejaran Saul dan statusnya sebagai pelarian di padang gurun.
2. Iman membuat Yonatan mengikat perjanjian dengan Daud hingga beberapa kali dan dua kali dia melakukannya di saat Daud sedang terjepit. Dia tidak datang kepada Daud dan mengasihani Daud. Dia datang kepada Daud dan memberikan hormatnya kepada sang raja. Iman yang sama membuat kita tidak melihat Kristus seperti kita melihat manusia lain. Kita melihat Dia dengan penghormatan kepada Allah dan kasih kepada Sang Juruselamat yang telah menebus dosa-dosa kita. Dialah alasan kita bersukacita! Dialah alasan kita berharap! Dialah alasan kita hidup dan hidup di dalam kelimpahan iman! Terpujilah Kristus, Tuhan kita, yang dihina oleh dunia, tetapi ditinggikan oleh surga dan oleh orang-orang yang beriman kepada-Nya. (JP)