Nehemia Diutus

Reforming Heart - Day 176

Nehemia 2:1-20

Nehemia Diutus

Devotion from Nehemia 2:1-20

Nehemia akhirnya memohon izin kepada Raja Artahsasta untuk pulang ke Yerusalem dalam beberapa waktu lamanya untuk membangun kembali Yerusalem. Dia menunjukkan kesedihan pada wajahnya yang sebenarnya tidak bisa ditoleransi di hadapan raja Persia. Pelayan yang melayani dengan muka muram akan dipecat dan diganti dengan yang lain. Tetapi ini risiko yang ditanggung Nehemia untuk mendapatkan perhatian raja. Ternyata raja bukan saja tidak memecat dia, tetapi raja bahkan mengizinkan dia pulang ke Yerusalem hingga beberapa lama waktunya. Raja juga memberikan suplai bahan-bahan untuk membangun kembali kota Yerusalem, dan bahkan mengirimkan beberapa panglima perang Persia lengkap dengan pasukan mereka untuk melindungi Nehemia dalam perjalanan dari Persia ke Israel. Ayat 10 mengatakan bahwa setelah tiba di seberang sungai Efrat, Nehemia mendapatkan tentangan dari para pemimpin di seberang barat sungai Efrat. Seorang bernama Sanbalat dan seorang lagi bernama Tobia. Keduanya bukan orang Israel. Sanbalat adalah gubernur Samaria dan dia adalah seorang yang menyembah Tuhan tetapi dengan cara yang berbeda dengan yang diatur di dalam firman Tuhan. Dia adalah seorang pengikut Tuhan dengan kepercayaan sinkretis.

Setelah tiba di Yerusalem, tiga hari kemudian Nehemia mengamat-amati kota itu dan segala kerusakan berat yang terjadi. Dalam ayat 17 Nehemia membagikan visi kepada orang-orang Yahudi di Yerusalem. Dia menceritakan segala sesuatu yang telah dibuat Allah bagi dia dan bagaimana penyertaan Allah dengan murah mengiringi dia. Inilah yang menjadi kekuatan Nehemia. Nehemia juga menunjukkan dirinya adalah seorang pemimpin yang sangat baik. Dia tidak mengandalkan kekuasaan untuk menundukkan dan memerintah orang lain. Dia mengandalkan berbagi visi sehingga orang-orang lain tergerak untuk berjuang bersama-sama dengan dia.

Tetapi tentangan mulai datang. Sanbalat dan Tobia mengancam bahwa membangun kembali kota Yerusalem adalah ancaman terhadap otoritas kerajaan Persia. Tetapi Nehemia terus menguatkan dirinya dan orang-orang Yahudi lainnya dengan bersandar kepada Allah. Setiap tindakan dan keputusan yang diambil Nehemia merupakan bagian dari rencana Tuhan membangun kembali reruntuhan dan puing-puing Yerusalem. Tuhan memberikan kemurahan hati pada beberapa raja Persia untuk memberikan perlindungan bagi orang-orang Yahudi untuk membangun kembali tanah mereka. Langkah demi langkah Tuhan mulai mempersiapkan Israel untuk kedatangan Sang Mesias. Dia mengutus kembali orang-orang buangan untuk pulang ke tanah perjanjian. Dia mempersiapkan kembali komunitas umat Tuhan untuk membentuk kembali kerajaan yang sudah terlalu lama memberontak kepada Dia. Kota Yerusalem mulai dibangun dan setelah itu Bait Suci mulai dibangun juga. Nehemia merupakan seorang yang dipakai Tuhan untuk mendirikan kembali sisi politik dari kerajaan Israel. Jika Ezra dan Zerubabel berkonsentrasi untuk membangun Bait Suci, maka Nehemia membangun kembali tembok kota. Mengapa dua hal ini penting? Karena pemulihan Israel akan berfokus kepada dua hal ini, yaitu ibadah dan politik. Ibadah adalah karena Tuhan akan segera mengirim Sang Imam Besar, yaitu Kristus, Anak Daud, untuk memulihkan kembali segala kecemaran dalam kehidupan beribadah orang Israel. Tuhan juga ingin tembok kota Yerusalem kembali berdiri sebagai simbol kekuatan politik karena Tuhan akan segera mengirim Sang Raja penerus takhta Daud, yaitu Kristus, Anak Daud.

Untuk direnungkan:
Nehemia merupakan seorang yang menggabungkan dengan seimbang iman kepada Allah dan perencanaan yang matang dan yang tunduk kepada kehendak Allah dan waktu Allah. Dia percaya kepada Allah, tetapi juga mempunyai rencana untuk dilakukan. Dia beriman kepada Allah dan sadar akan kemampuan yang dia miliki, tetapi tetap bergantung kepada Tuhan dengan doa, permohonan, dan puasa untuk bergantung kepada Tuhan. Dia tidak mengandalkan kekuatannya sendiri, tetapi Dia mengandalkan hanya Tuhan saja. Nehemia melakukan beberapa hal di dalam pasal 2 ini yang menggabungkan antara perencanaan dan iman kepada Allah. Biarlah beberapa hal ini juga menjadi renungan kita masing-masing:

  1. Mengandalkan Tuhan dan perencanaan yang matang. Nehemia telah merencanakan untuk memohon izin raja Artahsasta dan karena itu dia telah mempersiapkan rencana untuk membagikan kepada raja Artahsasta apa yang menjadi bebannya. Kita yang mengatakan bahwa kita beriman kepada Tuhan, apakah kita mengabaikan persiapan dan perencanaan yang matang dalam melayani Tuhan dan menjalani hidup kita? Memercayai Tuhan tidak sama dengan kepasrahan dan kepasifan. Iman kepada Allah justru mendorong seseorang untuk dengan aktif menjalankan rencana untuk melayani Tuhan. Tidak mungkin seseorang sanggup menjadi saluran berkat jika dia tidak pernah membuat perencanaan sebaik mungkin di dalam melayani Tuhan. Sering kali gereja ditangani dengan cara yang begitu amatir dan bodoh. Ini sebenarnya adalah dosa di hadapan Tuhan. Gereja harus memiliki kesiapan untuk melakukan suatu tindakan dengan perencanaan yang baik. Tetapi perencanaan yang baik adalah perencanaan yang dilakukan sematang mungkin sambil bersiap-siap untuk dengan dinamis mengubah segala sesuatu jika pimpinan Tuhan memaksa. Tuhan tidak harus bekerja berdasarkan rencana kita. Jika gerakan Roh Kudus berbeda dengan apa yang telah kita persiapkan sebaik mungkin, kita berdosa jika kita tidak berani merombak rancangan kita.
  2. Perencanaan tanpa dorongan yang gigih dari hati yang menyala-nyala bagi Tuhan akan menjadi suatu rencana kaku yang tidak berguna. Bukan rencana yang membuat pekerjaan berhasil, tetapi kegigihan. Demikian juga kegigihan yang sejati dari Roh Kudus akan mendorong setiap orang yang mengenal Tuhan untuk mengerjakan apa yang Tuhan mau. Tetapi ada juga yang tidak tergerak untuk melakukan sesuatu. Orang seperti ini akhirnya hanyalah orang-orang yang hidup hari demi hari tanpa adanya perjuangan untuk mengerjakan banyak hal dalam hidup. Tetapi jika dorongan itu ada dalam diri seseorang, dia akan berjuang terus untuk mencari jalan, untuk mengadakan perencanaan atau mengubah rancangan asalkan apa yang diperjuangkan itu dapat terjadi.
  3. Apa yang mendorong Nehemia untuk berjuang bagi Tuhan, itu jugalah yang dibagikan kepada semua orang Yahudi di Yerusalem dan sekitarnya. Dia tidak memerintahkan mereka secara organisasi, tetapi, yang jauh lebih penting, dia membagikan kepada mereka apa yang mendorong dia. Inilah yang membuat gerakan bisa maju dan berkembang dengan sangat baik. Sebab baik yang digerakkan pertama kali maupun generasi-generasi selanjutnya yang benar-benar memperjuangkan iman yang sejati. Pemimpin yang buruk memberikan perintah. Pemimpin yang baik menginspirasikan orang-orang lain untuk berjuang bersama-sama. Iman yang mendorong Nehemia untuk mengerjakan panggilan Tuhan inilah yang juga dibagikan kepada orang-orang Yahudi lainnya sehingga mereka siap membangun dengan semangat yang begitu tinggi. Tuhan menggerakkan Nehemia, dan Nehemia menggerakkan orang-orang Yahudi sehingga kota Yerusalem dapat kembali dibangun.

Doa:
Ya Tuhan, Engkau tidak pernah berhenti bekerja memanggil orang-orang kembali kepada-Mu. Engkau tidak pernah berhenti bekerja membangun gereja-Mu. Kami bersyukur sebab kami boleh berada di dalam gereja-Mu yang terus bergerak menumbuhkan iman jemaat dan terus bergerak menjangkau orang-orang baru. Kami memohon kepada Tuhan supaya hati kami terus tergerak untuk membangun gereja Tuhan dengan menjangkau lebih banyak orang dan bersama-sama bertumbuh di dalam iman. Tolong kami untuk mempunyai visi yang benar dan membagikan visi yang benar ini juga untuk orang lain. Tuhan, pakailah kami sehingga kami merancang setiap hal yang ingin kami lakukan dengan ketaatan dan kepekaan atas tuntunan-Mu. Berikan kami hati yang senantiasa berkobar terus menerus bagi pekerjaan Tuhan. (JP)

Nehemia 2:1-20