Ayat 1 dan ayat 7 menyatakan hal yang sangat menyedihkan. Firman Tuhan jarang diberikan oleh Tuhan, dan bahkan Samuel, seorang yang tinggal di rumah Allah, belum mengenal Tuhan dan firman-Nya. Tuhan sedang menarik firman-Nya dari Israel. Sadarkah mereka ketika firman Tuhan menjadi jarang? Sadarkah umat Tuhan kalau anugerah yang sangat besar itu sedang ditarik oleh Tuhan? Kebanyakan pasti tidak sadar. Orang yang tidak merasa perlu firman tidak akan pernah tahu betapa rugi mereka jika Tuhan menarik firman-Nya. Banyak orang Kristen hanya senang dihibur, bukan senang mendengar firman Tuhan. Ketika hamba Tuhan berkhotbah mengeksposisi firman, mereka tidak merasa perlu. Tetapi mereka tidak sadar kalau firman Tuhan adalah anugerah yang Tuhan berikan secara khusus bagi umat-Nya. Tuhan rela menyatakan diri dan menyatakan firman hanya kepada umat-Nya! Seperti dua orang yang akrab pasti akan sering berbincang. Tetapi kalau relasi dua orang itu sedang jelek, maka mereka akan melakukan aksi tutup mulut. Saling mendiamkan yang satu dengan yang lain. Tuhan sedang menghukum Israel dengan menarik anugerah firman-Nya. Betapa sengsaranya manusia bila dia harus hidup tanpa bimbingan firman. Tanpa firman, manusia tidak akan mengenal siapa Allah. Tanpa mengenal Allah, manusia tidak akan mengenal diri dan dunia ini, karena baik diri manusia maupun dunia ini diciptakan oleh Allah. Tanpa mengenal diri dan dunia, manusia tidak akan mengenal makna hidup. Tanpa mengenal makna hidup, manusia akan mengejar kesia-siaan seumur hidup mereka. Tanpa mengenal Allah, manusia juga tidak akan mengenal standar kebenaran dan kebaikan yang mutlak. Tanpa mengenal standar kebenaran dan kebaikan yang mutlak, manusia akan hidup dengan moralitas yang makin rusak dan kekejaman yang makin besar. Kenajisan hidup manusia berdosa bermula dari penolakan menyembah Allah dan kegagalan mengenal Dia dengan hormat dan tunduk (Lihat Rm. 1:18-32). Bagaimana agar manusia dapat kembali beres? Bagaimana manusia dapat diselamatkan dari kebobrokan hidupnya? Dengan mengenal firman Allah! karena hanya dari firman Allah manusia dapat kembali mengenal Allah dan menyembah Dia dengan cara yang benar sehingga diselamatkan dari cara hidup yang sia-sia (1Ptr. 1:18, 19 dan Rm. 10:17).
Jika Allah sudah menarik anugerah-Nya, apakah yang dapat dilakukan manusia untuk mendapatkannya kembali? Hanya dengan belas kasihan Tuhan sajalah manusia mendapatkan anugerah itu kembali. Dan ketika tiba waktunya Allah menyatakan belas kasihan-Nya, di situlah ada pembaruan iman di dalam kehidupan umat Allah. Bagian bacaan kita menyatakan bahwa Allah akhirnya berfirman kembali kepada Israel. Apakah tandanya kalau Dia ternyata berkenan untuk kembali berfirman? Dia memanggil seorang Hamba-Nya untuk berfirman bagi Dia. Tuhan tidak berfirman dengan mengguntur dari langit. Dia juga tidak mengirimkan malaikat-Nya dari sorga untuk menyerukan firman. Dia memanggil manusia berdosa yang ditebus dan dikhususkan oleh-Nya untuk menyampaikan firman-Nya. Yohanes Calvin di dalam Institutes mengatakan bahwa Tuhan memakai manusia untuk menyampaikan firman-Nya supaya jemaat Tuhan belajar rendah hati dalam mendengarkan Dia. i Sebab jika seorang manusia menyampaikan firman, kita akan tergoda untuk berkata dalam hati, “ah… siapa sih orang ini? Sudah kuliah di mana? Ilmunya sudah sedalam apa? Pengalaman hidupnya sudah seberapa banyak? Mengapa saya harus dengar dia?” Tetapi sebenarnya Tuhan memakai seorang manusia agar kita berkata dalam hati, “wah… dia kan seorang manusia berdosa yang ditebus, sama seperti saya? Secara kepandaian, mungkin dia di bawah saya… secara pengalaman, dia masih belum banyak tahu. Terpujilah Tuhan karena mau memakai dia yang sederhana dan penuh kelemahan itu! Saya bersiap dengan seluruh kerendahan hati untuk menjadikan dia guru saya yang dipakai oleh Tuhan untuk berfirman kepada saya.” Inilah respons yang seharusnya muncul. Demikian juga orang yang dikhususkan Tuhan untuk menyampaikan firman-Nya harus mengatakan, “Siapakah saya sehingga saya boleh memakai otoritas Tuhan untuk berbicara kepada jemaat Tuhan? Banyak dari jemaat yang lebih cinta Tuhan dari saya. Banyak dari jemaat yang sudah dibentuk Tuhan dalam hidupnya jauh melebihi saya. Mengapa saya? Saya tidak layak! Tetapi karena Tuhan sudah memilih, maka saya harus berbicara dengan berani, tulus, dan dengan penuh kasih untuk mewakili Dia berbicara kepada umat yang dikasihi-Nya.”
Ayat 4 mengisahkan pemanggilan Samuel, ayat 19 menyatakan penyertaan Tuhan yang memperteguh panggilan itu, ayat 20 menyatakan tentang pengakuan seluruh Israel bahwa Samuel adalah nabi Tuhan, dan ayat 21 menyatakan kesimpulan dari pemanggilan Samuel, yaitu bahwa Tuhan berkenan menyatakan diri-Nya kembali kepada Israel dengan perantaraan firman-Nya melalui Samuel. Dan apakah tugas pertama Samuel sebagai nabi Tuhan? Ternyata tugas pertamanya adalah memberikan nubuat kepada Eli mengenai kehancuran Eli dan keluarganya. Tugas yang sangat tidak enak. Tetapi inilah yang Tuhan mau nyatakan. Eli akan digantikan oleh Samuel, dan Samuel akan memimpin orang Israel dan suatu saat nanti akan mendampingi raja Israel, orang yang akan diurapinya itu. Pemanggilan Samuel dimulai dengan Tuhan sendiri menyebut nama Samuel, tetapi Samuel menyangka bahwa Elilah yang memanggil dia. Ketika hal ini berlangsung ketiga kalinya barulah Eli sadar bahwa Tuhanlah yang memanggil Samuel. Tuhan pun berfirman kepada Samuel untuk menyatakan penghukuman Tuhan bagi keluarga Eli. Tuhan menubuatkan tentang suatu peristiwa yang akan dilakukan oleh Dia (ay. 11) di mana Dia sendiri akan menepati penghukuman bagi keluarga Eli. Peristiwa apakah ini? Peristiwa yang dimaksud dicatat di dalam ayat 11, yaitu Israel ditaklukkan oleh musuh mereka, orang Filistin, dan tabut Allah akan dirampas, serta keluarga Eli akan dihapuskan oleh Tuhan. Hal ini berarti bukan hanya Eli, tetapi seluruh Israel juga turut berdosa kepada Tuhan. Pemimpin yang tidak sungguh-sungguh menghormati Tuhan akhirnya akan menyeret orang-orang yang dipimpinnya ke dalam dosa (1Sam. 2:24). Keluarga Eli dimusnahkan karena mereka menghina Tuhan. Israel takluk kepada bangsa lain karena mereka meninggalkan Tuhan. Tabut perjanjian dirampas sebagai simbol bahwa Tuhan meninggalkan Israel karena kejahatan umat-Nya sudah begitu besar. Berarti Samuel dipanggil Tuhan untuk berfirman bagi seluruh Israel melalui perkataan-Nya kepada Eli.
Marilah kita bersama-sama merenungkan firman hari ini dan mengarahkan hati kita untuk diubah oleh Tuhan dengan memikirkan dua hal berikut:
1. Jika Tuhan masih menyatakan firman-Nya dengan limpah, sudahkah kita sungguh-sungguh menghargai anugerah ini? Sudahkah kita punya kerinduan yang besar untuk belajar firman Tuhan, untuk mendengar firman Tuhan, dan untuk dikoreksi serta dipimpin oleh firman Tuhan? Sudahkah kita dengan tekun mempelajari firman-Nya? Sudahkah kita dengan rendah hati mendengarkan orang-orang yang tidak layak tetapi yang telah Tuhan angkat menjadi hamba-hamba-Nya untuk menyampaikan firman-Nya?
2. Jika kesabaran Tuhan sudah habis, maka Dia akan menghukum segala bentuk kecemaran dan pemberontakan. Sampai kapankah kita mau terus cemar dan memberontak? Jika masih ada kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita untuk kita bertobat, mari segera berbalik dari dosa-dosa kita! Kesempatan yang Tuhan berikan saat ini mungkin kesempatan terakhir. Jika teguran keras masih kita dapatkan, segera kembali kepada Tuhan. Sebab jika tidak, maka mungkin kalimat berikut yang akan Tuhan berikan bukan lagi peringatan, tetapi nubuat penghukuman atas segala kecemaran kita. (JP)
i Yohanes Calvin, Institutes of Christian Religion, IV.I.5.