Manusia di dalam dosa tidak lagi tahu apa yang dia butuhkan. Kita merasa lebih membutuhkan hal-hal yang membahagiakan kita, seperti harta, pendidikan, penghargaan orang lain, dan jabatan. Itulah sebabnya, sebagai mahasiswa, kita lebih takut mendapatkan nilai jelek daripada tidak memahami kebenaran. Kita juga lebih bangga sekolah dengan nilai bagus dan kita tidak peduli dengan Sumber Kebenaran. Manusia berjuang setengah mati demi mendapatkan pendidikan, mengejar uang, tetapi tidak peduli dan tidak merasa perlu datang kepada Tuhan, Sang Sumber. Inilah kehidupan manusia di dalam dosa, manusia tidak memiliki keinginan dan tidak sadar butuh datang kepada Allah.
Yang kita tahu tentang dosa adalah melanggar perintah Allah, tetapi pengertian dosa lebih dalam dari itu, dosa adalah pemberontakan dan penolakan manusia terhadap Allah. Satu kali dosa itu masuk, seluruh aspek dalam kehidupan manusia adalah dosa. Apa yang kita pikirkan, yang kita rasakan, yang kita kerjakan adalah dosa di mata Tuhan, termasuk perbuatan baik yang kita lakukan pun sudah tercemar dosa, karena semua itu akan membawa sifat pemberontakan dan penolakan manusia terhadap Allah. Sejak Adam jatuh dalam dosa, saat itulah manusia tidak lagi bisa datang kepada Tuhan, maka Tuhan yang datang kepada manusia. Inilah kasih yang sejati! Allah tidak membiarkan manusia binasa oleh dosa, maka Allah memberikan Anak Tunggal-Nya untuk datang ke dunia menjadi manusia dan mati berkorban bagi manusia. Manusia mengasihi Tuhan dengan cara meminta dan mengambil, tetapi Tuhan mengasihi manusia dengan cara memberi.
Bukankah manusia berdosa adalah musuh Allah? Bagaimana Allah mengasihi musuh-Nya? Ketika kita membenci seseorang, kita sangat sulit mengampuni dia, apalagi mengasihi dia. Pengampunan kita sering kali dikarenakan masih ada sesuatu yang baik yang bisa kita dapatkan dari orang tersebut. Tetapi Tuhan mengasihi kita begitu jelas dan nyata, Tuhan mengasihi manusia bukan karena kebaikan manusia. Allah mengasihi kita karena Allah tahu apa yang manusia berdosa butuhkan. Manusia berdosa membutuhkan Juruselamat, dan Allah memberikan-Nya bagi kita. Mari belajar menyadari kehinaan kita di hadapan Tuhan, betapa kita adalah seteru Allah yang dikasihi oleh Dia. Hanya Allah yang tahu apa yang kita butuhkan, kita bukan membutuhkan harta ataupun pendidikan, tetapi kita sangat membutuhkan Sang Juruselamat. (PB)
