Yudas: Perwakilan Antagonis Manusia Berdosa

Christian Life

Yudas: Perwakilan Antagonis Manusia Berdosa

12 August 2019

Banyak sekali anak dari keluarga Kristen yang diberi nama yang diambil dari Alkitab. Tetapi pasti tidak ada yang mau menamai anaknya dengan Yudas. Dalam kekristenan, Yudas Iskariot terkenal dengan pengkhianatannya. Siapa yang tidak tahu Yudaslah yang menjual Yesus. Yudaslah yang menjadi pengkhianat dalam murid Yesus, lingkaran terdekat Yesus. Dia rela menjual Gurunya, teman seperjalanan selama 3,5 tahun, demi 30 keping perak. Tiga puluh syikal sama dengan 120 dinar, dan satu dinar adalah upah kerja satu hari. Mungkin kita berpikir, betapa kecilnya jumlah uang itu dibandingkan dengan harga sebuah nyawa. Hati nurani kita pun tidak akan tega menyerahkan teman kita untuk dibunuh demi uang sekitar 15 juta rupiah. Apalagi menyerahkan Tuhan kita, yang datang menjadi Penebus kita.

Yudas adalah tokoh antagonis dalam kitab-kitab Injil, tetapi kita juga harus mawas diri. Sering kali kita salah dalam cara membaca Alkitab. Saat membaca kisah penyerahan Yesus, kita memosisikan diri di pihak murid-murid Yesus yang dengan baik-baik ada di samping Yesus, dan tidak berkhianat pada-Nya. Namun, pernahkah kita sadari, pernahkah kita coba pikirkan, pada hari ini, demi apa kita rela menjual Tuhan kita, iman kita? Demi sedikit ketenangan dalam berteman, demi tidak kehilangan sejumlah kawan, kita malu mengakui kita Kristen di depan umum. Demi sedikit kenyamanan diri, kita tidak mau bangun pagi untuk membaca firman setiap harinya. Demi tambahan sedikit uang setiap bulan, atau pangkat yang lebih tinggi, kita rela menukar agama kita di KTP. Bukankah dengan menilik hal seperti ini kita sama seperti Yudas? Bahkan mungkin jauh lebih parah?

Setiap dari manusia memang berdosa sejak lahirnya. Kecenderungan untuk melawan dan lari dari Allah akan terus ada dalam hidup kita. Maka, marilah kita bertobat, menyerahkan diri dalam pimpinan Tuhan. Kita meminta belas kasihan Tuhan agar hidup kita dikontrol oleh Tuhan dan bukan oleh diri kita yang berdosa. Pimpinan diri oleh diri yang berdosa, hanya akan menghasilkan dosa dan maut. Pimpinan oleh Allah yang suci, akan membuahkan hasil yang berkenan pada Allah itu sendiri. Kiranya Tuhan menolong kita! Amin. (TH)