Apa Benefit Saya?

Devotion

Apa Benefit Saya?

13 October 2025

Zaman sekarang kalau mendapatkan tawaran pekerjaan, kita akan selalu bertanya "Apa benefit-nya?" Bukan saja dalam pekerjaan, bahkan dalam segala sesuatu yang kita lakukan kita akan bertanya apa benefit-nya untuk kita. Kita juga membawa pemikiran ini di dalam gereja: “Kalau ikut acara gereja, apa benefit-nya? Apakah dapat makanan? Apakah ada door prize? Apakah khotbahnya relevan dalam keseharianku?” Bahkan tidak jarang kita akan melihat poster acara gereja menuliskan langsung dengan jelas daftar benefit yang didapatkan. Namun, apakah pemikiran ini sebenarnya sesuai dengan Alkitab atau tidak?

Dalam kisah pemuda kaya yang tercatat pada Matius 19, pemuda tersebut menanyakan apa yang bisa dilakukan untuk mendapatkan hidup yang kekal? Setelah Tuhan Yesus menjawabnya, dia pergi meninggalkan Tuhan Yesus karena dia tidak rela menjual seluruh harta yang sementara untuk menggantikan hidup yang kekal. Cerita ini tidak berhenti sampai di sini saja. Setelah pemuda itu pergi, Simon Petrus menanyakan kepada Tuhan Yesus apa yang akan mereka dapatkan karena sudah meninggalkan semuanya. Ini ibarat dia menanyakan “Apa benefit saya setelah mengikut-Mu, Tuhan Yesus?” Inilah kondisi orang-orang Kristen zaman sekarang. Kita tahu jelas ketika mengikuti Tuhan Yesus, ini karena Tuhan Yesus sudah mati untuk dosa-dosa kita. Tetapi kita masih bertanya apa benefit kita mengikuti Tuhan Yesus.

Ketika Simon menanyakan hal tersebut, Tuhan Yesus menjawab dia bahwa dia akan ikut bersemayam di takhta kemuliaan-Nya untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Dengan kata lain, Simon akan ikut memerintah bersama-sama dengan Tuhan Yesus di sorga. Sebagai warga negara sorga yang memerintah bersama-sama Tuhan Yesus, artinya kita punya kepemilikan terhadap kerajaan sorga. Jikalau kita adalah pemilik kerajaan sorga, bukankah aneh kalau kita bertanya apa upah kita sebagai tuan rumah? Adakah seorang pemilik usaha menanyakan berapa gaji dan benefit kerja yang dia dapatkan? Seorang pemilik pasti tidak memikirkan berapa gaji dan benefit kerja yang didapatkan, melainkan dia akan berusaha mati-matian mengembangkan bisnisnya karena semuanya milik dia. Maka ketika seorang Kristen pelayanan, mengikuti acara gereja, humas, atau penginjilan, dan kita masih bertanya kepada Tuhan apa benefit-nya untuk kita, ini menjadi sesuatu yang sangat aneh. Jangan-jangan sebenarnya kita tidak sadar bahwa kita telah mewarisi takhta kerajaan sorga. Sikap bertanya “apa benefit yang kita dapatkan?” sebenarnya sedang menunjukkan bahwa kita belum menjadi pemilik kerajaan sorga atau kita belum menyadarinya.

Marilah kita sadar sepenuhnya bahwa kita mengikuti Kristus bukan karena kita ingin mendapatkan benefit apa pun yang sementara di dunia ini. Saat pelayanan, mengikuti acara gereja, penginjilan, janganlah lagi bertanya “Apa benefit-nya?” melainkan kita melakukan ini semua karena kita memang adalah tuan rumah di sorga yang kekal. Ingatlah! Ketika kita bertobat, Allah mengadopsi kita, sehingga kita disebut sebagai anak-anak Allah. (SW)