Bacaan: 1 Korintus 14:26 “Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun.”
Ketika kita sedang bosan, apa yang biasa kita lakukan? Kita pasti mencari hiburan. Hiburan yang di mana kita bisa “mengistirahatkan” pikiran kita. Seperti game yang hanya swipe swipe tanpa perlu berpikir terlalu keras. Menonton TV yang setelah kita selesai menonton, mungkin kita tidak terlalu ingat isinya. Intinya hiburan yang ringan dan tidak membuat kita harus berusaha atau berpikir keras. Namun pertanyaannya adalah bagaimana dengan datang beribadah? Sering kali ibadah dianggap sebagai sebuah hiburan. Namun apakah sikap seseorang yang sedang mencari hiburan adalah sikap yang tepat di dalam kita beribadah?
Dalam Bahasa Yunani, worship berarti Latreia. Latreia juga bisa diartikan sebagai kerja atau pelayanan seorang budak, hamba, atau tawanan. Ini artinya, ketika kita datang beribadah, kita tidak datang dengan sikap yang pasif, seperti ketika kita mencari hiburan. Kita datang dengan sikap yang aktif, mau melayani, melakukan sesuatu. Kita datang untuk memuliakan Tuhan dan melayani satu sama lain.
Sikap aktif ini seharusnya membuat kita lebih sungguh-sungguh dan serius ketika masuk ke dalam ibadah. Setiap liturgi dalam ibadah sama pentingnya dan seriusnya. Mulai dari Saat Teduh, Votum, kita harus juga aktif berespons terhadap panggilan Tuhan untuk datang beribadah. Sikap aktif ini bukan sekadar ketika kita membuka suara, seperti saat bernyanyi memuji Tuhan, bacaan Alkitab bertanggapan, atau menaikkan doa syafaat, tetapi juga saat kita diam. Saat kita mendengarkan khotbah, saat kita mendengarkan pengumuman yang ada, saat kita menerima berkat, apakah kita datang dengan hati yang ingin diubahkan oleh firman Tuhan, atau kita datang dengan sikap memilah-milah mana yang berguna untuk saya mana yang tidak?
Mungkin kita sering kali tergoda untuk berpikir “aku tidak mendapatkan apa-apa dari ibadah hari ini”. Apalagi ketika khotbah yang disampaikan cukup sulit atau tidak sesuai dengan interest pribadi kita. Sikap aktif ini seharusnya membuat kita bertanya bukan “apa yang bisa saya dapatkan” melainkan “apa yang bisa atau harus saya lakukan dari ibadah hari ini?” Apakah sikap kita, senyum dan sapaan kita, kesungguhan hati kita, benar-benar memuliakan Tuhan dan dapat membangun saudara seiman kita untuk lebih memuliakan Tuhan? Apakah ketenangan kita mendengarkan khotbah yang sulit untuk menunggu pengajaran dari Tuhan bagi kita? Apakah kita aktif menghadirkan apa yang Tuhan mau di dalam ibadah kita? Mari beribadah dengan aktif dan benar! (EG)