Childlike Faith

Devotion

Childlike Faith

17 November 2025

Aku berkata kepadamu: "Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." (Luk. 18:17)

Berdoa sebelum makan di restoran, warung, atau tempat umum lainnya, rasanya agak malu dan sulit bebas melakukannya. Ada perasaan kurang nyaman bercampur malu ketika kita harus melakukannya. Malu? Risih? Berbeda dengan anak-anak kecil, mereka bisa berdoa dengan begitu berani dan penuh percaya diri. Sesederhana berdoa, "Terima kasih Tuhan aku bisa makan nugget. Terima kasih Tuhan aku bisa main sama temanku." Tetapi kalau orang dewasa diminta memimpin doa di depan umum, kebanyakan akan tersenyum dan mengatakan, "Jangan aku-lah. Malu ah. Aku tidak layak."

Orang dewasa memiliki banyak pertimbangan. Kita yang dewasa hidup di dunia sudah lebih lama. Kita punya pengalaman yang lebih beragam, yang membuat kita lebih berhati-hati dalam melangkah. Mungkin kita pernah jatuh, dan hal tersebut menjadi pengalaman yang kurang enak. Maka berdasarkan pengalaman tersebut, kita menjadi lebih waspada dalam melangkah.

Berbeda dengan anak kecil. Mereka bisa begitu santainya bermain dan melangkah. Mereka belum terlalu mengerti apa itu bahaya. Mereka belum mengerti apa itu panas, maka mereka bisa dengan berani bermain dengan api. Mereka hanya tahu bermain dan melangkah. Toh kalau ternyata ada bahaya yang tidak enak di depan, mereka tinggal perlu menangis dan meminta perlindungan dari kedua orang tua yang mereka percaya sepenuhnya.

Dalam kehidupan kerohanian kita, ketika kita sudah makin dewasa, sering kali kita lupa memiliki trust seperti seorang anak kecil. Kita lupa bergantung kepada Tuhan yang memelihara dan menopang dunia ini dan lebih bersandar kepada kemampuan diri serta pengalaman kita. Atau mungkin kita tetap datang kepada Tuhan dan memohon pimpinan Tuhan, namun sambil mempertanyakan; "Apakah benar begini Tuhan?" "Apakah harus seperti ini Tuhan?" "Bukankah jalan seperti ini juga berbahaya?" Kita meminta pimpinan Tuhan, namun di saat yang sama meragukan pimpinan-Nya. Kita membaca ayat di atas mengatakan bahwa Tuhan meminta kita menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil. Seorang yang dengan iman, sepenuhnya percaya kepada Tuhan di dalam setiap hal yang kita lakukan, percaya Dia Tuhan, Dia Tuhan yang baik, Dia Tuhan yang sempurna.

Ketika kita makin lama menjadi orang Kristen, makin banyak firman yang kita dengarkan, makin kita dewasa secara rohani. Kedewasaan rohani ditandai dengan kebergantungan yang makin dalam kepada Tuhan. Inilah hati seorang anak kecil. Hati yang percaya seutuhnya kepada Tuhan yang menguasai hidup ini, yang tidak takut untuk datang kepada Tuhan, berdoa memohon dan percaya pada pimpinan-Nya. Kedewasaan rohani membuat kita tidak takut untuk melangkah, selama kita yakin bahwa pimpinan itu berasal dari Tuhan. Kiranya Tuhan peliharakan kita agar terus memiliki hati seorang anak kecil yang makin dan terus bergantung kepada Tuhan. (EG)