Credo ut Intelligam – I Believe in order to Understand

Christian Life

Credo ut Intelligam – I Believe in order to Understand

10 March 2025

Augustinus, seorang theolog yang juga dikenal sebagai salah satu bapak gereja yang sangat penting dalam sejarah kekristenan, pernah mengatakan sebuah kalimat, “Credo ut Intelligam” atau saya percaya agar saya dapat mengerti. Bagi orang-orang yang berada di dalam dunia akademik atau penelitian hal ini akan dianggap absurd dan tidak masuk akal. Bagi mereka, percaya akan suatu kebenaran adalah hasil atau akibat dari pengertian akan suatu pembelajaran atau penelitian tertentu. Salah satu yang memengaruhi pemikiran atau epistemologi ini adalah empirisisme. Aliran ini mengajarkan bahwa pengetahuan itu berasal dari pengalaman. Kita mendapatkan pengetahuan atau kebenaran melalui berbagai penelitian dan observasi. Mereka juga menolak adanya pengetahuan bawaan. Bagi mereka semua manusia lahir bagaikan kertas putih atau kosong yang siap diisi dengan berbagai pengetahuan melalui pengalaman dan pembelajaran mereka, atau hal ini dikenal juga dengan istilah tabula rasa.
Hal ini sangat berbeda dengan ajaran Alkitab. Bagi kekristenan, pengetahuan tidak datang melalui observasi atau penelitian, tetapi pengetahuan adalah anugerah Allah yang dinyatakan-Nya melalui wahyu yang Ia berikan baik melalui ciptaan yang bersifat umum maupun firman Tuhan yang bersifat khusus. Observasi atau penelitian hanya merupakan media atau alat yang Tuhan pakai untuk menyatakan kebenaran-Nya. Tanpa Allah yang menganugerahkan kebenaran tersebut, tidak mungkin kita memperoleh pengertian. Maka yang mendasari pengetahuan seharusnya adalah iman kita kepada Allah. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa takut akan Allah adalah permulaan dari pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. Sikap hati dan relasi kita dengan Allah akan menentukan pengetahuan atau pengertian kita. Tanpa adanya iman yang sejati, pengertian atau pengetahuan yang kita peroleh hanyalah pengetahuan yang parsial dan akan menuntun kita kepada respons yang salah. Oleh karena itu iman kita menjadi arah yang menuntun kita bukan hanya untuk mengerti dengan benar tetapi berespons dengan benar juga. Oleh karena itu utamakanlah iman dan sikap hati yang takut akan Allah di saat kita belajar. (SL)