Harapan Di Balik Kesulitan

Devotion

Harapan Di Balik Kesulitan

11 March 2024

Kehidupan orang percaya tidak terlepas dari kesulitan. Selama hidup di dunia ini, Tuhan tidak menjanjikan perjalanan yang mulus untuk seluruh umat pilihan-Nya. Sehingga tidak heran jika setelah kita mengalami kelahiran baru pun, kita tetap mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan yang kita hadapi pun kebanyakan tidak berbeda dengan orang dunia. Kesulitan tersebut dapat berupa kesulitan ekonomi, penderitaan karena iman kita, kesulitan dalam berelasi, dan masih banyak jenis kesulitan lain yang sering kita hadapi. Jadi apa perbedaan hidup orang percaya dengan orang dunia dalam hal ini?

Perbedaan orang percaya dengan orang dunia saat menghadapi kesulitan hidup adalah bagaimana cara berespons terhadap kesulitan tersebut. Orang dunia akan meresponi kesulitan hidup dengan berbagai cara. Ada yang menghadapinya dengan prinsip “tenang saja, badai pasti berlalu”. Orang yang menjalani prinsip ini akan melalui kesulitan dengan sikap yang sangat optimis, tetapi mereka akan mengabaikan perenungan mendalam terhadap makna di balik kesulitan tersebut. Kemudian akan ada orang yang meresponi kesulitan dengan sangat pesimis. Mereka tidak bisa melihat makna yang melampaui kesulitan tersebut. Tidak ada harapan di dalam kehidupan orang-orang seperti itu, sehingga tidak heran ada banyak orang dunia yang berusaha mengakhiri hidupnya untuk menghindari semua kesulitan tersebut. Lalu bagaimana seharusnya kita meresponi semua kesulitan hidup?
Sebagai orang percaya kita harus mengingat bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam kehidupan kita ada di dalam kedaulatan Allah, termasuk kesulitan hidup kita. Di sisi lain, kita pun harus mengingat bahwa Allah kita adalah kasih, Ia mengasihi umat-Nya. Sehingga dengan kedua pemahaman tersebut, kita harusnya meresponi kesulitan hidup dengan hati yang percaya bahwa Allah yang akan menolong kita menghadapi kesulitan tersebut dan ada hal baik yang Allah sedang siapkan bagi kita. Hal baik yang jelas sedang Ia kerjakan adalah sedang membentuk kita menjadi pribadi yang lebih mengenal-Nya dengan benar. Kesulitan itu akan membawa kita makin bergantung kepada Allah dan menyadari pekerjaan-Nya yang besar dalam hidup kita.
Oleh karena itu, mari kita hadapi setiap kesulitan yang ada dengan hati yang diarahkan kepada Allah. Ia sedang membentuk kita melalui kesulitan-kesulitan yang ada. Ia adalah Bapa yang akan memegang erat tangan kita dalam menjalani kehidupan ini, dalam keadaan baik ataupun sulit. Dia sedang membentuk kita, anak-anak-Nya yang terkasih.  (RP)