Kasih Melampaui Diri

Christian Life

Kasih Melampaui Diri

6 October 2025

Kasih adalah kata yang tidak asing bagi kita. Allah memberikan perintah kepada kita untuk saling mengasihi. Sebagai anak-anak Allah, kita harus menjalankannya. Kita diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Sebagai gambar dan rupa Allah yang kasih, kita harus memiliki kasih tersebut. Tetapi perintah ini sangat sulit untuk dikerjakan karena ada banyak tuntutan lain di balik perintah ini, seperti penyangkalan diri.

Ketika mengasihi orang lain, kita harus siap menyangkal diri. Allah menciptakan manusia dengan keunikan masing-masing. Karakter orang lain tidak tentu sesuai dengan karakter kita. Akan sangat mudah jika kita mengasihi orang yang sesuai dengan karakter kita. Sebaliknya, kita akan sulit jika harus mengasihi orang yang karakternya berlawanan dengan kita. Saat itulah kita perlu menyangkal diri untuk tetap mengasihi orang lain. Penyangkalan diri bukanlah hal yang mudah. Kita harus menekan keinginan diri demi yang lain. Kita harus berani melakukan hal-hal yang tidak kita sukai sekali pun. Hal inilah yang membuat kita sulit mengasihi semua orang.

Kesulitan untuk mengasihi orang lain muncul karena pada dasarnya kita adalah manusia berdosa yang hanya mengasihi diri sendiri. Tetapi itu pun bukan kasih karena kasih memerlukan objek di luar diri kita sendiri. Diri adalah tuan yang terus-menerus kita sembah dan pentingkan. Segala sesuatu harus tertuju dan menguntungkan bagi diri.

Kita tidak seharusnya menjadikan penyangkalan diri sebagai alasan untuk tidak mengasihi orang lain. Penyangkalan diri pun adalah perintah yang Allah berikan. Sehingga sebagai orang yang percaya kepada Allah, kita harus menjalankan perintah tersebut. Dan kita harus mengingat bahwa perintah Allah bukanlah hal yang tidak mungkin untuk dikerjakan karena Allah sendiri yang sudah memberikan teladan melalui Yesus Kristus.

Tuhan Yesus adalah pernyataan kasih dan penyangkalan diri terbesar. Tuhan Yesus yang walaupun adalah Allah, Ia tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai sesuatu yang harus dipertahankan. Ia rela menjadi manusia hingga mati di atas kayu salib untuk menebus kita yang berdosa. Tidak ada satu pun dalam diri kita yang dianggap layak untuk menerima penebusan tersebut. Bahkan kita adalah orang yang harusnya dimurkai karena kita merupakan lawan Allah yang terus-menerus mendukakan hati-Nya, tetapi Allah tetap mengasihi kita.

Mari kita meneladani kasih Kristus. Kita adalah orang yang sudah menerima kasih tersebut dan bagian kita untuk meneruskannya bagi yang lain. Biarlah orang lain merasakan kasih Allah dan memuji Allah melalui kehidupan kita. Penyangkalan diri memang bukan hal yang mudah, mintalah kepada Allah agar Ia memampukan kita untuk menyangkal diri demi yang lain bagi kemuliaan nama-Nya. (RP)