Hidup dari tahun ke tahun terus memberikan perubahan pada fisik kita. Dari ukuran yang begitu mungil, sekitar 50 cm, kita bertambah menjadi lebih dari 1 meter. Ukuran lingkaran kepala yang awalnya kecil, sekitar 24 cm, terus berkembang hingga melampaui 50 cm. Kemampuan kita pun berkembang; dari hanya bisa menangis untuk meminta susu, hingga mampu berbicara bahkan mencari sendiri apa yang kita inginkan.
Begitu pun dengan dunia yang kita tempati. Seakan dunia ini terus berkembang dengan kemajuan teknologi. Dulu, kita bepergian hanya dengan kedua kaki, bisa berhari-hari bahkan berbulan-bulan. Namun sekarang, kita dapat melintasi belahan dunia dalam hitungan jam. Jarak yang jauh, yang dulu memisahkan hubungan antarpribadi, kini dapat dipelihara dengan sarana telekomunikasi yang canggih.
Namun, perkembangan yang kita alami bisa menipu kita yang hidup di zaman ini. Kita sering kali merasa telah mencapai puncak pencapaian hanya karena menguasai gadget terbaru, dan merasa lebih ahli dibandingkan orang tua kita. Kita yang memiliki berbagai ilmu juga dapat merasa telah mencapai titik tertinggi dalam hidup.
Meskipun kita telah mengerjakan banyak hal dan mendapatkan banyak pula, sadarkah kita bahwa semua itu bisa sia-sia tanpa makna kekekalan? Ketika segala sesuatu kita maknai hanya sebatas kepuasan dan kenyamanan pribadi, bukankah semua itu sementara? Kebahagiaan kita hari ini bisa lenyap dalam sekejap, dan pencapaian kita mungkin terasa hampa ketika ada yang lebih unggul besoknya.
Lalu, apa makna sejati dalam kehidupan kita yang serba sementara ini? Sebagai pemuda, kita berada di fase kehidupan yang kaya akan tenaga, waktu, dan kemampuan berpikir. Daripada menghabiskan semua aset berharga itu untuk hal-hal yang sementara, mengapa tidak kita gunakan untuk sesuatu yang bersifat kekal? Bukankah kita seharusnya menjadi ciptaan Tuhan yang hidup untuk kemuliaan-Nya?
Atas dasar ini, mari kita berkomitmen untuk hidup bagi Tuhan. Meski banyak godaan kesementaraan di luar sana, mari kita dedikasikan hidup kita bagi Kristus, karena tidak ada yang lebih berharga daripada kekekalan yang ditawarkan Tuhan. (TH)

