Menikmati Ibadah

Devotion

Menikmati Ibadah

3 November 2025

Beribadah secara fisik sudah menjadi suatu kebiasaan bagi orang-orang Kristen sejak ribuan tahun. Akan tetapi sejak pandemi COVID-19, orang-orang mulai "melek" dan memikirkan bahwa ibadah fisik tidak harus menjadi kewajiban. Ibadah fisik bisa dijadikan sebagai opsi yang boleh dipilih, boleh tidak. Ibadah boleh dilakukan secara online. Bukan saja cara beribadah, kerutinan dalam beribadah pun kita relatifkan. Ibadah setiap hari Minggu itu tidaklah harus. Tuhan tidak marah, Tuhan bisa mengerti. Bukankah berelasi dengan Tuhan tidak seharusnya dilakukan secara kaku dan legalis? Jadi ibadah tidak rutin itu tidak apa-apa. Buktinya hidup kita tetap baik-baik saja dan Tuhan tidak menyatakan kemarahan-Nya. Jadi sebenarnya, apakah kita masih perlu beribadah setiap minggu?

Sabat ditetapkan Tuhan agar manusia datang kepada-Nya, beribadah dan bersekutu dengan-Nya, serta menikmati-Nya. Kerinduan kita dalam merayakan Sabat, beribadah kepada Tuhan, merupakan tanda kerinduan kita akan Tuhan. Melalui Sabat kita dilatih dalam dunia ini agar menginginkan Tuhan, merindukan persekutuan dengan-Nya, dan menikmati Tuhan lebih daripada yang lain. Dengan demikian, ibadah setiap minggunya seharusnya membawa kita kepada sukacita yang makin hari makin besar, bukan makin membosankan atau bahkan menjadi beban yang berat dalam kehidupan kita.

Alkitab mengatakan ketika di surga nanti, kita tidak akan berhenti untuk beribadah kepada Tuhan karena inilah kesukaan warga Kerajaan Allah. Bagaimana kita bisa suka akan surga jika kita suka beribadah? Bagaimana kita bisa mengatakan bahwa kita suka dan menginginkan surga jika kita lebih bersukacita ketika kita makin sedikit beribadah, atau makin sedikit kesempatan mendengar firman serta bersekutu dengan Tuhan kita? Apakah surga yang kita maksudkan itu adalah tempat di mana tidak ada Tuhan sehingga absennya ibadah merupakan tujuan atau puncak dari keberadaan kita di sana? Mari kita renungkan sekali lagi, apakah yang kita inginkan dan sukai, serta kenikmatan apa yang selalu kita bayangkan ketika berada di surga nantinya.

Kiranya Tuhan terus menambahkan kerinduan kita akan Tuhan dan sukacita dalam bersekutu dengan-Nya, sehingga melalui kehidupan kita di dunia ini, kita terus dilatih merindukan surga yang sesungguhnya. Perjalanan setiap hari menjadi perjalanan latihan menghidupi dan menikmati surga. Kiranya Tuhan menolong kita! (SW)