Di dalam pengenalan akan jati diri Allah, kaum skolastik memberikan 3 pertanyaan dasar yang harus ditanyakan, yaitu:
(1) Apakah Allah itu? - An sit Deus?
(2) Apa itu hakikat Allah? - Quid sit Deus?
(3) Seperti apakah sifat-sifat Allah? - Qualis sit Deus?
Pertanyaan pertama telah dijawab pada artikel yang sebelumnya, yaitu secara eksistensi Allah, manusia yang terbatas tidak mungkin bisa mendefinisikan Allah yang tidak terbatas (Ayb. 7:11). Akan tetapi kita dapat menjawab pertanyaan kedua dan ketiga dengan catatan, menurut Berkhof, kedua pertanyaan tersebut tidak boleh dipisahkan. Karena sebenarnya kita mengenal hakikat Allah melalui atribut-atribut Allah yang diwahyukan-Nya kepada kita melalui berelasi dengan kita. Akan tetapi dari kalimat tersebut, muncul sebuah pertanyaan baru, yaitu apakah pada akhirnya manusia hanya bisa memiliki pengetahuan yang relatif mengenai Allah dan tidak ada jaminan bahwa pengetahuan kita akan Allah sudah benar?
Walaupun Allah adalah Pribadi yang penuh misteri, namun Ia rela menyatakan diri-Nya kepada umat-Nya agar kita dapat mengenal-Nya dengan benar, bukan sekadar pengetahuan subjektif (Ul. 29:29). Sebagai orang Kristen, kita harus menyadari bahwa kekristenan berbeda dari agama-agama lain. Agama lain mungkin mengklaim menerima wahyu dari allah mereka, tetapi tanpa bukti yang jelas, mereka tidak dapat memastikan apakah wahyu itu benar, sehingga mereka pun tidak benar-benar dapat mengenal allah mereka. Sebaliknya, dalam kekristenan, kita dapat meyakini kebenaran wahyu yang kita terima karena bukan saja Allah telah mewahyukannya, namun juga Anak Allah hadir secara nyata dalam sejarah untuk menggenapi dan membuktikannya. Kristus menjamin bahwa semua kebenaran yang kita terima adalah kebenaran yang sejati.
Dengan demikian, kita dapat menjawab pertanyaan kedua dan ketiga dengan yakin: ketika Alkitab menyatakan bahwa Allah adalah kasih dan adil, kita sungguh mengenal Allah sebagaimana adanya karena kehadiran Kristus menjadi bukti nyata dari sifat-sifat Allah. Melalui penyataan Allah dalam Alkitab dan penggenapannya dalam Kristus, kita benar-benar dapat mengenal hakikat Allah (quid sit Deus) dan sifat-sifat-Nya (qualis sit Deus). (STP)

