Siapa yang tidak suka diberkati? Semua orang suka diberkati. Inilah alasan bagi sebagian besar orang memeluk agamanya erat-erat, yaitu supaya diberkati oleh yang disembahnya. Tidak ada orang yang ketika mereka mencari Tuhan, mereka minta agar dikutuk. Demikian juga dengan orang Kristen. Hari ini pengajaran-pengajaran mengenai Theologi Kemakmuran sangat populer dan diminati. Dengan percaya kepada Tuhan, kita bisa mendapat berkat, hidup lancar, bisa menjadi bos besar yang kaya raya, dan lain sebagainya. Namun apakah ini makna dan tujuan dari kehidupan Kekristenan?
Kekristenan yang ditawarkan dalam Alkitab sangatlah berbeda dengan ajaran kebanyakan gereja yang populer saat ini. Ketika gereja banyak menawarkan berkat kekayaan, kesuburan, kesehatan, Alkitab justru menawarkan menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut Tuhan Yesus (Mat. 16:24; Mrk. 8:34; Luk. 9:23). Inilah yang dimengerti juga oleh orang-orang Kristen di abad mula-mula, Bapa-Bapa gereja, dan sampai hari ini oleh orang-orang Kristen yang sesungguhnya.
Klaim “mengikut Tuhan Yesus akan diberkati” ini sangatlah rancu. Bagi sebagian besar orang, mereka akan melihat berkat itu berupa materi. Namun Alkitab mengatakan berkat sesungguhnya justru adalah hak untuk mengikuti Tuhan Yesus (Flp. 1:21). Apa saja jejak Tuhan Yesus? Tuhan Yesus melayani Allah Bapa ketika Dia di dunia. Dia melepaskan segala hak sorgawi dan turun ke dunia, hidup sederhana, tidak kaya, tidak nikmat, bahkan mati di atas kayu salib demi menggenapi panggilan-Nya sebagai Sang Anak. Jadi apa itu mengikut Tuhan Yesus? Mendapatkan berkat? Benar, tetapi berkat yang berupa hak untuk melepas kenyamanan, berkat berupa penyangkalan diri, sengsara karena mempertahankan iman kepada Kristus, dan hidup sepenuhnya bagi Kristus, serta meneladani Kristus taat kepada kehendak Bapa sampai mati di atas kayu salib. Dunia ini mengenal berkat melalui materi, Kristus menyatakan berkat di dalam ketaatan kepada Bapa. Berkat terbesar bagi manusia adalah boleh mengenal Allah sesungguhnya dan membuat kita berani hidup dan mati bagi penggenapan kehendak Allah. Inilah berkat sesungguhnya.
Mari kita bertanya pada diri kita, maukah kita menerima berkat-berkat ini? Atau pertanyaan yang lebih jauh: Sebenarnya pantaskah kita menerima berkat mengenal Allah? (SW)
”Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.“
Mazmur 119:71 TB