Sistem Kebenaran yang Organik dalam Theologi Sistematika

Christian Life

Sistem Kebenaran yang Organik dalam Theologi Sistematika

3 March 2025

Sebagai pemuda Kristen Reformed, kita dipanggil untuk mengenal Allah dengan sungguh-sungguh. Namun, bagaimana kita bisa mengenal Allah? Apakah kita hanya mengandalkan pengalaman pribadi, pemikiran logis, atau ajaran gereja? Dalam Theologi Reformed, kita diajarkan bahwa satu-satunya sumber utama untuk mengenal Allah adalah Alkitab.
Alkitab bukan hanya sekadar kumpulan doktrin yang terpisah-pisah, tetapi menyajikan sistem kebenaran yang organik—yaitu sistem yang hidup, saling berkaitan, dan membentuk suatu kesatuan yang harmonis. Itulah sebabnya kita memiliki theologi sistematika, yaitu usaha untuk memahami ajaran Alkitab secara tersusun dan menyeluruh. Namun, dalam mempelajari theologi, kita harus selalu tunduk kepada Alkitab, bukan menjadikannya sekadar bahan teori yang kita analisis secara intelektual.
Sistem kebenaran dalam Alkitab tidak berdiri masing-masing. Semua doktrin dalam theologi Kristen berhubungan satu sama lainnya. Misalnya, ketika kita belajar tentang doktrin Allah, kita juga akan memahami doktrin penciptaan, karena Allah adalah Sang Pencipta. Begitu juga, ketika kita mempelajari keselamatan, kita tidak bisa mengabaikan doktrin tentang manusia yang berdosa.
John Frame, seorang theolog Reformed, menekankan pendekatan multi-perspektivalisme, yaitu cara memahami kebenaran dari berbagai sudut pandang yang saling melengkapi. Ini menunjukkan bahwa kebenaran dalam theologi bukanlah kumpulan fakta yang berdiri sendiri, tetapi satu kesatuan yang hidup dan berpusat pada Allah.
Dalam memahami siapa Allah, kita tidak boleh menggunakan pemikiran manusia sebagai standar utama. Sebaliknya, kita harus tunduk kepada Alkitab sebagai satu-satunya sumber otoritatif. Ini berarti bahwa ketika ada sesuatu yang sulit kita pahami—seperti doktrin Tritunggal atau predestinasi—kita tidak boleh menolaknya hanya karena sulit diterima oleh akal kita.
Sikap tunduk ini juga berarti kita tidak boleh membangun sistem theologi berdasarkan pemikiran yang hanya memilih bagian Alkitab yang kita sukai. Kita harus menerima seluruh firman Tuhan sebagai satu kesatuan.
Saat mengalami masalah, kita sering mencari jawaban yang nyaman bagi kita. Namun, sebagai pemuda Kristen, kita harus belajar menundukkan hati kepada firman Tuhan. Ketika menghadapi penderitaan, kita mungkin sulit menerima bahwa Allah mengizinkannya untuk mendewasakan kita (Yak. 1:2-4), tetapi jika kita percaya bahwa firman Tuhan benar, kita akan belajar berserah dan tetap setia karena percaya kepada Allah yang baik.
Sebagai pemuda Kristen Reformed, kita dipanggil untuk belajar theologi dengan tunduk kepada Alkitab. Sistem kebenaran dalam theologi bukanlah kumpulan teori yang terpisah, tetapi suatu sistem yang hidup, teratur, dan saling berhubungan. Ketika kita sungguh-sungguh menundukkan diri kepada firman Tuhan, kita akan makin mengenal Allah dengan benar dan mengalami perubahan dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita berkomitmen untuk tidak hanya belajar teologi secara intelektual, tetapi juga menerapkannya dengan sikap tunduk kepada Allah dan firman-Nya. (TH)