Kita sering kali menjalani kehidupan Kristen dengan tidak sungguh-sungguh. Kita pikir cukup dengan motivasi yang benar dan tidak memedulikan cara, maka kita sudah hidup dengan benar. Misalnya dalam hal ibadah, kita pikir yang penting hati kita sudah benar ingin beribadah kepada Tuhan, tetapi kita datang dengan penampilan yang sembarangan ke gereja. Kita tidak mempersiapkan diri dengan baik ketika ingin beribadah. Kita sering mengatakan yang penting hati, bukan penampilan yang terlihat. Padahal di sisi lain kita bisa berpenampilan sangat mewah ketika menghadiri pesta pernikahan rekan kita. Apakah Tuhan hanya cukup menerima hati kita yang ingin beribadah dan tidak layak diberikan penampilan terbaik kita? Tentu tidak.
Kita sering kali mengabaikan cara kita dalam melakukan sesuatu yang lahir dari motivasi hati kita yang sudah benar. Sudah seharusnya kita tidak boleh mengabaikan kedua hal tersebut. Ketika kita memiliki motivasi untuk menyenangkan Tuhan, tentu kita harus melakukannya dengan cara yang berkenan bagi Tuhan. Kita tidak bisa melakukannya suka-suka kita saja. Sikap hati yang benar saja tidak cukup, melainkan harus juga dengan cara yang benar.
Kisah dalam Alkitab yang bisa kita jadikan teladan dalam memahami hal ini adalah kisah saat bangsa Israel membuat patung lembu emas. Mereka meminta Harun untuk membuat patung tersebut dengan motivasi yang benar, mereka ingin memuliakan Tuhan mereka yang dahsyat. Tetapi Tuhan murka kepada bangsa Israel karena motivasi mereka dijalankan dengan melanggar hukum Tuhan. Ini bukti bahwa Tuhan juga menginginkan cara yang benar untuk menjalankan suatu motivasi yang benar.
Oleh karena itu, mari kita koreksi diri. Apakah kita sudah melakukan melakukan kehendak Tuhan dengan cara yang benar? Ataukah selama ini kita melakukannya dengan cara sembarangan? Biarlah renungan kali ini membuat kita mengevaluasi segala tindakan hidup kita. Tidak hanya hati kita yang benar, melainkan segala sesuatu juga dengan cara yang benar. Jika kita bisa dengan serius memikirkan cara untuk meraih keinginan hati kita dalam hal prestasi atau karir, akankah kita tidak serius memikirkan cara bagaimana menyenangkan hati Tuhan? Biarlah motivasi hati kita yang benar mendorong kita hidup bagi Tuhan dengan cara-cara yang sesuai kehendak Tuhan. (RP)