1. Kebebasan yang liar
Di dalam zaman ini, sebagian besar kesulitan yang kita hadapi tidak muncul dalam wujud seperti penyiksaan fisik yang dialami oleh orang Kristen di zaman dulu. Hari ini, kita menghadapi kebebasan di depan mata, namun kebebasan itu sering kali bersifat semu dan liar. Jika kita sebagai pemuda tidak sanggup mengendalikan diri dan tidak mengikatkan diri kepada Firman Tuhan, mungkin kita tidak dapat tertolong lagi dari arus dosa yang membawa kepada kehancuran. Firman Tuhan harus menjadi dasar dari segala aktivitas kita.
2. Merasa saya independen
Memiliki kebebasan bukan berarti saya independen dan lepas dari apapun juga. Kita tidak pernah bisa hidup tanpa sesama, apalagi tanpa Allah. Kecenderungan untuk ingin merasa independen dan tidak ingin berada di bawah otoritas apapun juga sering kali menjadi penghalang kita untuk hidup bagi Tuhan. Firman Tuhan mengajarkan bahwa memang ada otoritas yang lebih tinggi dari diri kita dan kita perlu menaatinya, yaitu Allah dan Firman-Nya. Demikian juga ketika kita berhadapan dengan dosa, jangan pernah berpikir bahwa kita bisa menang dengan kekuatan kita sendiri. Jika demikian, kita pasti akan kalah dan jatuh semakin dalam.
3. Menganggap dosa sebagai hal yang sepele
Berapa banyak pemuda yang menganggap dosa sebagai hal yang sepele, sehingga terus membuka celah bagi dosa untuk terus masuk. Dosa terus dilakukan sampai pada akhirnya, kita harus menyesal karena akibat dosa dan tidak bisa kembali lagi. Banyak pemuda Kristen yang mengalami kecanduan obat-obatan, seks, game, pornografi, menyimpan kebiasaan-kebiasaan buruk, malas, dan lain-lain. Semua bermula dari "coba-coba", membuka celah sedikit bagi dosa, dan akhirnya jatuh pada lubang yang tidak berdasar. Firman Tuhan mengajarkan agar kita jangan bermain-main dan menyepelekan dosa. Paulus berkata bahwa kita perlu memakai segala perlengkapan senjata terang untuk berhadapan dengannya.
4. Sikap NATO (No Action Talk Only)
No action talk only. Berapa banyak dari kita yang memiliki sikap seperti ini kepada Tuhan? Jangan berpikir bahwa karena Tuhan tidak terlihat, maka kita tidak apa-apa melakukannya. Kegagalan pemuda Kristen banyak disebabkan karena hal ini. Di mulut sudah berkata akan bertobat, akan berubah, akan berusaha, tetapi dalam kenyataannya tidak ada perubahan dan usaha sama sekali. Apa yang menandakan usaha kita? Kita perlu ada kurikulum atau komitmen yang jelas mengenai tahapan menuju goal kita. Tidak ada orang yang bisa mencapai tujuannya jika hanya pasrah mengikuti kebiasaan yang ada (apa yang terjadi terjadilah), terutama dalam hal melawan dosa. Mengapa? Karena tubuh kita adalah tubuh yang sudah berdosa. Jika mau ikut kebiasaan tubuh ini, kita tidak akan menjadi benar. Sebaliknya justru akan menjadi semakin rusak. Maka kita perlu ada komitmen dan rencana yang nyata untuk dijalankan dengan meminta kekuatan dari Tuhan. Orang yang menjadi pengusaha tahu betul akan hal ini. Mengapakah kita tidak bisa melihatnya dalam konteks melawan dosa?
5. Wait.. Later..
"Tunggu nanti sajalah..", "kapan-kapan ya.." Inilah hal yang membuat kita tidak pernah maju. Banyak pemuda yang berpikir bahwa dosa itu bisa menunggu, dosa itu bisa dibereskan nanti. Salah! Dosa ketika tidak dibereskan, ia tidak akan pernah bersifat statis. Dosa akan bertumbuh semakin lama semakin besar dan semakin sulit untuk dibereskan. Dosa harus diselesaikan "immediately", harus dibunuh dan diberantas secepatnya. Dengan kita menunda untuk membereskan dosa, maka kita bukan hanya membiarkan dosa itu berkembang, melainkan kita juga sedang sombong karena berpikir bahwa membereskan dosa itu adalah urusan kita dan kekuatan kita. Padahal tidak ada manusia yang bisa melawan dosa tanpa anugerah Tuhan. Jika nantinya anugerah itu Tuhan tidak mau berikan, maka sampai mati kita tidak akan bisa melawan dosa. Anugerah itu tidak wajib Tuhan berikan, dan Tuhan tahu betul akan hal ini. Mari kita jangan bermain-main dengan anugerah Tuhan. Betapa luar biasanya kengerian oleh karena berhentinya anugerah Tuhan kepada kita.